tidaklah cukup karenanya perlu diperhatikan kriteria lain, yaitu efek yang muncul setelah mengontrol emosi terhadap kondisi fisik dan praktis, kontrol emosi
seharusnya tidak membahayakan fisik, dan psikis individu. Artinya dengan mengontrol emosi kondisi fisik dan psikis individu harus membaik. Dari sinilah ia
memaparkan tiga kriteria emosi yang masuk sebagai berikut:
a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa di terima secara sosial.
b. Dapat memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkan untuk
memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat. c.
Dapat menilai situasi secara kritis sebelum meresponnya dan memutuskan cara beraksi terhadap situasi tersebut.
85
Berikut adalah contoh sikap dan perilaku siswa yang memiliki self control yang baik:
a. Dalam keluarga
1 Hidup sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan
kelebihannya. 2
Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain. 3
Tunduk dan taat terhadap peraturan serta perintah kedua orang tua. b.
Dalam Masyarakat 1
Mencari sahabat atau temansebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan.
2 Saling menghormati dan menghargai orang orang lain.
3 Mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan
pribadi. 4
Mengikuti atau berpartisipasi segala kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat.
c. Dalam Lingkungan Sekolah dan Kampus
1 Patuh dan taat pada peraturan disekolah atau dikampus
85
Hurlock, Psikologi..., h. 122.
2 Menghormati dan menghargai teman, guru, dosen, karyawan, dll
3 Berani menolak setiap ajakan atau paksaan dalam setiap tindakan
negatif. Kemampuan mengontrol diri sebagaimana diuraikan di atas pada
hakikatnya berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang
diharapkan oleh kelompok darinya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong dan
diancam seperti hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.
3. Jenis dan Aspek Self Control
Averill dalam Ghufron menyebut kontrol diri dengan sebutan kontrol personal, yang terdiri dari tiga jenis kontrol, yaitu:
a. Behavior Control kontrol perilaku, yang terdiri dari dua komponen, yaitu
kemampuan mengatur pelaksanaan regulated administration dan kemampuan memodifikasi stimulus stimulus modifiability
b. Cognitive control kontrol kognitif, yang terdiri dari dua komponen, yaitu
memperoleh informasi information gain dan melakukan penilaian appraisal.
c. Decisional Control merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil
atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya, kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik
dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.
86
Selain ketiga jenis self control di atas, para ahli juga menambahkan jenis self control sebagai berikut:
1. Bodily control Kontrol tubuh
86
M. Nur Ghufron. ” Hubungan Kontrol Diri, Persepsi Remaja terhadap Penerapan Disiplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik.”Tesis, Program Pascasarjana Ilmu Psikologi
UGM Yogyakarta, 2003, h. 25.
Self control bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, melainkan didapat melalui proses pembelajaran. Ketika seseorang mulai mempelajari pengendalian
diri, maka akan diawali dengan mengontrol tubuhnya sendiri, seperti mengontrol gerakan badan, mengontrol koordinasi tangan serta kaki. Kemampuan mengontrol
diri pada masa awal kehidupan, membentuk pengalaman awal dari self control dan reward yang diberikan membentuk motivasi untuk meningkatkan self control.
Seiring dengan semakin berkembangnya pertumbuhan manusia, maka akan semakin banyak proses kontrol yang dipelajari.
Berdasarkan uraian diatas bodily control kontrol tubuh dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengendalikan perilaku fisik.
2. Control over impulsive behaviour Kontrol tingkah laku impulsif
Tingkah laku impulsif merupakan tingkah laku yang harus segera dilakukan untuk mendapatkan pemenuhan dengan segera. Untuk mengontrol
tingkah laku impulsif diperlukan dua kemampuan, diantaranya: a.
Kemampuan untuk menunggu terlebih dahulu sebelum bertindak. b.
Kemampuan mengabaikan pemenuhan kebutuhan segera untuk mencapai reward yang lebih besar di masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian diatas kontrol tingkah laku impulsif dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk mengendalikan pemuasan kebutuhan segera
untuk mencapai hasil yang lebih baik di masa yang akan datang. 3.
Reactions to the self Reaksi pada diri Selain reinforcement yang dapat mengontrol diri, hal yang lebih penting
adalah reaksi diri. Seseorang akan selalu melakukan evaluasi terhadap tampilan tingkah lakunya. Reactions to the self Reaksi pada diri dapat diartikan sebagai
kemampuan individu untuk mengevaluasi atas tampilan tingkah lakunya. Untuk mengukur kontrol diri digunakan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Kemampuan mengontrol perilaku