Artinya: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.
222
Berdasarkan hadis Rasulullah saw tersebut, bahwa sejak lahir manusia dalam keadaan fitrah atau telah membawa kemampuan-kemampuan dasar atau
dengan istilah sekarang disebut dengan potensi. Fitrah atau kemampuan dasar tersebut harus ditumbuhkembangkan dengan baik sesuai dengan fitrah dasarnya.
Salah satu cara untuk menumbuhkembangn fitrah atau potensi tersebut yang paling efektif adalah melalui pendidikan. Sehingga hadits tersebut menjelaskan
begitu pentingnya pendidikan bagi manusia untuk menumbuhkembangkan fitrah atau potensi yang dimilikinya yang telah dibawa sejak manusia itu sendiri lahir.
Walaupun tanpa pendidikan, fitrah atau potensi itu bisa berkembang, namun perkembangannya tidak sesuai dengan nilai-nilai dari ajaran Islam. Pendidikan
mengarahkan bagaimana seharusnya fitrah atau potensi itu harus diarahkan dan ditumbuhkembangkan.
Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
223
Pendidikan Agama Islam dikembangkan dengan menempatkan nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa sebagai spirit dalam proses pengelolaan dan
pembelajaran. Hal ini ditunjukan antara lain dengan mengintegrasikan wawasan keagamaan pada kurikulum pendidikan.
2. Program Kurikulum PAI di SMA Swasta Al-Azhar Plus Medan
222
Imam al-Bukhari, Jami ’ Shahih al-Bukhari Hadis no. 97 Beirut: Dar al-Fikr, tt h.
1994.
223
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005, h. 59.
Kurikulum yang diprogramkan di SMA Plus Al-Azhar Medan disebut dengan kurikulum LPIAAl-Azhar. Inilah keunikan yang terdapat di SMA Plus
Al-Azhar Medan, kurikulum yang dilaksanakan inklud baik kurikulum Kemendiknas ataupun Kemenag, bahkan tidak hanya berhenti di situ saja,
kurikulum yang telah ada tersebut diolah kembali oleh guru-guru PAI di SMA Plus Al-Azhar Medan, jika didapati ada pelajaran yang kurang maka akan di
tambah, dan biasanya penambahan itu bersifat praktis, seperti kurikulum fardu kifayah, praktek wuduk, dan keterampilan siswa tampil di depan umum termasuk
ceramah dan membawa tahtim tahlil ketika wirid Yasin. Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam pada sekolah
diarahkan pada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan agama Islam pada sekolah dengan perkembangan kondisi lingkungan lokal, nasional, dan global,
serta kebutuhan peserta didik. Kegiatan dalam rangka pengembangan kurikulum adalah pembinaan atas satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum
pendidikan agama Islam tingkat satuan pendidikan. Mempertimbangkan kurikulum dengan memperhatikan materi essensial
yang memungkinan diberikan kepada peserta didik perlu memperhatikan materi pembelajaran. Materi pembelajaran dalam kurikulum pendidikan agama Islam
kurang berorientasi pada kehidupan nyata sehari-hari peserta didik. Peserta didik lebih banyak dijejali dengan berbagai informasi dan pengetahuan. Pendidikan
agama Islam dilakukan oleh guru dengan cara seperti mengajarkan mata pelajaran lain yang lebih menekankan aspek kognitif. Pemahaman terhadap materi
pembelajaran akan selesai setelah mengikuti pelajaran tersebut tanpa ada dampak atau pengaruhnya nurturant effect terhadap peserta didik dalam perilaku
kehidupannya sehari-hari. Sasaran pendidikan agama Islam adalah membentuk perilaku peserta didik yang sesuai dengan ajaran agama, bukan hanya mengetahui
atau memahami suatu pengetahuan. Inilah yang seharusnya dikembangkan dalam kurikulum pendidikan agama Islam sehingga mempunyai dampak atau pengaruh
yang nyata dalam kehidupan peserta didik, pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. Misalnya jika peserta didik mempelajari tentang ibadah bukan