4.2.4. Iklim.
Salah satu unsur iklim yang penting dan mudah diukur dalam bidang kehutanan adalah curah hujan. Oleh karena data curah hujan tahun 2008 sampai
dengan 2011 tidak tersedia, maka data curah hujan selama 10 tahun terakhir yang digunakan adalah data mulai tahun 1998 sampai dengan tahun 2007. Data curah
hujan yang direkam stasiun pencatat curah hujan Pulung pada periode tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tipe iklim di wilayah BKPH Sukun menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson yang ditetapkan berdasarkan perbandingan antara jumlah curah hujan
pada bulan basah BB dan bulan kering BK dalam periode waktu yang cukup panjang. Schmidt dan Ferguson menyatakan dalam rumus:
Q = D W x 100 dimana: Q = Quation Index besarnya dalam persen
W = Jumlah Bulan Basah BB D = Jumlah Bulan Kering BK
Dari besarnya Q tersebut dapat diketahui tipe iklim dari suatu daerah tertentu. Adapun ketentuan-ketentuan penentuan iklim menurut Schmidt dan Ferguson
adalah sebagai berikut: 1. Suatu bulan diklasifikasikan ke dalam Bulan Basah BB apabila curah hujan
lebih besar dari 100 mm. 2. Suatu bulan diklasifikasikan ke dalam Bulan Lembab BL apabila curah hujan
antara 60 - 100 mm. 3. Suatu bulan diklasifikasikan ke dalam Bulan Kering BK apabila curah hujan
kurang dari 60 mm. 4. Berdasarkan nilai Q yang merupakan perbandingan jumlah bulan basah BB
dan jumlah bulan kering BK dalam persen, maka Schmidt dan Ferguson mengklasifikasikan tipe iklim adalah sebagai berikut:
a. Tipe Iklim A, Sangat Basah = 0 Q 14,3
b. Tipe Iklim B, Basah = 14,3 Q 33,3
c. Tipe Iklim C, Agak Basah = 33,3 Q 60,0
d. Tipe Iklim D, Sedang = 60,0 Q 100,0
e. Tipe Iklim E, Agak Kering = 100,0 Q 167,0
f. Tipe Iklim F, Kering = 167,0 Q 300,0
g. Tipe Iklim G, Sangat Kering = 300,0 Q 700,0
h. Tipe Iklim H, Luar Biasa kering = Q 700,0 Bersadarkan data curah hujan selama 10 tahun terakhir di lokasi penelitian
yang diwakili stasiun pencatat curah hujan Dinas Pengairan Pulung diketahui bahwa:
a. Jumlah Bulan Kering BK : 44 bulan
b. Jumlah Bulan Basah BB : 70 bulan
maka besarnya nilai Q adalah : Q = 44 70 x 100 = 62,9
Berdasarkan nilai Q tersebut maka menurut Schmidt dan Ferguson tipe iklim di wilayah BKPH Sukun adalah iklim D Sedang dengan curah hujan rata-rata 2016
mmtahun dan jumlah hari hujan rata-rata 97 hari hujantahun. Ditinjau dari tipe iklim ternyata BKPH Sukun memiliki tipe iklim umumnya
daerah Jawa. Oleh karena itu dalam penyusunan perencanaan hutan perlu memperhatikan faktor iklim wilayah tersebut. Data mengenai curah hujan sangat
penting antara lain untuk merencanakan waktu tanam dan pemungutan daun kayu putih. Di wilayah terdapat curah hujan yang sangat sedikit dan kering pada bulan-
bulan tertentu Juni sd Oktober maka perencanaan penanaman yang matang sangat diperlukan. Di lain pihak, banyaknya curah hujan pada bulan-bulan
tertentu Nopember sd Mei perencanaan pemungutan daun kayu putih mutlak diperlukan karena selain transportasi dan tenaga pemungut sulit, pada musim
hujan rendemen minyak kayu putih lebih rendah.
4.3. Keadaan Sosial Ekonomi 4.3.1. Kependudukan
Jumlah penduduk berdasarkan golongan dewasa dan anak-anak serta jenis kelamin di 4 kecamatan yang mengelilingi wilayah BKPH Sukun dapat dilihat
pada Tabel 8. Dari gambaran tabel tersebut diketahui bahwa rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan berimbang, sedangkan jumlah penduduk dewasa 76,9
dan anak-anak 24,1 . Komposisi penduduk demikian akan lebih