Self control bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, melainkan didapat melalui proses pembelajaran. Ketika seseorang mulai mempelajari pengendalian
diri, maka akan diawali dengan mengontrol tubuhnya sendiri, seperti mengontrol gerakan badan, mengontrol koordinasi tangan serta kaki. Kemampuan mengontrol
diri pada masa awal kehidupan, membentuk pengalaman awal dari self control dan reward yang diberikan membentuk motivasi untuk meningkatkan self control.
Seiring dengan semakin berkembangnya pertumbuhan manusia, maka akan semakin banyak proses kontrol yang dipelajari.
Berdasarkan uraian diatas bodily control kontrol tubuh dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengendalikan perilaku fisik.
2. Control over impulsive behaviour Kontrol tingkah laku impulsif
Tingkah laku impulsif merupakan tingkah laku yang harus segera dilakukan untuk mendapatkan pemenuhan dengan segera. Untuk mengontrol
tingkah laku impulsif diperlukan dua kemampuan, diantaranya: a.
Kemampuan untuk menunggu terlebih dahulu sebelum bertindak. b.
Kemampuan mengabaikan pemenuhan kebutuhan segera untuk mencapai reward yang lebih besar di masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian diatas kontrol tingkah laku impulsif dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk mengendalikan pemuasan kebutuhan segera
untuk mencapai hasil yang lebih baik di masa yang akan datang. 3.
Reactions to the self Reaksi pada diri Selain reinforcement yang dapat mengontrol diri, hal yang lebih penting
adalah reaksi diri. Seseorang akan selalu melakukan evaluasi terhadap tampilan tingkah lakunya. Reactions to the self Reaksi pada diri dapat diartikan sebagai
kemampuan individu untuk mengevaluasi atas tampilan tingkah lakunya. Untuk mengukur kontrol diri digunakan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Kemampuan mengontrol perilaku
b. Kemampuan mengontrol stimulus
c. Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian
d. Kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian.
e. Kemampuan mengambil keputusan.
87
Dengan melihat seseorang dalam mengontrol perilaku, stimulus, mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian, menafsirkan peristiwa atau kejadian,
dan dalam mengambil keputusan, maka akan dapat dinilai bagaimana kualitas kontrol diri seseorang.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Control
Faktor-faktor yang turut mempengaruhi self control seseorang biasanya disebabkan oleh banyak faktor. Orang yang memiliki kontrol diri pada stimulus
atau situasi tertentu belum tentu sama dengan stimulus atau situasi yang lain. Namun pada dasarnya, kontrol diri itu secara garis besar dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Faktor-faktor tersebut disimpulkan dari kutipan pendapat para ahli yang
mengungkapkan banyaknya pendapat mengenai kontrol diri. Adapun faktor-faktor internal yang mempengaruhi kontrol diri menurut Buck, dikatakan bahwa kontrol
diri berkembang secara unik pada masing-masing individu. Dalam hal ini dikemukakan tiga sistem yang mempengaruhi perkembangan kontrol diri, yaitu:
pertama, hirarki dasar biologi yang telah terorganisasi dan disusun melalui pengalaman evolusi. Kedua , yang dikemukakan oleh Mischel dkk, bahwa kontrol
diri dipengaruhi usia seseorang. Menurutnya kemampuan kontrol diri akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Ketiga, masih menurut
pendapat Mischel dkk, bahwa kontrol diri dipengaruhi oleh kontrol emosi. Kontrol emosi yang sehat dapat diperoleh bila remaja memiliki kekuatan ego,
yaitu sesuatu kemampuan untuk menahan diri dari tindakan luapan emosi.
88
87
Ibid.
88
Carlson, The Science …, h. 99.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self control seseorang yang bersifat internal, selain dapat dipengaruhi oleh hirarki dasar
biologi yang telah terorganisasi dan tersusun melalui pengalaman evolusi, juga bisa disebabkan oleh kontrol emosi yang sehat diperoleh bila seorang remaja
memiliki kekuatan ego, yaitu suatu kemampuan untuk menahan diri dan tindakan luapan emosi.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kontrol diri seseorang adalah kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan
kelompok teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut cukup kondusif, dalam arti kondisinya diwarnai dengan hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling
menghargai, dan penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung memiliki kontrol diri yang baik. Hal ini dikarenakan remajamencapai kematangan emosi oleh
faktor-faktor pendukung tersebut.
89
Kontrol diri seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, sehingga setiap individu wajib memelihara dan menjaga lingkungan sekitarnya agar selalu
aman dan kondusif agar tidak mudah dimasuki oleh hal-hal negative yang datang dari luar. Dengan demikian, pembinaan self control dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembinaan Self Control
Self control memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, terdapat dua alasan mengapa self control penting Calhoun dan Acocclla, 1990, yaitu:
a. Faktor sosial Karena manusia hidup berkelompok dalam suatu masyarakat, maka setiap
orang harus dapat mengontrol tingkah laku yang bertentangan dengan norma masyarakat. Setiap manusia menpunyai dorongan-dorongan dalam diri yang
menuntut pemuasan, misalnya saja dorongan-dorongan seksual dan agresif. Oleh karena harus memuaskan kebutuhan dari dorongan-dorongan tersebut, maka
89
Yusuf , Psikologi…, h. 71