Teater Zaman Renaissance Sejarah Teater Barat

Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia 159 Ciri khas commedia dell’arte adalah sebagai berikut. a. Para pemain dibebaskan berimprovisasi mengikuti jalannya cerita dan dituntut memiliki pengetahuan luas yang dapat mendukung permainan improvisasinya. b. Menggunakan naskah lakon yang berisi garis besar cerita. c. Cerita yang dimainkan bersumber pada cerita yang diceritakan secara turun menurun. d. Cerita terdiri atas tiga babak didahului prolog panjang. Plot cerita berlangsung dalam suasana adegan lucu. e. Peristiwa cerita berlangsung dan berpindah secara cepat. f. Terdapat tiga tokoh yang selalu muncul, yaitu tokoh penguasa, tokoh penggoda, dan tokoh pembantu. g. Tempat pertunjukannya di lapangan kota dan panggung-panggung sederhana, yaitu rumah, jalan, dan lapangan.

5. Teater Zaman Elizabeth

Pada 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu dibangun di London Inggris. Gedung ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bisa duduk di hampir seluruh sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak gedung sejenis dibangun di sekitarnya. Salah satunya yang disebut Globe, gedung teater ini bisa menampung 3.000 penonton. Penonton yang mampu membeli tiket duduk di sisi-sisi panggung. Mereka yang tidak mampu membeli tiket berdiri di sekitar panggung. Globe mementaskan drama-drama karya William Shakespeare, penulis drama terkenal dari Inggris. Beberapa ceritanya berisi monolog panjang yang disebut solilokui yang menceritakan gagasan-gagasan mereka kepada penonton. Ia menulis 37 drama dengan berbagai tema, mulai dari pembunuhan dan perang sampai cinta dan kecemburuan. Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah sebagai berikut. a. Pertunjukan dilaksanakan siang hari dan tidak mengenal waktu istirahat. b. Tempat adegan ditandai dengan ucapan yang disampaikan dalam dialog para tokoh. c. Tokoh wanita dimainkan oleh pemain Gambar 1.4 Globe merupakan gedung teater yang dibangun di London, Inggris Sumber: www.z.abaout.com anak-anak laki-laki. d. Penontonnya berbagai lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual makanan dan minuman. Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX 160 e. Menggunakan naskah lakon. f. Corak pertunjukannya merupakan perpaduan antara teater keliling dan teater sekolah dan akademi yang keklasik-klasikan.

6. Teater Abad Ke-17 di Spanyol dan Prancis

Drama-drama agama hanya berkembang di Spanyol Utara dan Barat karena sebagian besar Spanyol dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab dapat diusir dari Spanyol kira-kira tahun 1400, drama d ijadikan salah satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas jajahan Arab. Teater berkembang sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya drama agama berkembang di Spanyol. Gereja sangat berperan dalam pengembangan drama. Pertunjukan yang berkembang adalah Autos Sacramentales dengan ciri-ciri sebagai berikut. a. Tokoh-tokoh dalam cerita adalah tokoh simbolik. Misalnya, si Dosa, si B ijaksana dipertemukan dengan tokoh supranatural dan manusia biasa dengan cerita berdasarkan kehidupan sekuler maupun ajaran-ajaran gereja. b. Dipertunjukkan di atas kereta kuda dua tingkat yang dinamai carros. Kereta- kereta kuda tadi juga membawa se ing. c. Pertunjukan dilakukan oleh rombongan profesional yang selalu berhubungan dengan gereja. d. Pertunjukannya selalu diselingi tarian dan pada saat istirahat diisi dengan farce pendek. Unsur farce berdampak pada masuknya sekularisme dalam drama Autos. Akibatnya, gereja melarang Autos pada 1765 karena semangat farce merajalela dan menyimpang dari ajaran-ajaran agama. Drama di luar gereja, yaitu drama sekuler berkembang pesat. Pada 1579, telah berdiri gedung permanen di Madrid. Bentuk gedung teater ini mirip dengan Elizabethan di Inggris. Pelopor drama sekuler di Spanyol ialah Lope de Rueda 1510-1565. Pada abad 17, teater di Prancis menjadi penerus teater abad pertengahan, yaitu teater yang mementingkan pertunjukan dramatik, bersifat seremonial, dan ritual kemasyarakatan. Dalam penulisan naskah, terdapat kecenderungan yang menggabungkan drama-drama klasik dengan tema-tema sosial yang dikaitkan dengan budaya pikir kaum terpelajar. Dramawan Perancis bergerak lebih ekstrem dalam mengembangkan bentuk baru tragedi klasik yang melampaui tragedi Yunani yang padat, cermat, dan santun. Lahirlah klasisme baru atau neoklasik yang memiliki konvensi sebagai berikut. a. Mengikuti dan memahami konsep pembuatan naskah klasik. b. Menjaga kemurnian tipe drama. c. Setia pada kaidah klasik. d. Berorientasi pada fungsi drama. e. Menitikberatkan pada konsep tentang kebenaran dan moral kebaikan. f. Setia pada keutuhan waktu, tempat, dan peristiwa.