Manfaat Self Control Hakikat Self Control

akrab dengan orang lain, lebih handal dan lebih bertanggung jawab, dan pengendalian dirinya lebih baik saat menghadapi frustasi. Sebaiknya, mereka yang langsung memakan manisan sewaktu berusia empat tahun, saat usia mereka hampir tiga puluh tahun, kemampuan kognitif mereka kurang dan kecakapan emosinya sangat lebih rendah dibanding kelompok yang tahan uji. Mereka lebih sering kesepian, kurang dapat diandalkan, lebih mudah kehilangan konsentrasi, dan tidak sabar menunda kepuasan dalam mengejar sasaran. Bila menghadapi stress, mereka hampir tidak mempunyai toleransi atau pengendalian diri. Mereka tidak luwes dalam menanggapi tekanan, bahkan sering mudah meledak dan ini cenderung menjadi kebiasaan. Kisah anak-anak dan manisan mengandung pelajaran yang lebih mendalam tentang kerugian akibat ketidakmampuan mengendalikan diri. Bila kita berada dibawa kekuasaan implus, agitasi, dan emosionalitas, kemampuan berpikir dan bekerja kita merosot sekali. Ujian manisan ini membuktikan pentingnya ibadah puasa yang diperintahkan oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Puasa tidak hanya berfungsi untuk menahan dan mengendalikan hawa nafsu seperti makan dan minum atau nafsu amarah saja, tetapi juga mengendalikan fikiran dan hati agar tetap berada pada garis orbit yang telah “digariskan” dalam prinsip berfikir berdasarkan rukun iman. Disinilah sesungguhnya letak keunggulan puasa yang tertinggi yaitu pengendalian diri agar selalu berada pada jalur fitrah, agar selalu memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggal. Puasa yang merupakan rukun islam ketiga sangat sarat dengan hikmah dan manfaat bagi kehidupan umat manusia. Diantara hikmah puasa itu adalah mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang dilarang agama. Ibadah puasa mendidik orang-orang yang beriman untuk menahan diri dari lapar dan haus dan dari perbuatan-perbuatan godaan-godaan syaitan: bayangkan saja dalam keadaan tanpa pengawasan siapapun dari manusia namun tetap orang-orang yang beriman itu tidak mau membatalkan puasanya tidak makan,tidak minum dan tidak pula mau melakukan sesuatu yang membatalkan ibadah puasa. Ibadah puasa bisa dijadikan sebagai benteng diri dari berbagai godaan dan kenikmatan dunia. Kalau dibandingkan hikmah puasa dalam mengendalikan diri dengan hasil penelitian di atas, dapat dipahami bahwa orang yang dapat mengendalikan diri diperkirakan akan mampu menghadapi tantangan, godaan dan rintangan. Mereka juga diperkirakan akan mampu berkonsentrasi dalam bekerja. Seseorang yang bekerja sedang berpuasa, mereka terlihat lebih konsentrasi dan lebih fokus pada pekerjaan yang dilakukannya, karena fikiran pada waktu itu lebih jernih,lebih tenang,dan lebih teliti. Di samping itu mereka lebih mampu mengembangkan hubungan yang tulus dan akrab dengan orang lain, lebih handal dan lebih bertanggungjawab dan pengendalian diri lebih baik pada saat menghadapi prestasi. Frustasi adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya atau menyangka bahwa akan terjadi suatu hal yang menghalangi keinginannya. Dalam kondisi ini manusia membutuhkan suatu dorongan diri yang memberikan arahan-arahan bagaimana ia bisa menghadapi proses tersebut. Dan dalam kondisi kalau ia bisa mengendalikan diri, maka tidak akan muncul prilaku-prilaku menyimpang yang merugikan dirinya dan orang lain. Seorang siswa yang mampu mengendalikan diri,akan melahirkan siswa yang punya kepribadian. Kepribadian merupakan susunan sistem-sistem psikofisik yang berada dalam diri individu dan menentukan penyesuaian- penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya. Keteladanan kita di dalam melaksanakan pekerjaan adalah salah satu faktor penunjang adalah kepribadian yang utuh. Siswa teladan yang memiliki kepribadian adalah mereka yang memiliki ciri sebagai berikut: a. Penampilan sesuai dengan profesi. b. Memiliki sikap terbuka. c. Memiliki pendirian yang teguh d. Tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. e. Memiliki stabilitas emosi. f. Toleransi terhadap sesama teman, atasan dan bawahan. g. Bisa bergaul, ramah tamah dan tenggang rasa. h. Tidak mudah frustrasi jika mendapatkan kesulitan. Jadi, self control bermanfaat bagi seseorangsiswa: a. Dalam menghadapi tantangan, hambatan, godaan dan rintangan yang muncul dalam setiap aspek kehidupannya. b. Membuat seseorangsiswa bisa mengembangkan hubungan yang tulus dan akrab dengan orang lain, mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara baik dan wajar. c. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada seseorangsiswa tersebut.

C. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam 1.

Pengertian Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam PAI merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, dan mengamalkan Islam melalui kegiatan pembinaan. Pada perkembangannya, PAI juga dimaksud sebagai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian, PAI berarti usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan cara menghormati agama lain dalam masyarakat untuk mewujudkan kerukunan dan persatuan nasional. 93 Pendidikan agama Islam PAI merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, dan mengamalkan Islam 93 Muhaimin, et.al. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 75. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan. PAI yang pada hakikatnya merupakan sebuah proses itu, dalam perkembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah maupun perguruan tinggi. Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam peserta didik, disamping untuk membentuk keshalehan sosial. Sementara itu menurut Rohmat Mulyana, Pendidikan Agama Islam adalah upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life pandangan dan sikap hidup seseorang. Berikutnya, PAI dapat dimaknai dari dua sisi yaitu: Pertama, ia dipandang sebagai sebuah mata pelajaran seperti dalam kurikulum sekolah umum SD, SMP, SMA. Kedua, ia berlaku sebagai rumpun pelajaran yang terdiri atas mata pelajaran Aqidah Akhlak, Fiqih, Quran-Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab seperti yang diajarkan di Madrasah MI, MTs dan MA. 94 Pada bagian ini pendidikan nilai PAI dimaksudkan pada pemaknaan yang pertama walaupun dalam kerangka umum dapat mencakup keduanya.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidik dalam padangan Islam secara umum adalah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotorik, kognitif, maupun potensi afektifnya. Potensi ini harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin, menurut ajaran Islam. 95 Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki anak adalah melalui pendidikan. Disinilah pentingnya pendidikan bagi umat manusia. 94 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai Bandung: Alfabeta, 2004, h. 198. 95 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 74.