53 tinggi khususnya kelas V antara lain yaitu adanya minat, amat ingin tahu, dan
amat ingin belajar. Hal tersebut sejalan dengan indikator-indikator motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, penelitian ini memilih kelas tinggi khususnya
kelas V untuk meneliti ada tidaknya pengaruh positive reinforcement terhadap motivasi belajar IPS dan seberapa besar pengaruh positive reinforcement
terhadap motivasi belajar IPS.
D. Penelitian yang Relevan
1. “Pengaruh Reinforcement dan Media Pengajaran terhadap Motivasi
Berprestasi Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas Tinggi Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Danurejan, Yogyakarta” yang disusun oleh
Herning Tyas S pada tahun 2011. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemberian reinforcement dan penggunaan media pengajaran
secara bersama-sama dapat mempengaruhi motivasi berprestasi siswa secara signifikan pada mata pelajaran matematika kelas tinggi sekolah
dasar Negeri Kecamatan Danurejan, Yogyakarta tahun ajaran 20102011 ditunjukkan dengan harga F sebesar 26,880 dengan harga peluang ralat
p sebesar 0,000 nilai korelasi R sebesar 0,413 dan R
2
sebesar 0,170. Bobot sumbangan efektif kedua variabel secara bersama-sama sebesar
17.
2. “Pengaruh Positive Reinforcement terhadap Motivasi Belajar Matematika
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali” yang disusun oleh Ana Wahyu Faida dengan NIM
08108241089 pada bulan Maret 2012. Penelitian tersebut menyimpulkan
54 bahwa positive reinforcement berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi belajar matematika, ditunjukkan oleh F= 123.015 lebih besar daripada F
0.05
1:214 = 3.900 atau p 0.000 0.05 dengan model regresi Y = 45.998 + 0.561 X. Positive reinforcement memberikan
sumbangan efektif sebesar 36.5 terhadap motivasi belajar matematika, ditunjukkan dengan pembuktian memiliki kuadrat korelasi determinan
r
2 xy
sebesar 0,365 dan memiliki nilai peluang galat p sebesar 0,000. E.
Kerangka Pikir
Belajar merupakan suatu aktifitas yang berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang diharapkan setelah proses belajar
yaitu baik dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Siswa merupakan salah satu komponen dalam proses pendidikan yang mempengaruhi kualitas
pengajaran yang dilakukan. Apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, maka proses pembelajaran yang dilakukan akan mendapatkan
hasil yang optimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Keberhasilan belajar siswa selain ditentukan oleh kemampuan kognitif,
faktor nonkognitif terutama motivasi tidak kalah penting. Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor internal yang berasal
dari dalam diri siswa itu sendiri ataupun faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa seperti faktor guru, orang tua, lingkungan sekitar siswa dan
lain-lain. Guru menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena guru adalah sosok yang menyampaikan materi pelajaran dalam
proses pembelajaran di sekolah sehingga keberhasilan siswa dalam
55 memahami materi ditentukan oleh guru dalam merencanakan dan
melaksanakan sebuah pembelajaran. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah cara menyampaikan materi karena akan mempengaruhi
seberapa besar keinginan siswa untuk belajar. Motivasi belajar siswa dapat dibentuk salah satunya dengan penciptaan kondisi belajar di kelas yang
menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pemberian penguatan positif positive reinforcement.
Positive reinforcement merupakan bentuk respon guru terhadap tingkah laku positif dari siswa sehingga frekuensi tingkah laku tersebut dapat
meningkat. Bentuk positive reinforcement dapat berupa penghargaan baik secara verbal maupun nonverbal sehingga siswa merasa senang karena hasil
usahanya dihargai. Penghargaan tersebut dapat berupa tepuk tangan, pujian, hadiah, dan lain-lain. Perasaan senang tersebut tentu saja akan memberi
pengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pemberian positive reinforcement yaitu dapat meningkatkan perhatian
siswa dalam proses pembelajaran, membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kelas V merupakan siswa kelas tinggi di SD yang memiliki karakteristik diantaranya adanya minat, amat ingin tahu, dan amat ingin belajar.
Berdasarkan karakteristik tersebut maka untuk memotivasi siswa, dapat dilakukan dengan menerapkan strategi untuk mempertahankan dan
menguatkan tingkah laku yang diinginkan. Upaya mempertahankan tingkah laku tersebut dapat dilakukan dengan memberikan positive reinforcement.
56 Guru sangat dianjurkan menggunakan reinforcement yang positif dari respon
yang berlawanan sehingga dapat mencegah terjadinya respon yang tidak diinginkan. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah
dasar dan dianggap sulit serta membosankan karena berupa hafalan oleh beberapa siswa. Jadi siswa perlu diberikan positive reinforcement oleh guru
supaya siswa yang sudah termotivasi untuk belajar IPS dapat mempertahankan motivasinya tersebut dan siswa yang belum termotivasi
untuk belajar IPS dapat termotivasi belajar IPS. Berdasarkan paparan tersebut, dapat dilihat bahwa positive reinforcement berpengaruh terhadap
motivasi belajar IPS siswa kelas tinggi khususnya kelas V di SD.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut. “Positive reinforcement
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Butuh Kabupate
n Purworejo”.
G. Definisi Operasional Variabel
1. Positive reinforcement memuat prinsip penggunaan dan komponen positive reinforcement. Dalam penerapannya harus memperhatikan
prinsip penggunaan positive reinforcement yaitu hangat dan antusias, hindari penggunaan negatif, penggunaan harus bervariasi, dan bermakna.
Selain itu, komponen positive reinforcement antara lain dalam bentuk verbal, gestural, sentuhan, mendekati, kegiatan, dan tanda.