Pengaturan Ruang Kelas Hasil Penelitian

71 memenuhi beberapa syarat, antara lain aman, bersih, dan sesuai dengan tingkatan usia anak. Jenis permainan dalam pijakan saat main dibedakan berdasarkan sifat permainan, alat yang digunakan, serta tempat pelaksanaan. Jenis permainan berdasarkan sifatnya yakni permainan keterampilan atau games. Permainan keterampilan yang dilakukan ketika pijakan saat main adalah membentuk daun nangka menjadi kuluk serta membuat terompet dari daun pisang. Permainan games yang dilakukan ketika pijakan saat main contohnya lomba bakiak dan holahop lihat lampiran no. 4 halaman 140-169. Permainan berdasarkan alatnya dibagi menjadi dua yakni yang menggunakan alat seperti bakiak, holahop, dan egrang dari tempurung kelapa. Menurut data wawancara, permainan yang tidak menggunakan alat contohnya petak umpet, bentengan, dan gobag sodor namun kegiatan tersebut belum dilakukan selama penelitian berlangsung. Selanjutnya permainan yang dilakukan di dalam ataupun luar kelas. Guru mengajak siswa lomba bakiak dan holahop di halaman sekolah. Guru mengajak siswa bermain keterampilan di dalam sentra, contohnya membuat kuluk dan terompet dari daun pisang lihat lampiran no. 4 halaman 140-169 dan lampiran no 3 halaman 117 dan 133. Tujuan penggunaan alat permainan edukatif tradisional di Sentra APET yakni untuk mengenalkan kembali permainan tradisional. Mengenalkan cara pembuatan dan bagaimana memainkannya. Hasil karya anak ketika bermain dapat dibawa pulang atau disimpan di sekolah jika memungkinkan. Siswa PAUD Bina Buah Hati sebagian besar tinggal di daerah perkotaan sehingga penggunaan alat permainan edukatif tradisional dapat menarik perhatiannya dan meningkatkan 72 semangat memainkannya. Penggunaan alat permainan edukatif tradisional setiap harinya telah direncanakan guru sentra agar dapat mengembangkan kemampuan anak sesuai muatan materi yang tercantum dalam RPPH. Penyusunan RPPH setiap harinya telah mencakup keterangan alat dan bahan yang akan digunakan lihat lampiran no. 3 halaman 118 dan lampiran no. 5 halaman 171. Berdasarkan data hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diperoleh informasi bahwa semua alat permainan di Sentra APET kecuali bola disimpan dalam almari dan rak. Sedangkan berbagai bola besar disimpan dalam karung besar. Semua alat permainan diperoleh dari labsite BPKB, Sentra Bahan Alam dan Seni, bantuan dari lembaga BPKB Toko ABC Toys, serta pengadaan sendiri dari sekolah maupun guru. Tujuan penggunaan alat permainan edukatif tradisional di Sentra APET ialah mencapai tujuan sentra, mengenalkan kembali permainan tradisional kepada para siswa yang sebagian besar tinggal di daerah perkotaan. Penggunaan dan pemilihan alat permainan edukatif tradisional disesuaikan dengan daftar yang tercantum dalam RPPH. Data wawancara, observasi, dan dokumentasi memberikan informasi bahwa pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati berdasarkan dari empat pijakan. Pertama, pijakan lingkungan main. Guru menata ruang kelas dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan main ketika pagi hari sebelum menyambut siswa datang. Guru menata ruang kelas dengan karpet yang direntangkan di lantai kelas, spidol dan penghapus yang diletakkan di dekat whiteboard, dan bahan main yang diatur di lantai. Pengaturan bahan main dilengkapi dengan karpet kecil untuk tempat duduk anak. 73 Kegiatan selanjutnya yakni penyambutan anak. Guru menyambut anak anak yang datang ke sekolah kemudian mempersilakan dan mengawasinya bermain bebas. Kegiatan selanjutnya ialah main pembukaan. Semua anak kelompok usia 2- 3 dan 3-4 tahun masuk ke dalam aula untuk melakukan gerakan yang diiringi dengan lagu berbahasa Indonesia dan Jawa. Kelompok usia 4-5 dan 5-6 tahun melakukan main pembukaan di halaman sekolah dipimpin oleh guru piket. Pada hari Sabtu semua kelompok usia melakukan senam bersama di aula sebagai kegiatan main pembukaan. Kegiatan main pembukaan selesai kemudian dilanjutkan dengan transisi. Para siswa masuk ke dalam sentra untuk berdoa dan mendapat kesempatan untuk minum serta buang air kecil dahulu. Tujuan kegiatan transisi yakni menenangkan siswa setelah main pembukaan serta persiapan sebelum masuk ke pijakan sebelum main. Para siswa telah selesai melaksanakan transisi kemudian duduk melingkar dan guru memulai pijakan sebelum main. Pijakan sebelum main meliputi pengkondisian agar siswa tenang menggunakan nyanyian dan tepuk, presensi kehadiran dengan menuliskan di whiteboard , tanya jawab dan menggmbarkan gambaran tentang tema dan sub tema, serta penjelasan permainan dan cara main dengan memegang langsung alat mainnya. Guru bersama anak-anak kemudian menyebutkan aturan permainan bahwa tidak boleh berebut, bermain bersama, bermain hingga tuntas, dan ketika sudah bel berbunyi mainannya dibereskan. Pijakan sebelum main diakhiri guru dengan menunjuk siapa dahulu yang akan bermain. Guru mengeja huruf nama