Pengertian Positive Reinforcement Tinjauan tentang Positive Reinforcement

14 e. Mengendalikan serta memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa guru memberikan penguatan positif atau positive reinforcement kepada siswa memiliki tujuan antara lain, yaitu untuk mengembangkan rasa percaya diri siswa, meningkatkan perhatian siswa, mengurangi tingkah laku siswa yang kurang baik, mempertahankan sekaligus meningkatkan tingkah laku siswa yang sudah baik, dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Pemberian positive reinforcement oleh guru dalam interaksi pembelajaran di kelas memiliki suatu tujuan. Pada penelitian ini, arah tujuan positive reinforcement yang dimaksud yaitu meningkatkan perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru serta membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Maka dari itu, motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dapat meningkat karena siswa akan merasa diperhatikan dan dihargai oleh guru di dalam suatu proses pembelajaran. Point tersebut yang menjadi landasan dari penelitian ini, sehingga penelitian ini akan mencari seberapa besar pengaruh positive reinforcement terhadap motivasi belajar siswa kelas V khususnya pada mata pelajaran IPS.

3. Prinsip Penggunaan Positive Reinforcement

Syaiful Bahri Djamarah 2005: 123-124 menjabarkan prinsip-prinsip penggunaan positive reinforcement adalah sebagai berikut. 15 a. Hangat dan Antusias Kehangatan dan keantusiasan guru dalam memberikan penguatan kepada siswa memiliki aspek penting dalam tingkah laku dan hasil belajar siswa. Kehangatan dan keantusiasan adalah bagian yang tampak dari interaksi guru dan siswa. b. Hindari Penggunaan Penguatan Negatif Pemberian hukuman atau kritik efektif untuk mengubah motivasi, penampilan, dan tingkah laku siswa. Akan tetapi pemberian itu membawa dampak yang sangat kompleks dan secara psikologis agak kontroversial. Oleh karena itu, sebaiknya hal tersebut dihindari. c. Penggunaan Bervariasi Pemberian penguatan sebaiknya bervariasi baik komponen maupun caranya. Penggunaan komponen dan cara penguatan yang sama dan berulang-ulang akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga bermanfaat apabila arah pemberiannya bervariasi atau sebaiknya tidak berurutan. d. Bermakna Pemberian penguatan dilakukan pada situasi di mana siswa mengetahui adanya hubungan antara pemberian penguatan terhadap tingkah lakunya dan melihat itu sangat bermanfaat bagi siswa. Hal tersebut dilakukan agar pemberian penguatan menjadi efektif. Marno Idris 2014: 131-132 berpendapat bahwa prinsip-prinsip penggunaan positive reinforcement adalah sebagai berikut. 16 a. Kehangatan Seperti halnya penggunaan variasi mengajar, prinsip pemberian penguatan pun dilakukan secara hangat. Kehangatan sikap guru dapat ditunjukkan dengan suara, mimik, atau gerakan badan gestural. Kehangatan sikap guru akan menjadikan penguatan yang diberikan menjadi lebih efektif. Jangan sampai siswa mendapat kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan. b. Antusiasme Sikap antusias dalam memberi penguatan dapat menstimulasi siswa untuk meningkatkan motivasinya. Antusiasme guru dalam memberikan penguatan dapat membawa kesan pada siswa akan kesungguhan dan ketulusan guru. Antusiasme dalam memberikan penguatan akan mendorong munculnya kebanggaan dan percaya diri pada siswa. c. Bermakna Inti dari kebermaknaan adalah bahwa siswa mengerti dan yakin bahwa dirinya memang layak diberikan penguatan, karena hal itu memang sesuai dengan tingkah laku dan penampilannya. Oleh karena itu, kebermaknaan dalam pemberian penguatan hanya mungkin apabila diberikan dalam konteks yang relevan. d. Menghindari Respon Negatif Disadari bahwa hukuman dan teguran dapat digunakan untuk mengendalikan dan membina tingkah laku siswa, tetapi respon negatif yang diberikan guru seperti komentar yang bernada menghina atau