Teater Modern di Cina

Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia 133 tradisional, terutama Opera Peking. Dramawan speech drama yang terkemuka antara lain Cao Yu dengan karyanya Leiyu Hujan Badai dan Dian Han dengan dramanya Guan Hangin yang cukup menarik penonton pada pertengahan 1950-an. Selama Revolusi Kebudayaan 1966-1976, semua drama yang ada di Cina dilarang. Akan tetapi, sejumlah “drama model baru” dipentaskan untuk rakyat Cina, bahkan diekspor dalam bentuk film dan rekaman. Sejak 1976, dengan iklim kreatif yang lebih longgar, banyak lakon baru ditulis dan eksperimentasi dramatik pun berlangsung. Ada kekhawatiran akan kemunduran jenis-jenis drama tradisional. Kenyataannya, televisi modern, internasionalisme, dan komersialisme bersama dengan sterilisasi kebudayaan saat Revolusi Kebudayaan telah merusak hiburan-hiburan tradisional. Akan tetapi, kombinasi yang kaya dari tradisi kuno dan modern terus memproduksi teater yang mengasyikkan.

3. Teater Modern di Jepang

Selain drama tradisional, repertoar teatrikal modern berupa cerita asli Jepang dalam idiom modern dan terjemahan drama-drama Eropa mulai muncul di Jepang sejak awal abad ke-20. Para penulis drama pada abad ke-20 berupaya mengompromikan bentuk-bentuk drama tradisional Jepang dengan idiom-idiom Barat, baik dengan memperkenalkan psikologi modern pada cerita-cerita kuno maupun membuat drama bergaya kabuki berdasarkan karya-karya klasik Eropa, seperti Macbeth. Presentasi modern dari tema tradisional yang dianggap berhasil ditunjukkan oleh Mishima Yukio dalam Five Modern Noh Plays 1956. Drama-drama lain, terutama Twilight Crane 1949 karya Kinoshita Junji, didasarkan pada cerita-cerita rakyat kuno. Beberapa penulis drama kontemporer Jepang menggarap tema-tema seperti konflik dalam masyarakat Jepang modern dan masalah ketidakadilan sosial. Penulis drama yang lain memilih mengerjakan versi Jepang dari drama simbolik modern atau komedi musikal Amerika. Abe Kobo 1924-1993 merupakan salah satu dramawan terkemuka dari Jepang. Setelah fase singkat sebagai penulis drama Marxis, dia mapan dengan gaya Ka a yang absurd. Dalam lakonnya, tokoh protagonis terperangkap dalam situasi aneh yang samar, seringkali terinspirasi oleh fiksi ilmiah, cerita detektif, atau genre-genre populer yang lain. Kobo Abe mengelola kelompok teaternya sendiri di Tokyo. Dia menulis lakon-lakon, seperti Omae ni mo Tsumi ga Aru Kamu Juga Bersalah, 1964 dan Tomodachi Teman, di samping menulis untuk televisi dan media lain. Salah satu sutradara teater terkemuka dari Jepang adalah Ninagawa Yukio 1935. Ia dilahirkan di Kawaguchi. Ninagawa Yukio semula ingin menjadi pelukis, tetapi setelah meninggalkan sekolah menengah ia bergabung dengan kelompok Seiha sebagai aktor. Berkolaborasi dengan penulis drama Kunio Shimizu, dia mendirikan kelompok teater sayap kiri pada 1968 dan menyutradarai karya Shimizu Shinjo Afururu Keihakusa Sungguh-sungguh tetapi Sembrono. Selanjutnya ia mendirikan beberapa kelompok teater, tetapi titik baliknya datang saat ia mulai bekerja dengan kelompok TOHO. Produksi pertamanya untuk TOHO pada 1974 adalah Romeo and Juliet karya Shakespeare, diikuti setahun berikutnya dengan King Lear, dan pada 1980, sebuah versi memikat dari Macbeth dengan se ing pada masa samurai. Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX 134

C. Keunikan dan Pesan Moral Teater Mancanegara dari Asia

Semua cabang teater Timur, yaitu drama India, Cina, Jepang, dan Asia Tenggara memiliki ciri umum tertentu yang dengan jelas membedakannya dengan teater Barat pasca-Renaissance. Teater Asia berciri presentasional, sementara gagasan representasi Alam asing bagi seni Timur. Meskipun drama dari negara- negara tertentu beragam, secara umum drama tersebut menyatukan karya-karya seni yang menggabungkan sastra, tari, musik, dan tontonan. Pelatihan aktor, yang umumnya merupakan proses yang panjang dan sulit, lebih menekankan tari, ketangkasan fisik, dan keterampilan vokal ketimbang penafsiran psikologis. Kostum dan tata rias cenderung rumit, dengan semua warna, citra, dan unsur yang memiliki makna khusus. Topeng dan tata rias mirip topeng merupakan Pelatihan 2 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar 1. Apa ciri teater Timur dari sudut pandang penonton? 2. Apa saja keunikan dari opera Peking? 3. Apa yang dimaksud dengan kanzen-chaoku dalam teater kabuki? hal yang lumrah. Stilisasi meluas ke gerakan. Tindakan sehari-hari diubah menjadi gerak tubuh simbolik yang mirip dengan tari. Dekorasi juga distilisasikan. Contohnya, panggung Noh dari Jepang memiliki unsur-unsur arsitektur dan pemandangan yang syarat makna dan tidak berubah tanpa menghiraukan lakon. Opera Peking memiliki kosakata konvensi aksi. Perjalanan panjang ditunjukkan dengan mengitari panggung. Seorang aktor yang berlari melintasi panggung dengan empat potong kain melambangkan angin. Tidak ada upaya yang dilakukan untuk menyamarkan teatrikalitas peristiwa. Dari sudut pandang penonton, teater Timur berciri partisipatoris. Penonton tidak benar-benar berperan dalam pertunjukan, tetapi kehadiran mereka lebih seperti berbagi pengalaman. Sikap dan harapan penonton berbeda dengan penonton teater Barat. Pertunjukan seringkali berlangsung lama, dan penonton datang dan pergi, makan, mengobrol, dan hanya melihat momen-momen favorit mereka. Di sini tidak ada kekhidmatan seperti pengunjung teater Barat. Teater Timur, sebagaimana aspek-aspek kebudayaan Timur yang lain, ditemukan oleh orang Barat pada akhir abad ke-19. Teater Timur memengaruhi gagasan-gagasan Gambar 9.14 Gerak dan tata rias menjadi unsur penting dan keunikan bagi aktor dalam teater Sumber: www.susvaraoperacompany.files.wordpresss.com