hasil. Selanjutnya menurut Davis dan Johnson 1987, pertumbuhan tegakan adalah perubahan dimensi tegakan yang terjadi selama periode waktu tertentu.
Hasil tegakan adalah banyaknya dimensi tegakan yang dapat dipanen dan dikeluarkan dalam waktu tertentu atau jumlah kumulatif dalam waktu tertentu.
Pengelolaan hutan berada pada keadaan kelestarian hasil, apabila besarnya hasil sama dengan pertumbuhannya dan berlangsung terus menerus. Secara umum
dapat dikatakan bahwa jumlah maksimum hasil yang dapat diperoleh dari hutan pada suatu waktu tertentu adalah jumlah kumulatif pertumbuhan sampai waktu
itu, sedangkan jumlah maksimum hasil yang dapat dikeluarkan secara terus menerus setiap periode sama dengan pertumbuhan dalam periode waktu tersebut.
Sedangkan menurut Manan 1976, pertumbuhan adalah pertambahan ukuran secara perlahan-lahan dari organisme, populasi atau obyek selama kurun
waktu tertentu. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan perbedaan ukuran pada akhir dan awal, pertumbuhan juga merupakan ekspresi ekologi, dimana
pertumbuhan pohon dipengaruhi kemampuan genetik dari jenis-jenis yang saling berinteraksi dengan lingkungan pohon tumbuh. Faktor-faktor pengaruh
lingkungan seperti, iklim, edafis, topografi, persaingan dengan organisme lain, semuanya merupakan indikator kualitas tempat tumbuh. Pertumbuhan tanaman
lebih baik terjadi pada tanah yang subur dalam hal fisik, kimia dan biologi daripada pada tanah yang kurang subur.
2.3. Pertumbuhan dan Hasil Tegakan Hutan Tanaman Seumur
Ada dua pengertian yang berkaitan dengan istilah hasil dalam bidang kehutanan. Pertama, istilah hasil digunakan untuk menunjukan aliran produksi
hutan baik yang diukur dalam bentuk volume atau dari besaran yang lain yang diperoleh dari kegiatan ekploitasi suatu hutan pada waktu atau periode tertentu
waktu tertentu. Kedua, istilah hasil digunakan untuk menunjukan volume atau besaran-besaran yang lain yang dicapai oleh suatu tegakan pada waktu atau
periode waktu tertentu tanpa memperhatikan apakah hal itu sebagai perolehan dari kegiatan eksploitasi tegakan yang bersangkutan atau tegakan hutan masih berdiri
Davis, 1966.
Menurut Spurr 1952 hasil suatu tegakan merupakan akumulasi riap dari tegakan yang bersangkutan selama peiode tumbuhnya atau sampai pada waktu
tertentu. Sedangkan pertumbuhan tegakan adalah pertambahan riap dari suatu besaran contoh: volume, luas bidang dasar, rata-rata diameter, tinggi pohon
dalam periuode tertentu. Dengan demikian antara pertumbuhan dan hasil tegakan mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Selanjutnya Spurr 1952 menyatakan bahwa untuk mendapatkan fungsi hasil tegakan ada dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan tak langsung.
Pendekatan tak langsung, fungsi pertumbuhan tegakan ditentukan terlebih dahulu kemudian berdasarkan integrasi fungsi tersebut diperoleh fungsi hasil tegakan.
Sedangkan dalam pendekatan langsung dilakukan proses sebaliknya. Pada awal abad 19 studi-studi pertumbuhan dan hasil tegakan hutan
tanaman sejenis dan seumur di Eropa telah dimulai jauh sebelum ilmu statistik berkembang. Metode yang digunakan pada saat itu adalah metode grafik. Dalam
metode tersebut digunakan dua peubah bebas, yaitu umur tegakan dan bonita tempat tumbuh. Sejalan dengan perkembanganm ilmu statistika dan komputer
studi-studi pertumbuhan dan hasil berkembang dengan pesat. Analisis regresi linear berdasarkan metode kuadrat terkecil dapat diselesaikan dengan mudah dan
cepat, meskipun harus melibatkan peubah bebas yang banyak. Seleksi peubah bebas berdasarkan seleksi bertahap dapat dilakukan dengan mudah. Analisis
regresi tidak linear pun dapat diselesaikan dengan mudah. Menurut Revilla 1974 pertumbuhan dan hasil tegakan hutan tanaman
sejenis dan seumur dipengaruhi oleh umur, kualitas tempat tumbuh, kerapatan tegakan dan intensitas penjarangan. Secara fungsional hal ini dapat dituliskan
dalam bentuk sebagai berikut: G = f { A, S
J
, S
D
, M } 1
Y = g { A, S
J
, S
D
, M } 2
Dimana: G = pertumbuhan tegakan Y = hasil tegakan
A = umur tegakan S
J
= kualitas tempat tumbuh
S
D
= kerapatan tegakan M = intensitas penjarangan
F {...} dan g {...} menyatakan funsi dari Jika fungsi pertumbuhan tegakan diketahui, maka hasil tegakan pada umur n
tahun dapat diduga berdasarkan rumus Y =
n
f { A, S
J
, S
D
, M } A 3
Atau dengan pendekatan Clutter 1963 : Y =
n
i 0
G 4
Sebaliknya jika fungsi hasil tegakan diketahui, maka pertumbuhan tahunan dapat diduga berdasarkan rumus:
G = g { A, S
J
, S
D
, M } A
5 atau dengan pendekatan Clutter 1963 :
G = Y
n
- Y
n-1
=
n
i 0
G -
1 n
i
G 6
Selanjutnya Revilla 1974 menunjukan pengaruh umur dan kerapatan jumlah pohon per hektar, ketiga kurva hasil tegakan per hektar bergerak naik hingga
ketigannya konvergen, yaitu pada saat tegakan sudah mencapai kapasitas daya dukung tempat tumbuhnya, kemudian setelah itu bergerak asismtotik sesuai
dengan kapasitas tersebut. Gerak kenaikan masing-masing kurva tersebut pada dasarnya mulai umur muda sampai tua dapat dibagi menjadi tiga segmen kenaikan
, yaitu: berturut-turut segmen kenaikan yang meningkat, tetap dan menurun.
2.4. Riap dan Etat