1.7. Batasan dan Asumsi
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini bersifat umum dalam arti berlaku di setiap unit pengelolaan hutan tanaman kayu putih di Indonesia,
khususnya P. Jawa. Sehubungan faktor eksternal yang dihadapi cukup kompleks, maka cakupan penelitian ini dibatasi bahwa model yang dihasilkan hanya berlaku
untuk areal penelitian, namun dapat pula diterapkan pada areal hutan tanaman kayu putih lain yang memiliki kondisi tempat tumbuh dan karakteristik tegakan
yang sama dengan lokasi penelitian.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tegakan Hutan Tanaman Seumur dan Sejenis
Tegakan hutan dapat dipandang sebagai suatu unit analisis apabila tegakan hutan adalah suatu unit hutan yang keadaannya seragam, baik seragam dalam
umur, jenis, struktur maupun kualitas tempat tumbuhnya, sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat dibedakan dengan unuit hutan lainnya Daniel et
al., 1979. Tegakan hutan tanaman yang sejenis dan seumur adalah keadaan hutan
paling sederhana dan mudah dikenali. Karena pertimbangan kemudahan teknis dan admiunistrasi pengelolaan, umumnya tegakan hutan tanaman yang sejenis dan
seumur diusahakan pada tempat tumbuh tanah yang mempunyai kualitas relatif seragam. Adanya istilah umur mengindikasikan bahwa tegakan bersifat dinamis.
Kedinamisan sistem tegakan hutan selama pengusahaan ditunjukan dengan perkembangan struktur tegakan yang disebabkan proses pertumbuhan dan
perlakuan silvikultur terhadap pohon-pohonnya. Pertumbuhan pohon-pohon didalam tegakan sangat dipengaruhi oleh respon jenis terhadap kerapatan tegakan,
iklim dan tanah tempat tumbuhnya Daniel et al., 1979. Dalam pustaka-pustaka kehutanan keadaan hutan suatu saat sering
digambarkan sebagai struktur tegakan hutan. Umumnya hal ini dinyatakan dalam bentuk daftar frekuensi dari salah satu atau beberapa ciri pohon. Ciri-ciri pohon
yang sering digunakan adalah yang mudah diukur dan berguna dalam kegiatan perencanaan hutan. Ciri-ciri pohon yang bersifat demikian adalah diameter dan
tinggi pohon. Sehubungan dengan digunakannya kedua peubah tersebut maka pohon-pohon di dalam tegakan hutan tanaman yang sejenis dan seumur dapat
dipandang sebagai populasi peubah ganda atau bivariate Schreuder dan Hafley, 1977.
2.2. Pertumbuhan dan Hasil Tegakan
Dalam kegiatan pengelolaan hutan dibedakan pengertian pertumbuhan tegakan dan hasil tegakan. Perbedaan pertumbuhan dan hasil adalah
konsepsinya, yaitu produksi biologis untuk pertumbuhan dan pemanenan untuk