Batasan Istilah Pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam membina self control siswa (Studi kasus di SMA Swasta al-Azhar Plus Medan) - Repository UIN Sumatera Utara

kehidupan. 37 Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah PAI yang dirumuskan pada kurikulum untuk tingkat SLTP. 3. Membina Membina berarti membimbing mendidik, melatih produktif. 38 Konsep operasional dalam penelitian ini adalah membina yang berarti mengarahkan dan mendorong siswa agar memilik self control yang baik. 4. Self Control Self control pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk membimbing tingkah laku sendiri; kemampuan untuk menekan atau merintangi diri dari impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. 39 5. Siswa Siswa yang dimaksud di sini adalah siswa di SMA Swasta Al-Azhar Plus Medan yang beralamat di Jl. Pintu Air IV No. 214 Kwala Bekala Padan Bulan Medan. Sekolah ini merupakan salah satu unit di Yayasan Hj. Rachmah Nasution Perguruan Al-Azhar Medan yang memiliki unit SLB, Play Group, SDMDA, SMPMDW, SMAMA Reguler, SMAMA Plus, dan Universitas Al-Azhar Medan. Berdasarkan batasan istilah di atas, maka maksud dari judul tesis ini adalah sebagai suatu penelitian lapangan tentang pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam membina self control pada siswa SMA Swasta Al-Azhar Plus Medan, sehingga dengan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, siswa diharapkan dapat mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat, akan tetapi sebaliknya dapat 37 Abd. Rahman Saleh, Didaktik PAI Jakarta: Bulan Bintang, 1975, h.19. 38 Tim Penyusun Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1989, h. 950. 39 Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999, h. 38. membantu siswa menjadi intelektual muslim dan muslim yang intelektual sesuai dengan visi Perguruan Al-Azhar Medan.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, terutama yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Secara spesifik kegunaan penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: 1. Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan, bahan reflektif dan konstruktif dalam pengembangan keilmuan di Indonesia, khususnya Pendidikan Islam. 2. Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi elementer para pakar Pendidikan Islam untuk selalu berinovasi mengembangkan program untuk meningkatkan pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam membina self control siswa. Secara peraktis, penelitian ini berguna sebagai: a. Sebagai bahan percontohan untuk sekolah lainnya di Kota Medan dan atau sekolah-sekolah di daerah lain terkhusus di lokasi peneliti yaitu SMA Swasta Al-Azhar Plus Medan, tentang pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam membina self control siswa. b. Sebagai informasi kepada instansi terkait yang dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama, serta Institusi SMA Swasta Al-Azhar Plus Medan sendiri agar lebih mengembangkan dan mempertahankan program-program unggulan dan sesegera mungkin dapat mengadakan pembenahan jika terdapat kekurangan atau kelemahan yang terjadi dalam kaitannya dengan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam membina self control siswa. c. Hasil penelitian ini bisa digunakan oleh peneliti lain untuk mengkaji secara mendalam konsep-konsep teoritik pelaksanaan pendidikan Agama Islam dalam membina self control siswa yang berkualitas dan lebih luas.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Siswa Sekolah Menengah Atas

1. Pengertian Perkembangan Siswa Tingkat SMA

Menurut Sitti Hartinah, perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmani tersebut sehingga penekanan arti perkembangan terdapat pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis. 40 Sementara itu menurut Syamsu Yusuf dan Nani Sugandhi, perkembangan adalah proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa. 41 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah proses perubahan dalam kehidupan manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang penekanannya terdapat pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis dan dimulai dari masa konsepsi sampai dengan masa dewasa. 40 Sitti Hartinah, Pengembangan Peserta Didik Bandung: Rafika Aditama, cet. 3, 2011, h. 24. 41 Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik: Mata Kuliah Dasar Profesi MKDP Bagi Para MahasiswaCalon Guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet. 4, 2013, h. 1.