Iklim. Keadaan Fisik 1. Letak dan Luas
f. Tipe Iklim F, Kering = 167,0 Q 300,0
g. Tipe Iklim G, Sangat Kering = 300,0 Q 700,0
h. Tipe Iklim H, Luar Biasa kering = Q 700,0 Bersadarkan data curah hujan selama 10 tahun terakhir di lokasi penelitian
yang diwakili stasiun pencatat curah hujan Dinas Pengairan Pulung diketahui bahwa:
a. Jumlah Bulan Kering BK : 44 bulan
b. Jumlah Bulan Basah BB : 70 bulan
maka besarnya nilai Q adalah : Q = 44 70 x 100 = 62,9
Berdasarkan nilai Q tersebut maka menurut Schmidt dan Ferguson tipe iklim di wilayah BKPH Sukun adalah iklim D Sedang dengan curah hujan rata-rata 2016
mmtahun dan jumlah hari hujan rata-rata 97 hari hujantahun. Ditinjau dari tipe iklim ternyata BKPH Sukun memiliki tipe iklim umumnya
daerah Jawa. Oleh karena itu dalam penyusunan perencanaan hutan perlu memperhatikan faktor iklim wilayah tersebut. Data mengenai curah hujan sangat
penting antara lain untuk merencanakan waktu tanam dan pemungutan daun kayu putih. Di wilayah terdapat curah hujan yang sangat sedikit dan kering pada bulan-
bulan tertentu Juni sd Oktober maka perencanaan penanaman yang matang sangat diperlukan. Di lain pihak, banyaknya curah hujan pada bulan-bulan
tertentu Nopember sd Mei perencanaan pemungutan daun kayu putih mutlak diperlukan karena selain transportasi dan tenaga pemungut sulit, pada musim
hujan rendemen minyak kayu putih lebih rendah.
4.3. Keadaan Sosial Ekonomi 4.3.1. Kependudukan
Jumlah penduduk berdasarkan golongan dewasa dan anak-anak serta jenis kelamin di 4 kecamatan yang mengelilingi wilayah BKPH Sukun dapat dilihat
pada Tabel 8. Dari gambaran tabel tersebut diketahui bahwa rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan berimbang, sedangkan jumlah penduduk dewasa 76,9
dan anak-anak 24,1 . Komposisi penduduk demikian akan lebih
menguntungkan karena umumnya tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga kerja dewasa. Jumlah penduduk perempuan yang cukup besar akan
menguntungkan perusahaan karena cocok untuk digunakan sebagai tenaga pungut daun kayu putih. Sedangkan Tingkat kepadatan, jumlah kepala keluarga
penduduk rata-rata disekeliling BKPH Sukun pada Tahun 2009 berturut-turut 924 orangkm
2
dan 11.444 kk BPS dan Bappeda, 2010. Tabel 8.
Kondisi penduduk berdasarkan dewasa dan anak-anak serta jenis kelamin.
No. Kecamatan
Dewasa Anak-anak
Jumlah Jumlah
L P
L P
L P
L+P 1.
Siman 16.605
16.724 4.717
4.446 21.322
21.190 42.512
2. Jenangan
20.242 21.052
5.751 5.628
25.993 26.680
52.673 3.
Mlarak 15.934
13.538 4.526
3.595 20.460
17.133 37.493
4. Pulung
18.613 19.467
5.288 5.205
23.901 24.672
48.573 Jumlah
71.394 70.781
20.282 18.894
91.676 89.675
171.251
Sumber: Diolah dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo Tahun 2010
Angkatan kerja merupakan unsur penting dalam pembangunan wilayah, termasuk di dalamnya pembangunan kehutanan. Ketersediaan tenaga kerja dapat
berdampak positif maupun negatif tergantung kondisi saat itu. Akan memberi nilai positif apabila jumlah tenaga kerja yang tersedia dapat terserap oleh lapangan
kerja yang tersedia. Sebaliknya apabila tenaga kerja yang tersedia tidak diimbangi lapangan kerja yang cukup akan menimbulkan pengangguran yang
mengakibatkan tekanan terhadap sumber daya hutan semakin besar. Angkatan kerja yang dimaksud adalah penduduk yang berumur 15 sd 59
tahun, selanjutnya digolongkan menjadi tiga, yaitu: angkatan kerja muda 15 - 24 tahun; angkatan kerja produktif 25 - 49 tahun; dan ankatan kerja tua 50 - 59
tahun. Jumlah penduduk dewasa dan anak-anak di 4 kecamatan sekitar BKPH Sukun sebagai berikut dewasa 142.175 jiwa dan anak-anak 39.176 jiwa.