25 b. Outline
Siswa menyusun outline dari hasil wawancara secara lengkap. Tempatkan topik sebagai judul garis besar. Gunakan pertanyaan-pertanyaan tambahan dan
tanggapan untuk mendukung rincian Wiesendanger, 2001: 157. c. Paragraf
Siswa meninjau ulang pertanyaan dan jawaban pada outline yang telah dibuat. Setiap kepala menjadi ide pokok paragraf dengan diikuti informasi yang
mendukung. Setelah tiga paragraf dikembangkan, kemudian menyambungkan dengan pernyataan akhir untuk mengemukakan kembali ide pokok Wiesendanger,
2001: 157. Berdasarkan kajian strategi QUIP di atas, dapat disimpulkan bahwa
strategi QIUP sangat cocok untuk membandingkan format ekspositoris. Penggunaan strategi QUIP harus melalui tiga tahap, yaitu wawancara, outline, dan
paragraf. Langkah wawancara dan outline mempermudah siswa untuk peka terhadap persamaan dan perbedaan. Langkah paragraf-paragraf memperlihatkan
begitu pentingnya sebuah hubungan. Dengan demikian, strategi QUIP diharap cocok digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita.
4. Penerapan Strategi QUIP dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
Penerapan strategi QUIP dalam pembelajaran menulis teks berita, sebagai berikut.
26 a. Wawancara
Guru dan siswa berdiskusi dalam menentukan topik berita yang akan dibuat. Siswa diberi tugas untuk membuat tiga pertanyaan berdasarkan topik yang
telah didiskusikan. Tempatkan pertanyaan pada kolom pertanyaan di kolom sebelah kiri dan jawaban di kolom sebelah kanan. Siswa melakukan wawancara dengan
teman sebangku sebagai sumber informasi untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat.
b. Outline Siswa menyusun outline dari hasil wawancara secara lengkap. Tempatkan
topik sebagai judul garis besar. Gunakan pertanyaan-pertanyaan tambahan dan tanggapan untuk mendukung rincian. Siswa memperoleh handout dari guru untuk
memastikan kebenaran hasil wawancara. Siswa mendiskusikan hasil pembuatan outlinenya pada guru.
c. Paragraf Siswa meninjau ulang pertanyaan dan jawaban pada outline yang telah
dibuat. Setiap kepala menjadi ide pokok paragraf dengan diikuti informasi yang mendukung. Setelah kerangka yang telah disusun dikembangkan menjadi beberapa
paragraf, siswa menyambungkan penyataan akhir untuk mengemukakan kembali ide pokok. Kemudian, siswa saling bertukar tulisan yang telah dibuat dan meninjau
kembali tulisan tersebut. Siswa mengoreksi isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, dan ejaan, serta memberi masukan terhadap tulisan temannya. Siswa
membaca hasil karyanya di depan kelas.
27
5. Strategi PBL
White 2001: 1 mengemukakan bahwa PBL merupakan satu strategi yang mempertimbangkan kebutuhan siswa terhadap pengetahuan dan pengetahuan
siswa terhadap lingkungan. Dalam PBL, siswa belajar dengan teman sekelas untuk memecahkan masalah yang kompleks dan otentik untuk membantu
mengembangkan pengetahuan serta pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, dan penilaian keterampilan oleh diri sendiri. Menurut Nurhadi 2004: 56 PBL
adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial.
Rusman 2014: 247 mengemukakan bahwa PBL berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah
kelompoklingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual. PBL menjadikan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru
dalam PBL berperan sebagai fasilitator. Hal ini dikarenakan guru dalam pembelajaran dengan strategi PBL bertugas menghadirkan masalah dunia nyata
dengan memberikan pemicu masalah. Tujuannya yaitu agar siswa berusaha untuk menelaah
masalah yang
dihadapi tersebut
sehingga mampu
untuk menyelesaikannya.
Tahapan pembelajaran dengan strategi PBL menurut Rusmono 2014: 81 ada 5 tahapan, yaitu: a mengorganisasikan siswa kepada masalah; b
mengorganisasikan siswa untuk belajar; c membantu penyelidikan mandiri dan
28 kelompok; d mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran;
dan e menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Menurut Amir 2015: 24-25 pembelajaran dengan strategi PBL ada 7 langkah, yaitu: a
mengidentifikasi istilah dan konsep yang belum jelas; b merumuskan masalah; c menganalisis masalah; d menata gagasan dan menganalisis secara sistematis; e
memformulasikan tujuan pembelajaran; f mencari informasi tambahan dari sumber yang lain di luar diskusi kelompok; dan g mensistesa menggabungkan
dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk dosenkelas. Berbeda dengan Rusmono dan Amir, Suprijono 2015: 93 mengemukakan bahwa strategi
PBL memiliki 5 langkah, yaitu: a memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa; b mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti; c membantu
investigasi mandiri dan kelompok; d mengembangkan dan mempresentasikan artefak atau exhibit;dan e menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi
masalah. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
strategi PBL adalah strategi pembelajaran yang menggunakan permasalahan sebagai bahan utamanya. Langkah pembelajaran dengan strategi PBL ada 5
langkah, yaitu: a mengorientasikan siswa kepada masalah; b mengorganisasi siswa untuk belajar; c membimbing investigasi individu maupun kelompok; d
mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan e menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dengan demikian, PBL diharap cocok
digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita.