17 ejekan patut atau perlu dihindari, karena hal itu akan mematahkan
semangat siswa dalam mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, jika jawaban siswa salah maka guru tidak boleh merespon negatif. Hal ini
dapat mematikan motivasi siswa. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
memberikan penguatan atau positive reinforcement, seorang guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya antara lain hangat dan
antusias yakni guru menciptakan iklim belajar di kelas yang hangat antara guru dan siswa, guru secara antusias dalam memberikan penguatan dapat
membawa kesan pada siswa akan kesungguhan dan ketulusan guru, diusahakan menghindari penggunaan penguatan negatif sebab penguatan
negatif dapat mematahkan motivasi anak, memberikan penguatan positif secara bervariasi artinya tidak monoton dengan cara berurutan agar dapat
memberikan manfaat bagi siswa dan siswa tidak bosan, bermakna yang berarti guru memberikan penguatan positif di saat yang tepat sehingga
siswa dapat memahami makna dari penguatan yang ia dapatkan memang sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya.
Prinsip penggunaan positive reinforcement ini menjadi dasar pembuatan indikator variabel instrumen untuk meneliti positive
reinforcement. Mengacu pada pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Marno Idris seperti yang telah dijelaskan di atas, prinsip penggunaan
positive reinforcement yang digunakan sebagai indikator variabel instrumen antara lain yaitu hangat dan antusias, hindari penguatan negatif,
18 bervariasi, dan bermakna. Masing-masing prinsip terdapat dalam beberapa
pernyataan dalam instrumen yang bernilai positif dan negatif.
4. Komponen Positive Reinforcement
Syaiful Bahri Djamarah 2005: 120-122, menguraikan bahwa dalam positive reinforcement terdapat enam komponen sebagai berikut.
a. Penguatan Verbal Penguatan verbal berupa pujian dan dorongan yang diucapkan guru
untuk respon atau tingkah laku siswa. Ucapan tersebut dapat berupa kata-kata bagus, baik, betul, benar, tepat, dan lain-lain.
b. Penguatan Gestural Penguatan gestural sangat erat hubungannya dengan penguatan
verbal. Ucapan atau komentar yang diberikan guru terhadap respon, tingkah laku, atau pikiran siswa dapat dilakukan dengan mimik yang
cerah, senyum, anggukan, acungan jempol, atau tepuk tangan. Semua gerakan tubuh tersebut merupakan bentuk pemberian penguatan
gestural. Dalam hal ini guru dapat mengembangkan sendiri gerakan tersebut sesuai dengan kebiasaan yang berlaku sehingga dapat tercipta
interaksi antara guru dan siswa yang menguntungkan. c. Penguatan Kegiatan
Penguatan dalam bentuk kegiatan ini banyak terjadi apabila guru menggunakan suatu kegiatan atau tugas sehingga siswa dapat memilih
dan menikmatinya sebagai suatu hadiah atas pekerjaan atau penampilan sebelumnya. Memang dalam memilih kegiatan atau tugas hendaknya
19 dipilih yang memiliki relevansi dengan tujuan pelajaran yang
dibutuhkan dan digunakan oleh siswa. d. Penguatan Mendekati
Perhatian guru terhadap siswa menunjukkan bahwa guru tertarik. Secara fisik guru mendekati siswa, dapat dikatakan sebagai penguatan
mendekati. Penguatan mendekati digunakan untuk memperkuat penguatan verbal, penguatan tanda, dan penguatan sentuhan.
e. Penguatan Sentuhan Penguatan sentuhan erat sekali hubungannya dengan penguatan
mendekati. Penguatan sentuhan merupakan penguatan yang terjadi apabila guru secara fisik menyentuh siswa yang bertujuan untuk
memberikan penghargaan atas penampilan, tingkah laku, atau kerja siswa.
f. Penguatan Tanda Ketika guru menggunakan berbagai macam simbol berupa benda
atau tulisan yang ditujukan pada siswa untuk penghargaan terhadap suatu penampilan, tingkah laku, atau kerja siswa, disebut sebagai
penguatan tanda. Marno Idris 2014: 133-135 menjabarkan beberapa komponen
yang perlu dipahami dan dikuasai oleh calon guru atau guru, agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis, adalah sebagai
berikut.
20 a. Penguatan Verbal
Komentar guru berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan dapat digunakan untuk penguatan tingkah laku dan kinerja siswa.
Komentar demikian merupakan balikan yang diberikan guru atas kinerja ataupun perilaku siswa. Penguatan verbal dapat dinyatakan
dalam dua bentuk, yakni: 1 Kata-kata, seperti: bagus, ya, tepat, betul, bagus sekali, dan
sebagainya. 2 Kalimat, seperti: pekerjaanmu bagus sekali, caramu memberi
penjelasan baik, dan sebagainya. b. Penguatan Berupa Mimik Muka dan Gerakan Badan Gestural
Penguatan berupa gerakan badan dan mimik muka antara lain seperti senyuman, anggukan kepala, acungan ibu jari, tepuk tangan, dan
sebagainya. Sering kali digunakan bersamaan dengan penguatan verbal. Sebagai contoh, ke
tika guru memberi penguatan verbal “Pekerjaanmu baik sekali,” pada saat itu guru menganggukkan kepalanya.
c. Penguatan dengan Cara Mendekati Anak Siswa atau sekelompok siswa yang didekati guru pada saat
mengerjakan soal dapat terkesan diperhatikan. Keadaan ini dapat menghangatkan suasana belajar anak, pada gilirannya dapat
meningkatkan motivasi. Kesan akrab juga dapat timbul dengan cara ini akibatnya anak tidak merasa dibebani tugas. Beberapa perilaku yang
dapat dilakukan guru dalam memberikan penguatan ini antara lain
21 adalah berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat
dengan seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan di sisi siswa, dan sebagainya.
d. Penguatan dengan Sentuhan Teknik ini penggunaannya perlu mempertimbangkan latar belakang
siswa, umur, jenis kelamin, serta latar belakang kebudayaan setempat. Dalam memberikan penguatan ini, beberapa perilaku yang dapat
dilakukan guru antara lain menepuk pundak atau bahu siswa, menjabat tangan siswa, mengelus rambut siswa, atau mengangkat tangan siswa
yang menang dalm pertandingan. e. Penguatan dengan Kegiatan yang Menyenangkan
Motivasi belajar siswa dipengaruhi pula oleh apakah kegiatan belajar yang dilaksanakan tersebut menyenangkan dirinya atau tidak.
Bentuk kegiatan belajar yang disenangi siswa dapat mempertinggi intensitas belajarnya. Untuk menguatkan gairah belajar, guru dapat
memilih kegiatan-kegiatan belajar yang disukai siswa. Setiap siswa memiliki kesukaran masing-masing, sehingga guru perlu menyediakan
berbagai alternatif pilihan yang sesuai dengan kesukaan masing-masing siswa. Dengan memberikan alternatif kegiatan belajar yang sesuai
dengan kesukaan siswa tersebut, maka hal itu bisa juga menjadi bentuk penguatan bagi siswa. Penguatan ini juga dapat diberikan sebagai akibat
dari prestasi baik yang ditunjukkan siswa. Misalnya, anak yang