Model Penggunaan Positive Reinforcement

26 Positive reinforcement dapat diberikan oleh guru melalui berbagai macam model, antara lain penguatan pada pribadi tertentu, penguatan kepada kelompok, penguatan yang tidak penuh, dan variasi penggunaan. Penguatan pada pribadi tertentu merupakan penguatan yang paling khusus karena guru harus memberikan penguatan dengan menyebutkan nama, perilaku yang bersangkutan secara perorangan, langsung, dan memandang siswa. Penguatan kepada kelompok di dalam kelas dapat dilaksanakan secara terus menerus. Penguatan yang tidak penuh memiliki prinsip yaitu pengakuan guru atas jawaban yang sebagian jawaban salah. Variasi penggunaan dilakukan agar penggunaan penguatan tidak monoton serta untuk menghindari lunturnya makna penguatan. Pada dasarnya pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Marno Idris tentang model penggunaan positive reinforcement adalah hampir sama. Namun, penelitian ini mengacu pada pendapat Marno Idris karena lebih sederhana dan relevan. Model penggunaan positive reinforcement yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu penguatan pada pribadi tertentu, penguatan kepada kelompok, penguatan yang tidak penuh, dan variasi penggunaan. Teori ini digunakan sebagai acuan dalam penulisan pernyataan instrumen penelitian yang berarti termuat dalam pernyataan instrumen.

6. Penjadwalan Positive Reinforcement

Edi Purwanta 2012: 55 mengatakan bahwa jadwal pemberian penguatan adalah aturan yang dianut oleh pemberi pengukuh dalam 27 menentukan di antara sekian kali suatu perilaku timbul, kapan atau yang mana yang akan mendapat penguat. Edi Purwanta 2012: 25-26 menyebutkan kelompok waktu pemberian positive reinforcement adalah sebagai berikut. a. Continous schedule yang artinya setiap ada 2 respons ada hadiah, jika putus habis. b. Partial yang artinya stimulus diikuti respon, berseling-seling, kadang- kadang ada hadiah, kadang tanpa hadiah, antaranya selang-selingnya dapat interval dapat rasio. c. Fixed interval yang artinya setiap interval waktu tertentu secara fix diberi hadiah. Interval waktu: 3 menit, 7 menit, 9 menit, dan seterusnya. d. Variable interval yang artinya setiap waktu bermacam-macam diberi hadiah. e. Fixed ratio yang artinya setiap perbandingan yang fix diberi hadiah: misalnya setiap lima kali diberi satu hadiah, setiap sepuluh kali diberi dua hadiah, dan seterusnya. f. Variable ratio yang artinya setiap beberapa kali tidak tentu, diberi hadiah, misalnya suatu ketika dua kali diberi hadiah, waktu lain lagi 1 kali baru diberi hadiah. Dalyono 2009: 34 menuliskan penjadwalan positive reinforcement sebagai berikut. a. Fixed Ratio Schedule Penjadwalan yang didasarkan atas penyajian bahan pelajaran, yang 28 mana pemberi reinforcement baru memberikan penguatan respon setelah terjadi jumlah tertentu dari respon. b. Variable Ratio Schedule Penjadwalan yang didasarkan atas penyajian bahan pelajaran dengan penguat setelah sejumlah rata-rata respon. c. Fixed Interval Schedule Penjadwalan yang didasarkan atas satuan waktu tetap diantara reinforcement. d. Variable Interval Schedule Pemberian reinforcement menurut respon betul yang pertama setelah terjadi kesalahan-kesalahan respons. Mengacu pada pendapat Edi Purwanta dan Dalyono mengenai penjadwalan positive reinforement seperti yang telah dijelaskan di atas, telah ditarik kesimpulan bahwa penguatan positif dapat diberikan dalam beberapa waktu diantara yaitu langsung dalam satu waktu saja ketika suatu perilaku yang baik muncul dan diberikan ketika sudah muncul jumlah tertentu dari respons, dilihat rata-rata kemunculan respon, diantara respon yang berbeda atau setiap ada respons yang baik langsung diberikan penguatan. Dalam penelitian ini, teori penjadwalan positive reinforcement digunakan sebagai acuan dalam penulisan pernyataan instrumen penelitian.

7. Aplikasi Positive Reinforcement

Semua aspek yang terdapat pada pemberian penguatan dapat berpengaruh pada kelompok usia siswa yang manapun, tidak terbatas pada 29 satu tingkat sekolah tertentu saja, baik anak yang sudah dewasa maupun yang belum dewasa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan ialah guru harus yakin, bahwa siswa akan menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan guru. Syaiful Bahri Djamarah 2005: 119 menuliskan beberapa situasi yang efektif dalam positive reinforcement adalah sebagai berikut. a. Siswa memperhatikan guru, kawan lainnya, dan benda yang menjadi tujuan diskusi. b. Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan bekerja di papan tulis. c. Menyelesaikan hasil kerja baik selesai penuh atau menyelesaikan format. d. Bekerja dengan kualitas baik kerapian, ketelitian, keindahan, dan mutu materi. e. Perbaikan pekerjaan dalam kualitas, hasil, atau penampilan. f. Ada kategori tingkah laku tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis. g. Tugas mandiri perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, positive reinforcement diberikan kepada siswa pada saat yang tepat. Hal tersebut bertujuan agar siswa akan menghargai dan menyadari akan respon yang diberikan oleh guru. Situasi yang efektif untuk memberikan positive reinforcement antara lain pada saat siswa memperhatikan guru, siswa sedang belajar, siswa