Pijakan Setelah Main dan Snack Time

66 Gambar 6. Pijakan Setelah Main, Membereskan Alat dan Bahan Main, Recalling, dan Snack Time. Gambar a. Siswa membereskan Gambar b. Guru mendampingi siswa alat dan bahan main cuci tangan Gambar d. Guru membagikan minum Gambar c. Siswa cuci tagan di kamar dan makan mandi 67 Hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi menunjukkan bahwa pijakan setelah main dilakukan guru dengan mengajak siswa membereskan alat dan bahan main, cuci tangan, circle time, recalling, berdoa, minum serta makan makanan ringan. Kegiatan recalling yang dilakukan meliputi tanya jawab perasaan anak ketika bermain dan kegiatan apa saja yang telah dilakukan. Guru juga membiasakan siswa untuk makan dengan tertib serta menerima pemberian orang lain dengan tangan kanan dan mengucapkan terima kasih. 8. Penutup Kegiatan penutup dilakukan setelah para siswa selesai snack time. Guru dan siswa membaca doa setelah makan kemudian dilanjutkan dengan doa setelah belajar. Doa setelah makan menggunakan Bahasa Arab sedangkan setelah belajarnya Bahasa Indonesia, “Tuhan Yang Maha Esa. Kami mohon keselamatan. Semoga ilmu yang didapat dapat berguna bagi kita semua. Aamiin”. Guru mengucapkan salam dan mengingatkan kepada anak-anak hari masuk berikutnya. Para siswa mencium tangan guru satu per satu dengan tertib lihat lampiran no. 4 halaman 140-169. Hasil observasi tersebut sesuai dengan data dokumentasi. Data dokumentasi memberikan informasi bahwa guru menginformasikan kegiatan untuk esok hari dan berdoa setelah belajar lihat lampiran no. 5 halaman 172 dan lampiran no 6 halaman 190. Berdasarkan data hasil observasi dan dokumentasi dapat diperoleh informasi bahwa kegiatan penutup terdiri dari pesan guru tentang pembelajaran esok hari, doa setelah belajar, salam, dan berjabat tangan. 68

9. Pengaturan Ruang Kelas

Pengaturan ruang kelas Sentra APET diatur guru kelas sendiri. Ruang kelas Sentra APET terdapat rak, almari, whiteboard, hiasan dinding foto gambar permainan tradisional, kipas, wayang, tulisan aksara jawa yang ditempel dalam bentuk buah, serta daftar gambar buah, jam dinding, karung besar berisi bola, serta papan hasil karya. Semua benda tersebut diletakkan di tepi ruang kelas sehingga bagian tengan dapat digunakan untuk duduk melingkar. Almari di Sentra APET berjumlah dua buah. Satu almari berukuran besar untuk menyimpan alat main dan satu lagi berukuran lebih kecil digunakan sebagai tempat penyimpanan alat tulis dan admnistrasi guru kelas. Sedangkan raknya berjumlah dua buah digunakan untuk menyimpan alat main semua lihat lampiran no. 4 halaman 140- 169 dan lampiran no 5 halaman 171. Sentra APET mempunyai sebuah whiteboard berukuran kecil dan digantung rendah di dinding. Whiteboard digunakan guru untuk mempresensi siswa serta alat yang digunakan untuk menjelaskan temasub tema hari itu. Selanjutnya ada gambar anak yang sedang bermain permainan tradisional seperti layang-layang, benthik, egrang, sundamanda, d dan an jaranan dari tulang daun pisang lihat lampiran no. 4 halaman 140-169 dan lampiran no 5 halaman 171. Jam dinding di Sentra APET berjumlah satu dan digantung di atas almari. Selanjutnya terdapat karung yang berisikan beberapa bola besar. Sentra APET juga mempunyai papan hasil karya yang berbentuk rumput besar. Papan hasil karya terbuat dari gabus yang berwarna hijau lihat lampiran no. 4 halaman 140- 169 dan lampiran no 5 halaman 171. 69 Alat main yang disediakan guru setiap hari diambil dari almari atau rak penyimpanan dan diletakkan di lantai ruang kelas. Guru menata alat main di bagian belakang kelas dan karpet di sebelah depannya. Karpet disiapkan dekat dengan whiteboard sehingga ketika duduk melingkar guru mudah untuk menulis. Jumlah siswa yang banyak akan membuat mereka duduk berdekatan dan sempit, sehingga guru meminta beberapa anak mengambil karpet berukuran kecil sebagai alas duduk lihat lampiran no. 4 halaman 140-169 dan lampiran no 5 halaman 171. Data dokumentasi dan observasi diperkuat dengan hasil wawancara yang memberikan informasi bahwa penataan ruang kelas diatur sesuai peraturan sekolah. Pengaturan ruang kelas dilakukan oleh guru sentra sendiri. Pengaturan ruang kelas dilakukan dengan memperhatikan pencahayaan yang cukup, memudahkan anak mengambil alat main dan bermain, serta kenyamanan dan keamanan bagi para siswa. Benda yang tajam dan bahaya disimpan di tempat yang sulit dijangkau anak lihat lampiran no. 3 halaman 117 dan 132. Berdasarkan data hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi tersebut diperoleh informasi bahwa pengaturan ruang kelas dilakukan oleh guru sentra. Hal yang diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas antara lain cahaya yamg masuk cukup sehingga kelas menjadi terang tanpa perlu menyalakan lampu, penataan alat dan bahan main yang rapi sehingga memudahkan anak menjangkaunya, semua benda ditata di tepi kelas sehingga bagian tengah dapat digunakan untuk duduk melingkar, dan keamaan bagi para siswa dari benda tajam atau berbahaya. Benda- benda yang terdapat di Sentra APET antara lain alat main, rak, almari, 70 whiteboard, foto gambar permainan tradisional yang dipasang di dinding, jam dinding, karung besar berisi bola, serta papan hasil karya.

10. Alat permainan edukatif tradisional

Alat main yang terdapat di Sentra APET terdiri dari beberapa macam, antara lain holahob, bola, berbagai macam jaranan, bakiak, kelereng, dhakon, bendera merah putih kecil, botol, lidi, karet, bathok, eggrang dari bathok kelapa dan bambu, topeng, kerang, boneka dari serat bambu, wayang, layang-layang, bola bekel, ketapel, pistol dari kayu, gangsing, kitiran, dan kentongan. Selain itu, Sentra APET juga mempunyai alat musik yang meliputi gamelan, rebana, bathok, seruling, serta angklung. Semua alat permaian tersebut tersimpan rapi di dalam almari, rak, dan karung besar lihat lampiran no. 4 halaman 140-169 dan lampiran no 5 halaman 171. Semua alat permainan tersebut diperoleh dari labsite BPKB, Sentra Bahan Alam dan Seni, bantuan dari lembaga BPKB Toko ABC Toys, pengadaan sendiri dari sekolah maupun guru. Semua pengadaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan Sentra APET. Ketika alat permainan tidak ada ataupun sudah habis dan rusak, maka akan diadakan pengadaan. Pengadaan tersebut dapat dilakukan oleh guru sentra ketika dalam kondisi mendesak. Pengadaan lainnya dapat dilakukan ketika guru kelas memberikan usulan pada saat rapat kerja tahunan sekolah. Semua biaya pengadaan alat main ditanggung oleh pihak sekolah lihat lampiran no. 3 halaman 117, 133, dan 136. Penggunaan alat tersebut dalam pijakan saat main Sentra APET dipilih sesuai dengan kegiatan yang ada dalam RPPH. Guru memilih alat main yang 71 memenuhi beberapa syarat, antara lain aman, bersih, dan sesuai dengan tingkatan usia anak. Jenis permainan dalam pijakan saat main dibedakan berdasarkan sifat permainan, alat yang digunakan, serta tempat pelaksanaan. Jenis permainan berdasarkan sifatnya yakni permainan keterampilan atau games. Permainan keterampilan yang dilakukan ketika pijakan saat main adalah membentuk daun nangka menjadi kuluk serta membuat terompet dari daun pisang. Permainan games yang dilakukan ketika pijakan saat main contohnya lomba bakiak dan holahop lihat lampiran no. 4 halaman 140-169. Permainan berdasarkan alatnya dibagi menjadi dua yakni yang menggunakan alat seperti bakiak, holahop, dan egrang dari tempurung kelapa. Menurut data wawancara, permainan yang tidak menggunakan alat contohnya petak umpet, bentengan, dan gobag sodor namun kegiatan tersebut belum dilakukan selama penelitian berlangsung. Selanjutnya permainan yang dilakukan di dalam ataupun luar kelas. Guru mengajak siswa lomba bakiak dan holahop di halaman sekolah. Guru mengajak siswa bermain keterampilan di dalam sentra, contohnya membuat kuluk dan terompet dari daun pisang lihat lampiran no. 4 halaman 140-169 dan lampiran no 3 halaman 117 dan 133. Tujuan penggunaan alat permainan edukatif tradisional di Sentra APET yakni untuk mengenalkan kembali permainan tradisional. Mengenalkan cara pembuatan dan bagaimana memainkannya. Hasil karya anak ketika bermain dapat dibawa pulang atau disimpan di sekolah jika memungkinkan. Siswa PAUD Bina Buah Hati sebagian besar tinggal di daerah perkotaan sehingga penggunaan alat permainan edukatif tradisional dapat menarik perhatiannya dan meningkatkan