mendukung terkumpulnya sumber data. Selain itu sumber data tertulis akan penulis cari di internet atau alamat website yang sangat relevan dengan penelitian
dan dapat dipertanggungjawabkan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara holistik yang integratif, dan memperoleh relevansi data berdasarkan fokus dan tujuan penelitian, maka pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga teknik, yaitu wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi.
1. Wawancara Interview
Menurut Da de Vaus, wawancara atau interview merupakan alat tukar menukar informasi yang tertua dan banyak digunakan umat manusia dari seluruh
zaman.
141
Teknik wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan
pada penyelidikan, pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab.
142
Teknik wawancara terdiri atas tiga jenis, yaitu: wawancara struktur Structure Interview, wawancara semi terstruktur semistructured
interview, dan wawancara tidak terstruktur unstructured interview
143
dalam penelitian ini peneliti berupaya menggunakan ketiga jenis wawancara tersebut.
Hal ini peneliti lakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi wawancara serta kebutuhan akan informasi yang dapat berkembang setiap saat.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara penelitian, apabila muncul diluar pedoman tersebut maka hal
itu tidak perlu diperhatikan.
144
Jenis wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program
pembelajaran pendidikan Agama Islam. Untuk itu yang menjadi responden dari
141
Da de Vaus, Surveys in Social Research London: Unwin Hyman, 1990, h. 83.
142
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II Yogjakarta: Andi Ofset, 1981, h. 136.
143
Sugiyono, Metode…, h. 233.
144
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula Yogjakarta: Gadjah Mada University Press, 2006, h. 73.
jenis wawancara ini adalah Kepala Sekolah, Pembantu Kepala Sekolah, Ketua LPIA, Koordinator Agama, dan para guru PAI di SMA Plus Al-Azhar Medan.
Adapun wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan mengembangkan instrumen penelitian. Wawancara semistruktur ini sudah
masuk dalam kategori in-dept interview wawancara mendalam, dimana pelaksanaannya lebih bebas dan terbuka dibanding wawancara terstruktur.
145
Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara kepada Guru Agama Islam, Pengurus OSIS, Pembina Ekstrakurikuler PAI, dan siswa. Wawancara ini
dilakukan sebagai pelengkap data untuk menjawab fokus penelitian tentang bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program pembelajaran
PAI. Wawancara mendalam yang sebenarnya adalah jenis wawancara yang
ketiga yaitu wawancara tak terstruktur yang menerapkan metode interview secara lebih mendalam, luas, dan terbuka dibanding wawancara terstruktur. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui pendapat, persepsi, perasaan, pengetahuan dan pengalaman seseorang.
146
Bungin menyatakan bahwa kekhasan dari model wawancara mendalam adalah keterlibatan peneliti dalam kehidupan informan.
147
Teknik ini mirip dengan percakapan informal, yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih luas
dari semua informan. Wawancara tak struktur ini bersifat luwes, susunan pertanyaan dan kata-katanya dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi responden yang dihadapi. Dalam teknik wawancara mendalam ini, peneliti berupaya mengambil peran pihak yang diteliti
taking the role of the other, secara intim menyelami dunia psikologis dan sosial mereka serta mendorong pihak yang diwawancarai agar mengemukakan semua
gagasan dan perasaannya dengan bebas dan nyaman. Sehingga data yang diperoleh dapat merepresentasikan keadaan yang sebenarnya.
145
Sugiyono, Metode…, h. 233.
146
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Bandung: Tarsito, 1998, h. 133.
147
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Jakarta: Kencana, 2007, h. 108.