Pelaksanaan Pembelajaran pada Kompetensi Menjahit Busana Pesta Pra Siklus

85 SMK N 1 Pandak terletak di desa Kadekrowo, Gilangharjo, Pandak, Bantul. SMK N 1 Pandak merupakan salah satu sekolah kejuruan yang terdiri dari jurusan Busana Butik, jurusan Peternakan, jurusan Pertanian dan jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. SMK N 1 Pandak menggunakan kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar. Adapun pada jurusan busana butik kelas XI terdapat 2 kelas yakni kelas busana butik 1 dengan jumlah 32 siswa dan kelas busana butik 2, dengan jumlah siswa 31 siswa. SMK N 1 Pandak juga memiliki staff pengajar yang berkualitas. Staff pengajar berjumlah 65 orang yang terdiri dari 50 PNS dan 15 guru tidak tetap yang hampir semuanya bergelar S1 dan S2 serta sebagian telah lulus sertifikasi guru. Karyawan yang berada di SMK N 1 Pandak berjumlah 22 orang yang terdiri dari 8 PNS dan 14 karyawan tidak tetap. Penelitian mengenai peningkatan kompetensi menjahit busana pesta dilaksanakan selama 2 minggu yakni mulai tanggal 21 Maret 2016 sampai 2 April 2014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi menjahit busana wanita, yaitu busana pesta. Pengumpulan data dan penelitian dilakukan dengan lembar observasi, catatan lapangan, tes essay, dan penilaian unjuk kerja. Selanjutnya akan dibahas tentang pelaksanaan tindakan kelas tiap siklus peningkatan kompetensi pada materi menjahit busana pesta.

2. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kompetensi Menjahit Busana Pesta

Kelas XI Busana Butik 2 melalui Metode Pembelajaran Peer Tutoring Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengikuti alur penelitian tindakan kelas. Langkah kerja dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu 86 perencanaan, pelaksanaan pengamatan observing dan tindakan, dan refleksi. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan rancangan tindakan yang telah disusun berupa desain pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran peer tutoring, yang diterapkan pada materi menjahit busana pesta. Data yang disajikan merupakan hasil pengamatan dengan menggunakan tes essay, observasi, dan tes unjuk kerja. Adapun hal-hal yang akan diuraikan meliputi deskripsi tiap siklus dan hasil dari penelitian, yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Berdasarkan hasil pra siklus tersebut peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kegiatan pra siklus dilaksanakan oleh peneliti melalui observasi data kelas dan wawancara peserta didik kelas XI Busana Butik 2 SMK N 1 Pandak mengenai pembelajaran menjahit busana pesta. Beberapa informasi yang diperoleh peneliti antara lain sebagai berikut: 1 Guru menggunakan metode ceramah dan demonstrasi pada proses pembelajaran menjahit busana wanita sehingga terjadi perbedaan tingkat pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. 2 Guru tidak dapat memberikan bantuan secara individual pada setiap siswa karena keterbatasan waktu. 3 Siswa kurang memahami cara menjahit busana wanita karena berdesak- desakkan dengan temannya dan tidak bisa melihat dengan jelas pada saat guru berdemonstrasi. 87 4 Sebagian siswa tidak paham dengan materi yang disampaikan guru, tetapi mereka lebih memilih bertanya kepada temannya daripada dengan guru. 5 Siswa tidak memanfaatkan waktu dengan baik di sekolah. Tugas yang seharusnya dikerjakan di sekolah dikerjakan di rumah dan mengumpulkannya asal jadi karena kurang memahami materi yang diberikan oleh guru. 6 Banyak siswa yang terlambat mengumpulkan tugas dari batas waktu yang telah ditentukan. 7 Dari jumlah 31 siswa, pada mata pelajaran busana wanita sebanyak 17 siswa belum tuntas KKM, dimana nilai tersebut 75. Sehingga tingkat ketuntasan KKM masih perlu dikembangkan. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi siswa masih perlu untuk ditingkatkan. Dalam proses pembelajaran diperlukan pembelajaran yang menarik, mudah dipahami dan membuat aktif peserta didik. Penyampaian materi dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang dianggap sesuai, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Cara mengatasinya dapat ditempuh dengan metode pembelajaran peer tutoring, yang didalamnya mengedepankan kerjasama siswa dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan. Penerapan metode pembelajaran peer tutoring mampu menjadikan siswa mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap untuk menyampaikan hasil kerjanya kepada teman ataupun guru. Siswa dapat belajar aktif dalam mengemukakan pendapat, menerima ide atau gagasan, saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas, 88 saling menghargai sesama teman, saling melengkapi pendapat teman, dan dapat melatih percaya diri siswa. Diharapkan melalui metode pembelajaran ini dapat meningkatkan kompetensi menjahit busana pesta di SMK N 1 Pandak.

2. Siklus 1