Lokasi Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data

dan PPL. Responden diberi kesempatan menjawab setiap pertanyaan dalam lembar questioner. Peneliti dibantu PPL untuk memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan yang kurang dimengerti oleh kontak tani. Disamping Kontak Tani, kepada PPL juga diberikan pertanyaan tertulis tentang kebijakan perberasan.

4.3 Spesifikasi Model

Pada bagian ini dirumuskan persamaan-persamaan yang spesifik dari peubah-peubah penjelas explanatory variabel yang digunakan dalam model kebijakan perberasan. Persamaan struktural yang terkait peningkatan produktivitas dan produksi padi yaitu areal panen padi dan produktivitas padi, harga pupuk NPK, sedangkan produksi padi menjadi persamaan identitas. Persamaan struktural yang terkait peningkatan kualitas hasil yaitu kadar air gabah kering panen. Persamaan struktural terkait peningkatan ketahanan pangan, yaitu penyaluran beras Bulog, penyaluran beras raskin, penyaluran beras pemerintah, dan jumlah impor beras, sedangkan persamaan identitas terdiri dari jumlah ketersediaan beras domestik, jumlah beras untuk benih dan susut, persediaan akhir beras Bulog, persediaan akhir beras pemerintah dan surplus beras. Persamaan struktural terkait dengan tujuan kebijakan stabilisasi ekonomi yaitu persamaan harga beras di pengecer, sedangkan persamaan nilai tukar petani padi dan penerimaan petani untuk tujuan kebijakan peningkatan pendapatan petani. Hubungan persamaan sruktural digambarkan melalui Gambar 24. Pada Gambar 24 ditunjukkan hubungan variabel eksogen dengan variabel endogen. Jumlah variabel endogen 26 dengan 12 lag variabel endogen. Kotak empat persegi panjang adalah variabel endogen, kotak bentuk trapesium variabel eksogen, sedangkan lingkaran bentuk oval adalah lag variabel endogen.

4.3. 1 Luas Areal Panen

Instrumen kebijakan perberasan seperti: 1 mendorong dan memfasilitasi penggunaan pupuk berimbang dalam usahatani padi, 2 memfasilitasi pengurangan penurunan luas lahan irigasi teknis, 3 memfasilitasi rehabilitasi lahan dan penghijauan daerah tangkapan air dan rehabilitasi jaringan irigasi utama, dan 4 dukungan kebijakan harga pembelian pemerintah terhadap gabah dan beras diharapkan akan mendorong peningkatan luas areal panen padi. Kenaikan luas areal panen menyebabkan produktifitas dan produksi padi naik, sehingga tujuan kebijakan perberasan tercapai. Dengan demikian luas areal panen padi dimasukkan sebagai variabel endogen. Instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan kebijakan perberasan yang dimasukkan dalam persamaan areal panen padi yaitu harga pembelian pemerintah terhadap gabah kering panen. Kendala yang dihadapi petani dalam meningkatkan luas areal panen padi antara lain curah hujan dan rata-rata hari hujan. Persamaan areal panen padi merupakan fungsi dari rasio harga Gabah Kering Panen HGKP dengan harga pupuk NPK HPNP, harga jagung produsen, curah hujan rata-rata, nilai tukar petani padi dan luas areal panen bulan lalu. Persamaan struktural areal panen padi dirumuskan: LAPT t = a + a 1 RGPN t + a 2 HJRTR t + a 3 CHIT t + a 4 NTPP t + a 5 LAPT t -1 + u 1 .... 91 dimana: LAPT t : Luas Areal Panen 000 ha RGPN t : Rasio HGKP dengan HPNP RpKg CHIT t : Rata- rata Curah Hujan Indonesia mmbulan NTPP t : Nilai Tukar Petani Padi HJRTt : Harga Jagung Tingkat Petani Rpkg LAPT t -1 : Lag Luas Areal Panen 000 ha tanda dan besaran parameter yang diharapkan: a 2 ; a 1 , a 3 , a 4 dan 0 a 5 1

4.3.2 Produktivitas Padi

Peningkatan produktivitas padi nasional merupakan tujuan kebijakan perberasan nasional. Instrumen kebijakan untuk meningkatkan produktivitas padi antara lain penggunaan benih padi unggul bersertifikat, penggunaan pupuk berimbang, dan pengurangan kehilangan pasca panen padi. Kendala yang dihadapi untuk mencapai tujuan kebijakan perberasan yaitu teknologi. Dampak teknologi diharapkan meningkatkan produktivitas padi. Persamaan struktural produktivitas padi merupakan fungsi harga pupuk bersubsidi NPK, trend teknologi dan produktivitas padi Indonesia bulan lalu. YPIT t = b o + b 1 HPNPR t + b 2 T + b 3 YPIT t- 1 + u 2 ……………............... . 92 dimana : YPIT t : Produktifitas Padi tonha HPUTt : Harga Pupuk Urea Bersubsidi RpKg HPNPt : Harga Pupuk NPK Bersubsidi RpKg T : Trend Teknologi YPIT t- 1 : Lag Produktifitas Padi tonha tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan: B 2 0 ; b 1 dan 0 b 3 1

4.3. 3 Produksi Padi

Peningkatan produksi padi nasional merupakan tujuan kebijakan perberasan nasional, sehingga dimasukkan sebagai variabel endogen. Model penyesuaian Nerlove dalam Maulana 1998 diperoleh bahwa total produksi diperoleh dari perkalian antara luas areal dengan produktifitas. Peningkatan produksi padi nasional padi diharapkan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Persamaan identitas produksi padi nasional QPIT = LAPT x YPIT .............................................................................................. 93 dimana : QPIT : Produksi Padi 000 ton LAPT : Luas Areal Panen 000 ha YPIT : Produktifitas Padi tonha

4.3.4 Produksi Beras Nasional

Produksi beras merupakan tujuan kebijakan perberasan, karena itu dimasukkan sebagai variabel endogen. Produksi beras adalah perkalian antara produksi padi dengan suatu angka konversi k yang nilainya berkisar antara 0.60- 0.65 Hutauruk, 1996; Maulana, 1998; Sitepu, 2002; Hutauruk dan Sembiring, 2002; Ritonga, 2004; Sugiyono, 2005, Sembiring, 2007; Sembiring et al, 2008 dan Kusumaningrum, 2008. Persamaan identitas produksi beras nasional QBIT : Fk x QPIT ............................................................................. 94 Dimana : QBIT : Produksi Beras 000 ton Fk : Angka Konversi 0.63 QPIT : Produksi Padi 000 ton

4.3. 5 Beras untuk BenihSusut

Jumlah beras untuk benih, susut dan penggunaan lainnya diasumsikan merupakan suatu proporsi tertentu Fp dari jumlah produksi beras nasional. QBLD = Fp x QBIT ......................................................................... 95 dimana: QBIT : Produksi Beras 000 ton QBLD : Beras untuk benih dan susut 000 ton Fp : Angka konversi sebesar 0.10

4.3. 6 Persediaan Beras Masyarakat

Definisi ketahanan pangan menurut Undang-Undang No 7 tahun 1996 tentang Pangan pada Pasal 1 Ayat 17 disebutkan bahwa :’ ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau’ Undang- Undang No 7 Tahun 1996. Salah satu tujuan kebijakan perberasan dalam Inpres yang dikeluarkan pada periode waktu 2005-2009 yaitu meningkatkan ketahanan pangan. Pasal 46 huruf a UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, disebutkan dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 Ketahanan Pangan, pemerintah menyelenggarakan, membina dan atau mengkordinasikan segala upaya atau kegiatan untuk mewujudkan cadangan pangan nasional. Selanjutnya Pasal 47 ayat 1 disebutkan bahwa cadangan pangan nasional adalah cadangan pangan pemerintah dan masyarakat. Cadangan pangan pemerintah ditetapkan secara berkala dengan memperhitungkan tingkat kebutuhan nyata pangan masyarakat dan ketersediaan pangan, serta mengantisipasi terjadinya kekurangan pangan dan atau keadaan darurat. Penjelasan Pasal 47 ayat 1 huruf a disebutkan dengan Cadangan pangan pemerintah merupakan cadangan pangan yang dikelola atau dikuasai pemerintah. Pada huruf b yang dimaksud dengan cadangan pangan masyarakat adalah cadangan pangan yang dikelola atau dikuasai oleh masyarakat, termasuk petani, koperasi, pedagang, dan industri rumah tangga. Peraturan Pemerintah RI Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan pada pasal 1 ayat 3 menyebutkan bahwa ketersediaan pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri danatau sumber lain. Ayat 4, cadangan pangan nasional adalah persediaan pangan di seluruh wilayah untuk konsumsi manusia, bahan baku industri, dan untuk menghadapi keadaan darurat.