Rencana Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina Buah Hati

81 Penentuan tema menurut Mukhtar Latif, dkk 2014: 47, dilakukan dengan menyesuaikan lingkungan lembaga. Guru menguraikan kompetensi dasar menjadi muatan materi yang sesuai dengan visi misi PAUD Bina Buah Hati dan kelompok usia anak. Kegiatan ini sesuai dengan teori Masnur Muslich, 2011: 44 yang mengatakan bahwa guru menentukan materi pembelajaran pokok pada setiap kompetensi dasar. Trianto 2010: 25 juga mengatakan bahwa kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. RPPM Sentra APET PAUD Bina Buah Hati mempunyai beberapa komponen, antara lain waktu pelaksanaan, tema dan sub tema, kelompok usia, strategi pembelajaran, kompetensi dasar, muatan materi, serta kegiatan setiap sentra. Penyusunan RPPM sesuai dengan program semester yakni dimulai dengan menuliskan keterangan waktu pelaksanaan, pemilihan tema dan sub tema, kelompok usia, kompetensi dasar, muatan materi dari program semester. Guru kemudian menambahkan strategi pembelajaran dan kegiatan main di sentra. Penentuan kegiatan main disesuaikan dengan muatan materi yang telah ada dalam program semester. Guru menuliskan RPPM untuk semua sentra menggunakan cara webbing. Pemaparan mengenai RPPM di atas sesuai dengan teori Suyadi Dahlia 2014: 67 yang mengatakan bahwa RPPM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema. Guru menulis RPPM dalam bentuk webbing yang 82 sesuai dengan teori Trianto 2010: 41 yang menyatakan bahwa pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa pada setiap sub tema tertentu. Jika dikaitkan dengan RPPM Sentra APET PAUD Bina Buah Hati, webbing yang dibuat guru menggambarkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan siswa pada setiap sentra. Rencana pembelajaran selanjutnya yakni RPPH. Pada setiap RPPH mempunyai beberapa komponen antara lain waktu pelaksanaan semester, bulan, hari, dan tanggal, tema dan sub tema, muatan materi, nama sentra, alat dan bahan kegiatan main, serta proses kegiatan pijakan lingkungan main, pelaksanaan SOP pembukaan, pijakan sebelum main, pijakan selama main, recalling, penutup, dan rencana penilaian. Penyusunan RPPH mengacu pada RPPM. Penyusunan RPPH dimulai dengan menuliskan waktu pelaksanaan, tema dan sub tema, muatan materi, serta nama sentra, kegiatan main kelompok usia tertentu sesuai dengan yang telah tertulis pada RPPM kelompok usia yang sama. Guru kemudian melengkapi RPPH dengan menuliskan alat dan bahan yang diperlukan ketika kegiatan main serta rencana evaluasi pembelajaran. Pemaparan RPPH di atas sesuai dengan teori Mulyasa 2012: 131 yang mengatakan bahwa RPPH dalah penjabaran dari RPPM kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat atau makan, dan kegiatan penutup yang akan dilaksanakan dalam setiap kegiatan pembelajaran secara bertahap. Penyusunan RPPH tersebut juga sesuai dengan teori Luluk Asmawati 2014: 56 yang mengatakan bahwa rencana pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara 83 lain, karakteristik anak, konsep keahlian yang akan dikembangkan, serta menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kegiatan main antara kelompok usia yang satu dan lainnya berbeda sesuai dengan teori Mukhtar Latif, dkk. 2014:106 yang menyatakan bahwa bahan dan alat main yang disiapkan guru disesuaikan dengan tahap perkembangan biologisnya untuk mendukung kemampuan anak dalam bermain.

2. Kegiatan Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina Buah Hati

Pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati terdiri dari pijakan lingkungan main, penyambutan anak, main pembukaan, transisi, pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan setelah main dan snack time, serta penutup. Tahap pertama yakni pijakan lingkungan main. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Alat yang digunakan meliputi bakiak, holahop, egrang dari bambu, bathok kelapa, lidi, daun nangka, daun pisang, dan alat musik rebana dan gamelan. Guru menyiapkan alat dan bahannya pagi hari sebelum pembelajaran dimulai. Alat Pijakan lingkungan main yang telah selesai kemudian dilanjutkan dengan penyambutan anak. Guru menyambut anak anak yang datang ke sekolah kemudian mempersilakan dan mengawasinya bermain bebas. Pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati mempunyai empat pijakan yakni pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main. Vigotsky menekankan pentingnya pijakan dalam proses belajar dan proses pertumbuhan, di mana anak belajar suatu konsep melalui tahapan-tahapan pemecahan masalah Mukhtar Latif, dkk, 2014: 82. Pijakan 84 merupakan dukungan yang diberikan kepada anak disesuaikan dengan kemampuannya untuk mencapai suatu tingkat perkembangan tertentu. Pijakan lingkungan main yakni pengelolaan awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup sesuai jenis main yang akan digunakan. Pijakan sebelum main dilakukan untuk mempersiapkan anak bermain. Pijakan saat main memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman mainnya. Pijakan setelah main ialah kesempatan anak membereskan alat yang digunakan dan mengingat kembali pengalaman main. Pemaparan pijakan lingkungan main di Sentra APET sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond Centers and Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan bahwa pijakan lingkungan main diawali dengan mempersiapkan tempat belajar dengan alat dan bahan yang dibutuhkan anak-anak serta sesuai kelompok usianya. Siswa yang telah disambut kemudian diarahkan untuk bermain bebas. Kegiatan selanjutnya ialah main pembukaan. Semua anak kelompok usia 2-3 dan 3-4 tahun masuk ke dalam aula untuk melakukan gerakan yang diiringi dengan lagu berbahasa Indonesia dan Jawa dan dipimpin oleh guru piket. Kelompok usia 4-5 dan 5-6 tahun melakukan main pembukaan di halaman sekolah dipimpin oleh guru piket. Pada hari Sabtu semua kelompok usia melakukan senam di aula sebagai kegiatan main pembukaan. Pemaparan di atas sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond Centers and Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan bahwa kegiatan pembuka dapat berupa gerak dan musik. Main pembukaan 85 dipimpin oleh satu kader atau guru sedangkan yang lainnya menjadi peserta bersama anak mencotohkan. Kegiatan main pembukaan selesai kemudian dilanjutkan dengan transisi. Para siswa masuk ke dalam sentra untuk berdoa. Guru meminta salah seorang anak untuk memimpin doa pada penelitian hari pertama dan keempat. Guru tidak meminta anak memimpin doa pada penelitian hari ke kedua dan ketiga. Guru lupa mengajak siswa berdoa apada penelitian hari kelima. Siswa yang telah selesai berdoa kemudian mendapat kesempatan untuk minum serta buang air kecil dahulu. Tujuan kegiatan transisi ini yakni menenangkan siswa setelah main pembukaan serta persiapan sebelum masuk ke pijakan sebelum main. Para siswa yang telah selesai melaksanakan transisi kemudian duduk melingkar di atas karpet dan guru memulai pijakan sebelum main. Pelaksanaan kegiatan berdoa dan transisi di atas kurang sesuai dengan p emaparan di atas sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond Centers and Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan bahwa setelah main pembukaan siswa melakukan transisi dan kembali ke kelas kemudian siswa duduk melingkar bersama guru. Guru memberikan salam, menanyakan siapa yang tidak berangkat kemudian meminta seorang siswa memimpin doa secara bergiliran setiap harinya. Ketidaksesuaian hasil data dengan teori terletak pada waktu pelaksanaan berdoa dan siswa yang bergilir memimpin doa. 86 Pijakan yang kedua ialah pijakan sebelum main. Pijakan sebelum main meliputi pengkondisian agar siswa tenang dengan menanyakan kebiasan sehari- hari seperti sudah sarapan ataukah belum, presensi, penjelasan tema dan sub tema; permainan yang akan dimainkan; cara memainkan; serta aturan permainan. Pijakan sebelum main diakhiri guru dengan menunjuk siapa dahulu yang akan bermain. Guru mengeja huruf nama anak atau mengajak sobyong. Penjelasan pijakan sebelum main tersebut kurang sesuai dengan pemaparan di atas sesuai dengan Pedoman Penerapan Pendekatan ”Beyond Centers and Circles Time” dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang menyatakan bahwa guru menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Guru membacakan buku yang berkaitan dengan tema kemudian menanyakan kembali isi cerita. Guru mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang akan dilakukan anak. Ketidaksesuaian hasil data dengan teori terletak pada tidak adanya kegiatan membacakan buku cerita kepada siswa ketika pijakan sebelum main di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati. Pijakan yang ketiga yakni pijakan saat main. Pijakan saat main ialah waktu yang diberikan kepada siswa untuk bermain. Siswa mulai bermain dengan memilih permainan. Siswa bermain menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan guru, antara lain daun, lidi, daun pisang, serta beberapa alat musik. Siswa bermain dengan senang dan tertib sesuai kuota tempat duduk pada setiap permainan. Siswa melakukan kegitan main dengan tujuan dapat mencapai tingkat pencapaian yang telah ditentukan dalam RPPH. Guru berperan sebagai pengawas, pendamping, dan motivator. Guru merayu siswa yang enggan bermain serta