Kerjakan soal-soal berikut dengan benar 1.

Pelajaran 11 Apresiasi Teater Mancanegara di Luar Asia Pertunjukan teater mancanegara Sumber: www.corbis.com Tujuan Pembelajaran Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat mengapresiasi karya seni teater melalui kemampuannya dalam: • mengidentifikasikan jenis karya seni teater tradisional dan modern mancanegara di luar Asia, dan • menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan dan pesan moral seni teater manca negara di luar Asia. Seni teater telah berkembang di Eropa sejak 2300 tahun yang lalu, yaitu pada masa Yunani klasik. Ketika Roma mulai menjadi penguasa Mediterania, pusat teater pun berpindah ke sana. Periode itu disebut zaman klasik. Tradisi teater di Eropa terus berkembang, melewati abad Pertengahan, zaman Renaissance, zaman Elizabeth, hingga zaman Modern. Selama periode- periode tersebut, teater Eropa mengalami banyak perubahan. Meskipun demikian, lakon-lakon dari zaman Klasik, seperti tragedi dan komedi, tetap bertahan hingga sekarang. Hal itu dapat dikatakan bahwa teater Barat berkembang tanpa melupakan tradisi. Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX 154 Teater Mancanegara di Luar Asia Jenis-jenis karya teater mancanegara di luar Asia Peta Konsep • Teater Yunani Klasik • Tragedi • Komedi • Renaissance Mengenal sejarah teater Barat Ka t a Kunci Apresiasi teater mancanegara di luar Asia Mengenal aliran- aliran teater Barat Mengenal keunikan teater Barat Mengetahui pesan moral dalam teater Barat • Presentasional • Representasional • Realisme • Post-realistic Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia 155

A. Sejarah Teater Barat

Meskipun asal dari teater Barat belum diketahui, kebanyakan teori merujuk pada ritual keagamaan kuno pada zaman prasejarah. Alasannya, secara kasat mata semua ritual mengandung unsur-unsur teatrikal. Mazhab-mazhab yang lain memiliki pendapat beragam mengenai asal usul teater mulai dari ritus kesuburan, festival panen, shamanisme, dan sebagainya.

1. Teater Yunani Klasik

Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 tahun yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap. Bentuknya setengah lingkaran dengan tempat duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang disebut amphitheater. Ribuan orang mengunjungi amphitheater untuk menonton teater. Naskah lakon teater Yunani merupakan naskah lakon teater pertama yang menciptakan dialog di antara para karakternya. Ciri-ciri khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah sebagai berikut. Gambar 11.1 Amphiteater merupakan tempat pertunjukan teater pada masa Yunani Sumber: www.mccullagh.org a. Pertunjukan dilakukan di amphitheater. b. Sudah menggunakan naskah lakon. c. Seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan memakai topeng karena setiap pemain memerankan lebih dari satu tokoh. d. Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat penonton tegang, takut, dan iba serta cerita komedi yang lucu, kasar, dan sering mengeritik tokoh terkenal pada waktu itu. e. Selain pemeran utama, ada juga pemain khusus untuk kelompok koor penyanyi, penari, dan narator pemain yang menceritakan jalannya pertunjukan. Berikut ini adalah beberapa pengarang teater Yunani Klasik. a. Aeschylus 525-456 SM. Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh protagonis dan antagonis sehingga mampu menghidupkan peran. Karyanya yang terkenal adalah Trilogi Oresteia yang terdiri atas: Agamennon, The Libatian Beavers , dan The Furies. b. Sophocles 496-406 SM dengan karya yang terkenal adalah Oedipus The King, Oedipus at Colonus , dan Antigone. c. Euripides 484-406 SM dengan karya-karyanya antara lain Medea, Hyppolitus, The Troyan Woman, dan Cyclops. d. Aristophanes 448-380 SM, penulis naskah drama komedi dengan karyanya yang terkenal adalah Lysistrata, The Wasps, The Clouds, The Frogs, dan The Birds. Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX 156 e. Manander 349-291 SM. Manander menghilangkan koor dan menggantinya dengan berbagai watak. Misalnya watak orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, pelacur yang kurang ajar, tentara yang sombong, dan sebagainya. Karya Manander juga berpengaruh kuat pada Zaman Romawi Klasik dan drama komedi Zaman Renaissance dan Elizabethan. Kebanyakan drama tragedi Yunani dibuat berdasarkan legenda. Drama-drama ini sering membuat penonton merasa tegang, takut, dan kasihan. Drama komedi bersifat lucu dan kasar, bahkan sering mengolok-olok tokoh-tokoh terkenal.

2. Teater Romawi Klasik

Pada 200 tahun SM kegiatan kesenian, termasuk teater, beralih dari Yunani ke Roma. Akan tetapi, kualitas teater Romawi tidak dapat melebihi teater Yunani. Meskipun demikian, teater Romawi tetap dianggap penting karena berpengaruh pada zaman Renaissance. Teater kali pertama dipertunjukkan di kota Roma pada 240 SM. Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Gambar 11.2 Colosseum merupakan gedung teater di Roma Sumber: www.btinternet.com Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian, teater Romawi memiliki ciri-cirinya sendiri, yaitu sebagai berikut. a. Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan. b. Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita, tetapi juga menjadi ilustrasi cerita. c. Tema berkisar pada masalah kesenjangan golongan menengah. d. Karakteristik tokoh bergantung pada kelas, yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua, dan lain sebagainya. e. Seluruh adegan terjadi di rumah, di jalan, dan di halaman. Bentuk-bentuk pertunjukan yang terkenal di zaman Romawi klasik adalah sebagai berikut.

a. Tragedi

Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya Lucius Anneus Seneca 4 SM-65 M. Tragedi Romawi ini memiliki ciri-ciri berikut. 1 Plot cerita terdiri atas lima babak dengan struktur cerita yang terperinci jelas. 2 Adegan berlangsung dalam ketegangan tinggi. 3 Dialog ditulis dalam bentuk sajak.