19
Kompetensi Inti. Kompetensi dasar terdiri dari empat, yakni kompetensi dasar sikap spiritual, kompetensi dasar sikap sosial, kompetensi dasar pengetahuan, dan
kompetensi dasar
keterampilan. Kurikulum
2013 mencakup
program pengembangan yang terdiri dari nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial emosional, dan seni. Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan
suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama, moral, dan kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain. Program
pengembangan fisik motorik meliputi perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain. Program pengembangan kognitif
mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berfikir dalam konteks bermain.
Program pengembangan bahasa meliputi perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain. Program
pengembangan sosial emosional mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kepekaan, sikap, keterampilan sosial, serta kematangan emosi
dalam konteks bermain. Program pengembangan seni meliputi perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam
konteks bermain. Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa rencana pembelajaran
disusun sesuai kurikulum PAUD yakni Kurikulum 2013. Komponen dalam kurikulum meliputi program semester, rencana program pembelajaran minggun,
dan rencana program pembelajaran harian. Program pengembangan yang
20
dilakukan meliputi nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Rencana pembelajaran yang telah selesai disusun kemudian
menjadi panduan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra APET
Pembelajaran sentra menekankan pada adanya pijakan. Menurut Vigotsky Mukhtar Latif, dkk., 2014: 82 pijakan dalam proses belajar dan pertumbuhan
terlihat pada proses anak belajar suatu konsep melalui tahapan pemecahan masalah. Anak dirangsang untuk aktif dalam kegiatan main dan menjadi kuat serta
teguh terhadap informasi yang diperoleh ketika bermain. Pembelajaran sentra terdiri dari empat pijakan, yakni pijakan lingkungan main, pijakam sebelum main,
pijakaan saat main, dan pijakan setelah main. Setiap pijakan mempunyai tujuan masing-masing. Adapun penjelasan setiap pijakan ialah sebagai berikut:
a. Pijakan lingkungan main
Pijakan lingkungan main diawali dengan mempersiapkan tempat belajar dengan alat dan bahan yang dibutuhkan anak-anak. Setelah persiapan selesai
dilakukan, guru menyambut anak-anak dan menemaninya bermain. Kegiatan bermain pada pijakan lingkungan main dapat berupa permainan tradisional, gerak,
dan musik Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 10. Pijakan lingkungan main yang telah selesai dilakukan dilanjutkan dengan waktu transisi. Waktu transisi
ialah waktu yang digunakan untuk pendinginan agar anak kembali tenang. b.
Pijakan sebelum main Pijakan sebelum main dilakukan di dalam kelas dan memposisikan guru
serta anak-anak untuk duduk melingkar di lantai. Guru memulainya dengan
21
membacakan buku yang berkaitan dengan pengalaman bisa berupa ensiklopedi atau mendatangkan narasumber Yudhistira Siska Y. Massardi, 2012: 124.
Selanjutnya guru memberikan arahan kepada anak aturan permainan pada hari tersebut.
c. Pijakan saat main
Pijakan saat main merupakan waktu bagi anak-anak untuk memainkan permainan yang telah disiapkan oleh guru. Anak-anak mendapat kebebasan
memilih permainan yang diminatinya dan tetap bergantian dengan temannya. Suyadi 2009: 204 menyatakan bahwa guru lebih bersifat pasif dengan berperan
memberikan motivasi, fasilitas, dan pendampingan. d.
Pijakan setelah main Aktivitas di pijakan setelah main meliputi membersihkan alat permainan.
Anak-anak dibiasakan untuk membereskan dan mengembalikan alat yang telah digunakan pada tempatnya. Setelah semua alat dirapikan, anak-anak kembali
duduk melingkar dan guru menanyakan kegiatan main yang telah dilakukan Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 15.
Sesuai dengan penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa proses pembelajaran terdiri dari empat pijakan. Setiap pijakan mempunyai tujuan
pencapaian kegiatan yang berbeda. Proses pembelajaran di Sentra APET didukung oleh seting kelas yang berisikan berbagai macam alat main.
6. Pengaturan Kelas Sentra APET
Pengaturan ruang kelas dalam pembelajaran pendekatan sentra bertujuan mempermudah proses pembelajaran. Beberapa hal yang menjadi bagian
22
pengaturan ruang meliputi rak penyimpanan alat main dan warna. Suyadi 2009: 184 menyatakan bahwa rak-rak tempat menyimpan berbagai alat permainan
harus dibuat pendek sehingga anak dapat mengambil dan mengembalikan alat permainan yang disukainya dengan leluasa. Menurut Wolfgang Sofia Hartati.
2005: 133 warna netral yang sedikit cerah dan disertai dengan pencahayaan yang lembut dapat menciptakan suasana gembira. Hal terpenting dalam pengaturan
lingkungan kelas ialah memudahkan anak bermain dan pengawasannya oleh guru. Pengaturan ruang kelas juga disesuaikan dengan karakteristik nama sentranya
Mukhtar Latif, dkk., 2014: 107. Sesuai pemaparan di atas dapat ditegaskan bahwa pengaturan ruang kelas di
Sentra APET disesuaikan dengan kemampuan anak dalam menjangkau alat main, pencahayaan yang masuk ke dalam ruangan, dan karakteristik nama sentra.
7. Jenis Permainan di Sentra APET
Jenis permainan yang ada di Sentra APET berasal dari Jawa. Permainan di Jawa terdiri dari berbagai macam. Beberapa jenis permainan tradisional Jawa
menurut Suwardi Endraswara, 2010: 112 dapat dibagi menjadi dua yani: a.
Permainan tradisional Jawa yang memanfaatkan gerakan, tarian, dan lagu antara lain jamuran, Cublak-cublak Suweng, Cungkup Milang Kondhe, Gula
Ganthi, Man Dhoplang, dan Nini Thowong. b.
Permainan tradisional Jawa yang tidak memanfaatkan vokal, antara lain bakiak, dhakon, macanan, dham-dhaman, benthik, egrang, engklek, pasaran,
omah-omahan, gobag sodor, uthut, adu wayang, lowok, kasti, dan dhelikan.
23
Jenis permainan lain dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yakni bermain keterampilan dalam Info Teman Anak 2012. Bermain keterampilan dilakukan
dengan menggunakan alat dan bahan yang mampu melatih dan mengembangkan keterampilan anak. Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa permainan
tradisional dibedakan berdasarkan sifatnya. Anak memainkan semua jenis permainan tradisional sesuai dengan aturan main yang disampaikan guru. Semua
jenis permainan dapat memberikan banyak manfaat bagi anak.
8. Evaluasi Pembelajaran di Sentra APET
Evaluasi pembelajaran sentra dilakukan guru setiap hari. Pencatatan kegiatan belajar anak meliputi perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosial, dan aspek lainnya Departemen Pendidikan Nasional, 2006:19. Pada proses evaluasi guru melakukan penilaian dengan tiga
teknik, yakni catatan anekdot, penilaian hasil karya, dan skala capaian Hilda L. Jackman, 2009: 70.
Catatan anekdot digunakan untuk menggambarkan informasi mengenai kejadian yang terjadi dalam diri anak dan merupakan hal tidak biasa atau penting.
Penilaian hasil karya merupakan metode evaluasi yang menunjukkan informasi mengenai karya anak sendiri atau dari kerja sama anak dengan guru. Selanjutnya
skala capaian menurut Suyadi dan Dahlia 2014: 125 adalah instrumen yang disusun berdasarkan aspek dan indikator perkembangan sesuai kelompok usia.
Skala capaian dapat dibedakan berdasarkan penggunaan skala nilai atau hanya tandang centang saja.