Upaya Menumbuhkan Motivasi dalam Kegiatan Belajar di Sekolah

42 k. Tujuan yang Diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang penting sebab dengan memahami tujuan yang ingin dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan. Menurut pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak cara yang dapat dipakai untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah. Guru menumbuhkan suasana belajar yang menimbulkan kompetisi sehat dan pembelajaran yang menyenangkan. Tidak lupa guru memberikan angka dan hasil kerja siswa. Guru juga dapat memberikan hadiah pada siswa atau kelompok yang berprestasi. Selain itu, guru juga dapat melakukan reinforcement baik positif maupun negatif. Berdasarkan kesimpulan di atas, teori cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yang ditekankan pada penelitian ini antara lain yaitu memberikan angka, memberikan hadiah, dan memberikan pujian. Tiga cara tersebut merupakan komponen positive reinforcement atau penguatan positif.

6. Indikator-indikator Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Indikator motivasi belajar siswa merupakan ciri-ciri yang menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang kuat. Carl Roger Dimyati 43 dan Mudjiono, 2002: 93 mengemukakan pendapat bahwa setiap individu memiliki motivasi penuh dengan ciri-ciri sebagai berikut. a. Terbuka terhadap segala pengalaman hidup. b. Menjalani kehidupan secara berkepribadian, tidak berpaku pada masa lampau atau masa yang akan datang. c. Percaya pada diri sendiri d. Memiliki rasa kebebasan dan suka beraktivitas. Menurut Sardiman 2007: 83 ciri-ciri siswa memiliki motivasi belajar yang kuat yaitu. a. Tekun menghadapi tugas. b. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa. d. Lebih senang bekerja mandiri. e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin. f. Dapat mempertahankan pendapatnya. g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Dari uraian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah. a. Tekun dalam belajar b. Ulet menghadapi kesulitan belajar tidak cepat putus asa c. Menunjukkan minat terhadap mata pelajaran d. Belajar mandiri 44 e. Bosan pada tugas monoton f. Dapat mempertahankan pendapat g. Senang mencari dan memecahkan masalah Teori indikator-indikator motivasi belajar ini menjadi dasar pembuatan indikator variabel instrumen untuk meneliti motivasi belajar. Mengacu pada pendapat Sardiman seperti yang telah dijelaskan di atas, indikator-indikator motivasi belajar yang digunakan sebagai indikator variabel instrumen antara lain yaitu tekun dalam belajar, ulet menghadapi kesulitan belajar tidak mudah putus asa, menunjukkan minat terhadap mata pelajaran, belajar mandiri, bosan pada tugas monoton, dapat mempertahankan pendapat, dan senang mencari serta memecahkan masalah. Masing-masing indikator terdapat dalam beberapa butir pernyataan dalam instrumen yang bernilai positif dan negatif.

7. Tinjauan Mengenai IPS di Sekolah Dasar

a. Pengertian IPS

Mulyono Tj Hidayati, 2002: 8 memberikan batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan sebagainya. Saidiharjo Hidayati, 2002: 8 menegaskan bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, politik dan sebagainya. Mata pelajaran tersebut 45 memiliki ciri-ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial. Pendapat Trianto 2010: 171 mengatakan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu metode interdisipliner dari aspek dan cabang- cabang ilmu sosial sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP 2006: 159, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SDMISDLB sampai SMPMTsSMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SDMI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Maksudnya adalah mata pelajaran IPS SD tesusun keterpaduan ilmu sosial geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Menurut Saidihardjo 2005: 109, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan program pendidikan yang berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana individu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya baik fisik maupun