Karakteristik Belajar Siswa Kelas Awal
                                                                                91 pembicaraan  yaitu  tema.  Pendapat  tersebut  dilengkapi  oleh  Andi
Prastowo 2013: 188 dalam Pengembangan Bahan Ajar Tematik bahwa pembelajaran  tematik  integratif  merupakan  pendekatan  pembelajaran
yang  menyatukan  berbagai  kompetensi  dari  beberapa  mata  pelajaran  ke dalam  berbagai  tema.  Pengintegrasian  tersebut  dilakukan  melalui
pendekatan intradisipliner,
multidisipliner, interdisipliner
dan transdisipliner.
Dalam  literatur  lain,  Hadi  Subroto  Trianto,  2011:  151 mengartikan
pembelajaran tematik
sebagai pembelajaran
yang menggunakan  tema  tertentu  untuk  mengaitkan  antara  beberapa  isi  mata
pelajaran  dengan  pengalaman  kehidupan  nyata  sehari-hari  siswa, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.
Mengacu pada pendapat para ahli di  atas, dapat  dipahami bahwa pembelajaran  tematik  integratif  merupakan  model  pembelajaran  yang
menggunakan pendekatan tematik untuk mengelola proses pembelajaran menjadi  lebih  bermakna  melalui  pengintegrasian  materi  dan  kompetensi
dari berbagai disiplin ilmu ke dalam tema tertentu yang kontekstual, serta berkaitan  dengan  pengalaman  kehidupan  sehari-hari  siswa.  Sehingga,
dapat  membantu  siswa  dalam  memahami  kebermaknaan  konsep pelajaran secara utuh dan menyeluruh.
Sejalan dengan implementasi Kurikulum  2013 pada tahun ajaran 20132014,  proses  pembelajaran  di  jenjang  SDMI  untuk  kelas  I  dan
kelas IV telah menggunakan model pembelajaran tematik integratif.
92 Penerapan pembelajaran tematik integratif di SDMI sendiri tidak
terlepas dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemdikbud 2012: 198 dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 menguraikan
tujuan pembelajaran tematik sebagai berikut: a.
Mudah memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu. b.
Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan. d.
Mengembangkan  kompetensi  berbahasa  lebih  baik  dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi
peserta didik. e.
Lebih  bergairah  dalam  belajar  karena  siswa  dapat  berkomunikasi dalam  situasi  nyata  seperti  bercerita,  bertanya,  menulis  sekaligus
mempelajari pelajaran yang lain. f.
Lebih  merasakan  manfaat  dan  makna  belajar  karena  materi  yang disajikan dalam konteks tema yang jelas.
g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara  terpadu  dapat  dipersiapkan  sekaligus  dan  diberikan  dalam  2 atau 3 pertemuan bahkan lebih.
h. Budi  pekerti  dan  moral  peserta  didik  dapat  ditumbuhkembangkan
dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
93
                