18 untuk memantau dan membimbing jalannya pembelajaran sehingga kompetensi
siswa dapat tercapai dengan maksimal.
3. Metode Pembelajaran Peer Tutoring
a. Pengertian peer tutoring
Metode peer tutoring mengandung makna yang sama dengan tutor teman sebaya atau peer teaching. Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang
peserta didik yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu peserta didik tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Bantuan yang diberikan oleh teman
sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang lebih baik. Hubungan antar peserta didik terasa lebih dekat dibandingkan dengan hubungan antara peserta
didik dengan guru Moh.Surya, 1985. Silberman dalam Endang Mulyatiningsih 2012:249 menjelaskan bahwa
peer-tutoring merupakan salah satu pendekatan mengajar yang menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada peserta didik lainnya.
Dengan pendekatan peer-tutoring siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dengan sesama temannya atau mengerjakan tugas-tugas kelompok yang
diberikan oleh guru, baik tugas itu dikerjakan di rumah maupun di sekolah.
Boud, Cohen Sampson’s dalam Endang Mulyatiningsih 2012:249
menjelaskan bahwa apabila peer teaching menjadi bagian dari proses pembelajaran di sekolah,
peserta didik yang menjadi guru dapat menunjukkan berbagai macam peran seperti: pure teaching, mediator, work partner, coach, atau role
model. Peserta didik yang berperan sebagai guru dapat menunjukkan hanya satu peran atau beberapa peran sekaligus tergantung pada
tanggung jawab yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang berperan sebagai guru pure teaching dapat dilibatkan dalam penyusunan dan
penyampaian informasi dan keterampilan, memberi umpan balik dan evaluasi kepada peserta didik lain yang menjadi bimbingannya.
Jadi dalam pembelajaran dengan tutor sebaya sebagai sumber belajar, yang bertindak sebagai tutor adalah siswa, sementara guru hanya sebagai
19 pengarah dan pembimbing apabila tutor sebaya mengalami kesulitan dalam
pelaksanaannya. Dengan demikian, pemanfaatan siswa yang mempunyai kemampuan akademis tinggi atau pandai sebagai tutor sebaya diharapkan dapat
membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga kompetensi praktik menjahit busana wanita dapat lebih meningkat.
Sedangkan menurut Warsono dan Hariyanto 2013:70 pembelajaran sebaya adalah suatu proses pendidikan dimana kelompok sebaya yang memiliki
minat yang sama pada suatu topik tertentu dan saling berinteraksi. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa peer tutoring
adalah seseorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk oleh guru sebagai tutor untuk mengajar teman sebayanya yang mengalami kesulitan dalam
belajar dengan melibatkan diskusi kelompok. Penerapan metode peer tutoring dalam pembelajaran dapat mendukung
pilar belajar, dimana peserta didik difasilitasi untuk mengaktualisasikan kompetensi, bakat, dan minat yang dimilikinya. Jadi peserta didik yang ditunjuk
menjadi tutor harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Moh. Surya 1985, menyebutkan bahwa
kriteria peer tutoring adalah : 1 tutor membantu murid yang kesulitan berdasarkan petunjuk guru, 2 murid yang dipilih sebagai tutor hendaknya
diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan materi dan kemampuan membantu orang lain, 3 dalam pelaksanaannya, tutor-tutor ini dapat
membantu teman-temannya baik secara individual maupun secara kelompok sesuai petunjuk guru, 4 tutor dapat berperan sebagai pemimpin
dalam kegiatan-kegiatan kelompok, dalam hal tertentu ia dapat berperan sebagai pengganti guru.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang ditunjuk sebagai tutor harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu peserta didik yang
20 memiliki keunggulan kompetensi dibandingkan dengan peserta didik lain
dikelasnya.
b. Langkah-langkah pembelajaran peer tutoring