Rendemen Kadar Sineol Bobot Jenis Indeks Bias

Adapun cara untuk memperoleh data hasil rendemen, kualitas minyak dan beberapa sifat minyak menggunakan metode seperti yang tercantum pada Tabel 6 . Masing-masing metode diuraikan secara singkat sebagai berikut:

3.3.2.4.1. Rendemen

Rendemen diukur didasarkan pada berat minyak hasil destilasi daun kayu putih dan ranting dengan diameter ≤ 0,5 mm dan telah dikeringudarakan selama 2 minggu. Cara destilasi pada pengujian ini adalah pengkukusan water steam distillation selama 4 jam dengan suhu didih air dan tekanan ± 1 atm. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut DSN, 1995, Perum Perhutani, 2008: R = x 100 Dimana : R = Kadar minyak rendemen Vmkp = Volume minyak yang diperoleh = Bobot jenis = Berat contoh daun kayu putih

3.3.2.4.2. Kadar Sineol

Metode ini disebut juga dengan metode basah atau konvensional karena saat ini umumnya untuk menguji kadar minyak sudah menggunakan metode Gas Chromathography GC yang lebih akurat hasilnya. Prosedur kerja metode basah adalah sebagai berikut: minyak kayu putih dimasukan ke dalam labu Casia dengan menggunakan pipet volume sebanyak 5 ml kemudian ditambahkan larutan resorcinol 50, selanjutnya dikocok sampai homogen selama 1-2 menit. Biarkan larutan tersebut selama 24 jam dan baca skala minyak kayu putih yang tidak larut, dengan cara formula di bawah ini Perum Perhutani, 2008: Kadar Sineol = x 100 Dimana : mkp = Berat contoh minyak kayu putih x = Minyak kayu putih yang tidak terikat resorcinol

3.3.2.4.3. Bobot Jenis

Metode ini didasarkan pada perbandingan antara berat minyak pada suhu yang telah ditentukan dengan berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak pada suhu tersebut. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut DSN, 1995: = Dimana : Ρ = Bobot jenis M = masa gram, piknometer kosong m1= masa gram, piknometer berisi air pada suhu 20 ℃ m2= masa gram, piknometer berisi contoh minyak kayu putih pada suhu 20 ℃

3.3.2.4.4. Indeks Bias

Metode ini didasarkan pada pengukuran langsung sudut bias minyak yang dipertahankan pada kondisi suhu tetap DSN, 1995. = 1 + 0,0004 t 1 –t Dimana : 1 = pembacaan yang dilakukan pada suhu pengerjaan t 1 0,0004 = faktor koreksi untuk indeks bias minyak kayu putih

3.3.2.4.5. Penentuan Putaran Optik

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TUMBUH DAN KONSENTRASI LARUTAN GIBBERELLIN ACID (GA3) TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi L.) UMUR 3 BULAN

0 5 1

PENGARUH KONSENTRASI HORMON GIBBERELLIN (GA3) DAN KOMPOSISI MEDIA TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi Linn)

0 7 1

Laju aliran dan erosi permukaan di lahan hutan tanaman kayu putih (melaleuca cajuputi roxb) dengan berbagai tindakan konservasi tanah dan air (studi kasus rph sukun, bkph sukun, kph madiun perum perhutani unit II Jawa Timur)

4 15 63

EFEK ANALGETIKA EKSTRAK ETANOLDAUN KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron L) EFEK ANALGETIKA EKSTRAK ETANOL DAUN KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron L) PADA MENCIT JANTAN.

0 1 22

EFEK ANALGETIKA EKSTRAK ETANOLDAUN KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron L) EFEK ANALGETIKA EKSTRAK ETANOL DAUN KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron L) PADA MENCIT JANTAN.

1 7 101

Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk ZA terhadap Pertumbuhan Tanaman Kayu Putih (Melaleuca cajuputi) di Kawasan Hutan Produksi RPH Sumberklampok Kecamatan Grokgak Kabupaten Buleleng.

0 0 9

FORDA - Jurnal

0 0 6

The Optimum Dose of Nitrogen, Phosporus, and Potassium to Improve Soybean (Glycine max (L) Merr) Productivity on Kayu Putih (Melaleuca cajuputi) Stands | Jati | Ilmu Pertanian (Agricultural Science) 17991 61572 1 PB

0 0 8

KAJIAN SIFAT FISIK TANAH PADA BERBAGAI UMUR TANAMAN KAYU PUTIH ( Melaleuca cajuputi) DI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA PT BUKIT ASAM (PERSERO)

2 4 8

PENDUGAAN POTENSI PRODUKSI HHBK KAYU PUTIH ( Melaleuca cajuputi ) DI BKPH RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA (POTENTIAL PRODUCATION ESTIMATION 0F CAJUPUT NON TIMBER FOREST PRODUCT (Melaleuca cajuputi) IN BKPH RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA) - Repository UNRAM

0 0 11