Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam pandangan penulis, bahwa pada awalnya pendidikan merupakan murni tugas kedua orang tua, sehingga kedua orang tua tidak perlu mengirim
anaknya ke sekolah, akan tetapi karena perkembangan ilmu pengetahun, keterampilan, sikap serta kebutuhan hidup sudah semakin luas, dalam, dan rumit,
maka orang tua tidak mampu lagi melaksanakan sendiri tugas-tugas mendidik anaknya. Sekalipun demikian, secara teoritis seharusnya rumah tangga dan
sekolah tetap menyadari sejarah pendidikan tersebut. Pengaruh pendidikan di dalam rumah tangga terhadap perkembangan anak memang sangat besar,
mendasar dan mendalam. Marimba, dalam Ahmad Tafsir menyatakan bahwa pendidikan adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
96
Dari pendapat Marimba tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa pentingnya pendidikan adalah untuk menumbuhkembangkan potensi jasmani dan rohani yang
dimiliki manusia demi terwujudnya manusia yang memiliki kepribadian- kepribadian yang utama dalam istilah agamanya adalah Insan Kamil dan menjadi
hamba Allah swt yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam teori pendidikan lama, yang dikemukan oleh dunia Barat, dikatakan
bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan nativisme. Sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh lingkungannya empirisme. Sedangkan Islam memandang bahwa perkembangan seeorang ditentukan oleh pembawaan
dan lingkungannya, hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
سجميوَأ ِهِناَرصُي وا هِنادوهُي ُاَوَ بَاَف ِةرطفلا ىلع ُدلوي ٍدولوَم ُلُك ِهِنا
96
Ibid, h. 24
Artinya: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.
97
Berdasarkan hadis Rasulullah saw tersebut, bahwa sejak lahir manusia dalam keadaan fitrah atau telah membawa kemampuan-kemampuan dasar atau
dengan istilah sekarang disebut dengan potensi. Fitrah atau kemampuan dasar tersebut harus ditumbuhkembangkan dengan baik sesuai dengan fitrah dasarnya.
Salah satu cara untuk menumbuhkembangn fitrah atau potensi tersebut yang paling efektif adalah melalui pendidikan. Sehingga hadits tersebut menjelaskan
begitu pentingnya pendidikan bagi manusia untuk menumbuhkembangkan fitrah atau potensi yang dimilikinya yang telah dibawa sejak manusia itu sendiri lahir.
Walaupun tanpa pendidikan, fitrah atau potensi itu bisa berkembang, namun perkembangannya tidak sesuai dengan nilai-nilai dari ajaran Islam. Pendidikan
mengarahkan bagaimana seharusnya fitrah atau potensi itu harus diarahkan dan ditumbuhkembangkan.
Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
98
Pendidikan agama Islam PAI di sekolah umum bertujuan meningkatkan keimanan, ketaqwaan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap
ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
99
97
Imam al-Bukhari, Jami ’ Shahih al-Bukhari Hadis no. 97 Beirut: Dar al-Fikr, tt h.
1994.
98
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005, h. 59.
99
Ibid.
Depdiknas merumuskan tujuan PAI di sekolah umum, yaitu: a.
Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemukuan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta
pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang keimanannya kepada Allah swt.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi tasamuh, menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
100
Sementara itu menurut Abdul Majid,
tujuan pendidikan agama Islam di SMA adalah sebagai berikut:
1 Siswa diharapkan mampu membaca Alquran, menulis dan memahami ayat
Alquran serta mampu mengimplementasikannya didalam kehidupan sehari-hari.
2 Beriman kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya, kepada hari kiamat dan qadha dan qadar-Nya. Dengan mengetahui fungsi dan hikmahnya serta terefleksi dalam sikap, prilaku dan
akhlak peserta didik pada dimensi kehidupan sehari-hari. 3
Siswa diharapkan terbiasa berperilaku dengan sifat terpuji dan menghindari sifat-sifat tercela, dan bertatakrama dalam kehidupan sehari-
hari.
100
Lihat Permen Diknas, Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Lihat juga dalam Lampiran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PAI SMP. Lihat juga
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009 h.
310.
4 Siswa diharapkan mampu memahami sumber hukum dan ketentuan
hukum Islam tentang ibadah, muamalah, mawaris, munakahat, jenazah dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
101
Siswa diharapkan mampu memahami, mengambil manfaat dan hikmah perkembangan Islam di Indonesia dan dunia serta mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan PAI ini terelaborasi untuk masing-masing satuan pendidikan dan
jenjangnya serta kemudian dijabarkan menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Tujuan pendidikan ini sangat terkait
dengan standar kelulusan yang tetapkan oleh pemerintah. Penetapan standar kelulusan ini berlaku bagi semua siswa di Indonesia, sesuai dengan mata
pelajaran, jenis dan jenjang pendidikan. Standar kelulusan tersebut termaktub dalam Permendiknas RI Nomor 24 tahun 2006 yang menyebutkan bahwa standar
kompetensi lulusan pada mata pelajaran PAI pada SMAMA, ditetapkan yaitu: 1 Menerapkan tata cara membaca Al-
qur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca
“Al”-Syamsiyah dan “Al”-Qomariyah” sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf 2 Meningkatkan pengenalan dan keyakinan
terhadap aspek-aspek rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta Asmaul Husna 3 Menjelaskan dan
membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasamuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah 4 Menjelaskan
tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah baik shalat wajib maupun shalat sunat 5 Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan
para shahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di nusantara.
102
101
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005, h. 42.
102
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi dan Peraturan
Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Secara garis besar tujuan pendidikan agama Islam di SMA dapat dibagi kepada tujuan umum dan tujuan khusus.