Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah di Pedagang Padi
sama dengan HPP GKP pada tingkat petani lebih kecil 3.44 persen, 2 frekwensi harga gabah kualitas B-II sama dengan HPP GKP mencapai tujuh kali
24.13 persen, dan 3 frekwensi harga gabah kualitas B sama dengan HPP GKP satu kali 3.44 persen. Harga gabah kualitas B menunjukkan kenaikan pada kurun
kurun waktu tanggal 07 September 2007 sampai tanggal 04 Oktober 2007, tetapi harga gabah kualitas B diatas HPP GKP lebih kecil dari sepuluh persen.
Sumber: Pedagang Padi, Agustus 2007-Oktober 2007, diolah
Gambar 28. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Penggilingan di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedagai, Musim Tanam Kering 2007 Frekwensi harga gabah kualitas B, B-II dan B-III di tingkat penggilingan
dibawah HPP GKP, masing-masing 13.79, 20.68 dan 44.82 persen pada MTK 2007. Harga Gabah Kualitas B, B-II dan B-III diatas HPP GKP di penggilingan,
masing-masing dimulai tanggal 05 September, 06 September dan 12 September 2007, seperti ditunjukkan pada Gambar 28. Transaksi yang dilakukan pada
tanggal 01 September 2007 menghasilkan perbedaan harga tertinggi antara gabah kualitas B-III dengan HPP GKP, dimana HPP GKP lebih tinggi 12.5 persen dari
harga gabah kualitas B-III. Sebaliknya, transaksi tanggal 31 Agustus 2007 sampai 04 September 2007, perbedaan harga gabah kualitas B dari HPP GKP pada
tingkat penggilingan lebih kecil dari dua persen.
Sumber: Pedagang Padi, Februari 2008-April 2008, diolah
Gambar 29. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Petani di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai,
Musim Tanam Hujan 2007 Berbeda dengan transaksi yang dilakukan pada MTK 2007, harga gabah
kualitas B, B-II dan B-III pada tingkat petani pada transaksi yang dilakukan pada MTH dari bulan Februari - April 2010 diatas HPP GKP. Perbedaan diantara harga
gabah kualitas B dengan HPP GKP di tingkat petani terbesar terjadi pada transaksi pada tanggal 14-19 April 2008. Pada tanggal tersebut persentase harga
gabah kualitas B-II terbesar dibandingkan dengan HPP GKP di tingkat petani, seperti ditunjukkan pada Gambar 29.
Bentuk kurva harga gabah kualitas B dengan B-II dan B-III pada tingkat petani sama, slope nya mendatar, yang mengindikasikan bahwa dalam kurun
waktu tertentu tidak ada perubahan harga. Sebagai contoh, transaksi diantara
pedagang dengan petani yang dilakukan pada periode tanggal 4 Maret – 8 Maret 2008, baik bentuk kurva B, B-II dan B-III adalah sama.
Harga Gabah Kualitas B pada tingkat penggilingan lebih tinggi dibandingkan tingkat petani, dengan perbedaan harga mencapai Rp 25 per kg.
Angka ini mengindikasikan bahwa margin kotor yang diterima pedagang padi sebesar Rp 25 per kg. Meskipun terdapat perbedaan harga di tingkat penggilingan
dengan petani, harga gabah kualitas B, B-II dan B-III lebih tinggi dari HPP GKP di tingkat penggilingan. Slope kurva pada periode tanggal 4 Maret-8 Maret, 12
Maret-15 Maret dan 18 Maret-21 Maret 2008 untuk harga gabah kualitas B, B-II dan B-III pada tingkat petani tidak berbeda dengan slope kurva harga gabah
kualitas B, B-II dan B-III di tingkat penggilingan, dimana slope kurvanya sama- sama mendatar.
Sumber: Pedagang Padi, Februari 2008- April 2008, diolah
Gambar 30. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Penggilingani di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedagai, Musim Tanam Hujan 2007
Dari 30 kali transaksi diantara pedagang dengan penggilingan, terdapat tiga kali harga gabah kualitas B mencapai titik tertinggi yaitu Rp 2 750 per kg
pada periode tanggal 14 April – 19 April 2008. Harga gabah kualitas B diatas HPP GKP di tingkat penggilingan cenderung fluktuatif, artinya harga tidak
bersifat tetap naik flex up tetapi naik turun, seperti ditunjukkan pada Gambar 30. Harga Gabah yang bersifat fluktuatif tersebut merupakan karakteristik tanaman
pangan Cremer dan Jansen, 1991
Sumber: Pedagang Padi, September 2008-Oktober 2008, diolah
Gambar 31. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Petani di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai,
Musim Tanam Kering 2008 Dalam Diktum Keenam Inpres No 1 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Perberasan Harga disebutkan bahwa Harga Pembelian Pemerintah terhadap Gabah Kering Panen ditingkat petani dan penggilingan pada MTK 2008 naik menjadi Rp
2 200 dan Rp 2 240 per kg. Kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan pada MTK 2008. Harga gabah kualitas
B, B-II dan B-III baik ditingkat petani dan penggilingan lebih tinggi dibandingkan dengan MTK 2007.
Harga gabah kualitas B, B-II dan B-III pada tingkat petani pada transaksi yang dilakukan pada MTK dari bulan September - Oktober 2008 lebih rendah dari
transaksi yang dilakukan pada MTH 2007. Transaksi antara pedagang dengan petani pada tanggal 3 September 2008 untuk Gabah Kualitas B yaitu Rp 2 350 per
kg. Jika harga tersebut dibandingkan dengan harga tertinggi Gabah kualitas B pada periode tanggal 14 April-19 April 2008 maka terdapat perbedaan harga
sebesar Rp 400 per kg. Perbedaan harga beli pedagang terhadap gabah kualitas B dengan B-II yaitu Rp 50 per kg pada tanggal 3, 27 dan 28 September 2008,
sedangkan transaksi pada hari lainnya tidak ada perbedaan harga antara gabah kualitas B dengan B-II. Perbedaan diantara harga gabah kualitas B dan B-II
dengan HPP GKP di tingkat petani terbesar terjadi pada transaksi pada tanggal 25 September 2008, sebesar 21.59 persen, sedangkan terendah pada tanggal 3
September 2008, pada Gambar 31. Slope kurva harga gabah kualitas B dengan B-II dan B-III pada tingkat
petani mendatar. Sebagai contoh, slope kurva pada transaksi diantara pedagang dengan petani yang dilakukan pada periode tanggal 5 September – 7 September,
10 September-12 September, 15-16 September, 18-24 September, dan 27-28 September 2008 adalah datar artinya pada periode tersebut tidak ada perubahan
harga dari ke tiga spesifikasi gabah kualitas B, seperti ditunjukkan pada Gambar 31.
Harga gabah kualitas B pada tingkat penggilingan lebih tinggi dibandingkan tingkat petani, dengan perbedaan harga mencapai Rp 50 per kg.
Angka ini mengindikasikan bahwa margin kotor yang diterima pedagang padi pada MTK 2008 lebih besar dari MTH 2007. Meskipun perbedaan harga di
tingkat penggilingan dibandingkan petani sebesar angka diatas, harga gabah Kualitas B, B-II dan B-III masih lebih tinggi dari HPP GKP di tingkat
penggilingan. Bentuk kurva pada transaksi diantara pedagang dengan penggilingan yang dilakukan pada periode tanggal 5 September-7 September, 10
September-12 September, 15-16 September, 18-24 September, dan 27-28 September 2008 adalah mendatar artinya pada periode tersebut tidak ada
perubahan harga ke tiga spesifikasi gabah kualitas B, pada Gambar 32.
Sumber: Pedagang Padi September 2008-Oktober 2008, diolah
Gambar 32. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Penggilingani di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedag, Musim Tanam Kering 2008
Dari 26 kali transaksi diantara pedagang dengan penggilingan, terdapat satu kali harga gabah kualitas B mencapai titik tertinggi yaitu Rp 2 725 per kg
pada tanggal 25 September 2008, yang mengindikasikan bahwa terjadi kenaikan
harga sebelum tanggal tersebut dan penurunan harga sesudahnya. Meskipun harga Gabah kualitas B pada MTK 2008 lebih rendah dari MTH 2007, harga gabah
kualitas B masih diatas HPP GKP di tingkat penggilingan. Perubahan Inpres No 1 Tahun 2008 ke No 8 Tahun 2008 tentang
Kebijakan Perberasan yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2009 menyebabkan Harga Pembelian Pemerintah terhadap Gabah Kering Panen
ditingkat petani dan penggilingan pada MTK 2008 naik menjadi Rp 2 400 dan Rp 2 440 per kg. Kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan harga gabah di tingkat
petani dan penggilingan pada MTH 2008. Harga gabah kualitas B, B-II dan B-III baik ditingkat petani dan penggilingan lebih tinggi dibandingkan dengan MTH
2007. Harga gabah kualitas B, B-II dan B-III pada tingkat petani yang dilakukan
pada tanggal 13 Februari 2009 - 23 April 2009 lebih tinggi dari tanggal 28 Februari-21 April 2008. Transaksi diantara pedagang dengan petani dari tanggal
16 Maret-18 Maret 2009 merupakan Harga Gabah Kualitas B, B-II dan B-III tertinggi, yaitu masing-masing sebesar Rp 2 875, Rp 2 875 dan Rp 2 825 per kg,
pada Gambar 33. Jika harga tersebut dibandingkan dengan harga tertinggi gabah kualitas B pada periode tanggal 14 April-19 April 2008 terdapat perbedaan harga
masing-masing sebesar Rp 150, Rp 150 dan Rp 125 per kg untuk gabah kualitas B, B-II dan B-III. Jika dibandingkan dengan harga tertinggi pada tanggal 25
September 2008, maka perbedaan harga semakin meningkat, masing-masing sebesar Rp 200, Rp 200 dan Rp 250 per kg.
Bentuk kurva harga gabah kualitas B, B-II dan B-III pada tingkat petani sama, dimana slope kurva harga gabah kualitas B yang datar maka slope kurva
gabah kualitas B-II dan B-III juga mendatar. Sebagai contoh, slope kurva pada transaksi diantara pedagang dengan petani yang dilakukan pada periode tanggal
13 Maret – 18 Maret, dan 25 Maret-23 April 2009 adalah mendatar. Transaksi yang dilakukan pada tanggal 13 Maret – 18 Maret 2009, harga gabah Kualitas B,
B-II dan B-III lebih tinggi dari HPP GKP di petani, masing-masing sebesar 19.79, 19.79 dan 17.71 persen.
Sumber: Pedagang Padi, Februari 2009-April 2009, diolah
Gambar 33. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Petani di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai,
Musim Tanam Hujan 2008 Harga pada tingkat penggilingan lebih tinggi dibandingkan tingkat petani,
dengan perbedaan harga mencapai Rp 25 per kg. Angka ini mengindikasikan bahwa margin kotor yang diterima pedagang padi pada MTH 2008 lebih kecil dari
MTK 2008. Transaksi yang dilakukan pada tanggal 13 Maret – 18 Maret 2009, harga gabah kualitas B, B-II dan B-III lebih tinggi dari HPP GKP di petani,
masing-masing sebesar 18.85, 18.85 dan 16.80 persen. Slope kurva transaksi
diantara pedagang dengan penggilingan yang dilakukan pada periode tanggal 16 Maret – 18 Maret 2009 adalah mendatar artinya pada periode tersebut tidak ada
perubahan harga ke tiga spesifikasi gabah kualitas B, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 34.
Sumber: Pedagang Padi, Februari 2009-April 2009, diolah
Gambar 34. Perbedaan Harga Gabah Kualitas B dengan HPP GKP Penggilingani di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedagai, Musim Tanam Hujan 2008
Dari 30 kali transaksi diantara pedagang dengan penggilingan, terdapat tiga kali harga gabah kualitas B mencapai titik tertinggi yaitu Rp 2 900 per kg
pada tanggal 16 Maret-18 Maret 2009, yang mengindikasikan bahwa terjadi kenaikan harga sebelum tanggal tersebut dan penurunan harga sesudahnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan harga gabah petani lebih tinggi dari HPP GKP menurut PPL: 1 terdapat banyak pedagang padi yang langsung membeli gabah
pada tingkat usahatani, 2 adanya persaingan harga diantara pedagang padi, 3
permintaan gabah meningkat, 4 kualitas gabah petani baik, dan 5 petani menjual gabah kepada pihak swasta.
Pada tingkat pedagang padi, pengelompokan kualitas Gabah Kering Giling GKG yaitu: 1 kualitas gabah KR yaitu kondisi gabah kering, dengan tingkat
kadar air yang rendah, 2 kualitas gabah KR-II yaitu kondisi Gabah Kering, dengan tingkat kadar air lebih tinggi dari KR, dan 3 kualitas gabah KR II Saga
yaitu sisa hasil padikering dari kualitas gabah B-III yang dibiarkan hingga lama. Dalam kurun waktu tahun bulan April 2007- Mei 2009, jumlah transaksi
antara pedagang dengan penggilingan gabah untuk gabah kualitas KR dan KR2 lebih rendah dibandingkan dengan gabah kualitas B, dimana jumlah transaksi
pada kurun waktu diatas hanya 32 kali. Angka ini mengindikasikan bahwa keputusan petani padi di kecamatan Sei Rampah lebih memilih menjual gabah
dalam bentuk Gabah Kering Panen. Transaksi gabah kualitas B pada tahun 2007 berlangsung sampai bulan
Oktober 2007 sebaliknya transaksi gabah kualitas KR berlangsung sampai dengan bulan Desember 2007, pada Gambar 35. Masa transaksi yang lebih panjang pada
gabah kualitas KR karena gabah hasil panen dilakukan kegiatan pascapanen seperti penjemuran, sehingga kadar air gabah lebih rendah dan dapat disimpan
lebih lama. Sebaliknya gabah kualitas B, tidak dilakukan kegiatan pascapanen. Harga gabah kualitas B pada transaksi antara pedagang dengan
penggilingan pada tanggal 4 Oktober 2007 yaitu Rp 2 100 per kg, sedangkan harga gabah kualitas KR sebesar Rp 2 800 per kg, terdapat perbedaan harga
sebesar Rp 700 per kg. Angka ini mengindikasikan bahwa menjual gabah dalam bentuk kualitas KR lebih menguntungkan, tetapi petani memiliki kendala menjual
gabah dalam bentuk gabah kualitas KR. Kendala yang dihadapi petani seperti keterbatasan tempat pengeringan padi dan penyimpanan padi.
Sumber: Pedagang Padi, April 2007-April 2009, diolah
Gambar 35. Perbedaan Harga Gabah Kualitas KR dengan HPP GKG Penggilingan di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang
Bedagai, Musim Tanam Hujan 2008 Dari 32 kali transaksi diantara pedagang dengan penggilingan, terdapat
satu kali harga Gabah Kualitas KR dan KR2 mencapai titik tertinggi yaitu Rp 3 700 per kg pada tanggal 11 Mei 2009, yang mengindikasikan adanya kenaikan
harga sebelum tanggal tersebut dan penurunan harga sesudahnya. Meskipun
harga Gabah Kualitas KR dan KR2 tertinggi pada tanggal tersebut, harga Gabah KR dan KR2 diatas Harga Pembelian Pemerintah terhadap Gabah Kering Giling
HPGKG sebesar 23.33 dan 20.00 persen, lebih rendah dari transaksi tanggal 17 April 2008, yaitu 33.98 dan 28.16 persen diatas HPGKG.