Teater Tradisional Luar Jawa

Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara 99 dikaitkan juga dengan nama dewi padi, yaitu Dewi Sri mak yong berasal dari frasa mak hyang. Mak yong berasal dari perpaduan berbagai lintas budaya maka lakon ceritanyapun beragam seperti cerita kepahlawanan atau panji dari Jawa, cerita wayang kulit, teater bangsawan Melayu, dan cerita yang dikembangkan dari teater menora dari Thailand. Pada akhirnya, mak yong sangat kental dengan budaya Melayu.

2. Teater Modern

Teater modern adalah teater yang telah mengalami pengaruh-pengaruh dari luar budaya Barat. Dalam konteks ini, teater modern diartikan pula sebagai jenis teater yang menggunakan naskah. Dalam teater modern, naskah menjadi bagian yang sangat penting. Semua unsur pertunjukan didasarkan pada naskah. Para pemain harus berdialog sesuai naksah. Begitu juga bagian lainnya seperti penata artistik, mereka harus patuh terhadap tuntutan naskah. Teater modern pun biasa dipentaskan di sebuah gedung pementasan. Musik pengiring pun sudah menggunakan alat musik tradisional modern. Alat musik modern antara lain piano, organ, dan gitar. Cerita atau lakon yang disajikan pun berupa cerita-cerita dari barat atau cerita tentang kondisi sosial di masyarakat seperti kritik sosial dan kondisi politik. Teater modern berkembang sejak abad ke-19. Teater modern Indonesia telah banyak menghasilkan karya seniman-seniman ternama yang memiliki karakter dan jiwa kepenulisan yang luar biasa. Mereka mewakili genre dengan tema tertentu, misalnya sebagai berikut. Tema kemerdekaan: Rustam E ffendi, Sanusi Pane, dan Armijn Pane. • Tema semangat perjuangan: Utuy Tatang Sontani, Usmar Ismail, Emil Santosa. • Tema industrialisasi: Jim Lim, Teguh Karya, W.S. Rendra, Suyatna Anirun, • Arifin C. Noer, Putu W ijaya, dan N. Riantiarno. Berdasarkan perkembangan teater dalam buku Drama 2007, secara kronologis, perkembangan teater modern Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Teater Angkatan Awal Permulaan

Teater ini berkembang sekitar 1920-1930 yang mengusung tema hiburan semata. Contoh teater yang muncul pada angkatan ini adalah sebagai berikut. Oreon dengan pimpinan TD. Tio Jr. • Dardanella yang dipimpin oleh A. Piedro •

b. Sastra-Sastra Lakon dalam Kurun Waktu 1926-1942

Bebasari • 1926 karya Rustam E ffendi Ken Arok dan Ken Dedes • 1934 karya Muh. Yamin Gambar 7.6 Para pemain mak yong Sumber: www.dancemalaysia.com Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII 100 Kalau Dewi Tara Sudah Berkata, Erlangga • 1928, Eenzame Garoedavlucht 1932, Kertajaya 1933, dan Manusia Baroe 1940 karya Sanusi Pane Lukisan Massa • 1973, Setahun di Bedahulu 91938, dan Nyai Lenggang Kencana 1939 karya Arm ijn Pane Bansacara • dan Rangapadmi karya Ajirabas

c. Angkatan Pertumbuhan

Angkatan ini berkembang sekitar 1940-1960. Kelompok teater pada angkatan ini antara lain sebagai berikut. Kelompok teater Bintang Surabaya dipimpin oleh Njoo Tjeong Sen • Terang Bulan dipimpin oleh The Teng Jjoen • Maya dipimpin oleh Usmar Ismail • ATNI, sebuah akademi yang dipimpin oleh Asrul Sani, Usmar Ismail, Sitori • Situmorang, dan Wiratmo Sukito

d. Sastra Lakon Periode 1942-1945

Taufan di Atas Asia • , Intelek Istimewa, Dewi Reni, Insan Kamil, Rogaya, Bambang Laut karya El. Kasim 1943 Liburan Seniman • 1944, Api 19450, Mutiara dan Nusa Laut 1943, Mekar Melati 1945, karya Usman Ismail Kami, Perempuan • 1943, Antara Boemi dan Langit 1944, Jinak-Jinak Merpati 1945, dan Barang Tiada Berbahaya 1945 karya Arm ijn Pane Kejahatan Membalas Dendam • 1945, Jibakoe Aceh 1945, Dokter Bisma 1945 karya Idroes Tuan Amin • 1945 karya Amal Hamzah

e. Sastra Lakon Periode 1945-1950

Suling • Drama bersajak, 1946 dan bunga Rumah Makan 1947 karya Utuy Tatang Sontani Keluarga Surono • 1948 karya Idroes Tembang 1949 karya Trisno Sumarjo •

f. Sastra Lakon setelah Tahun 1950 Babak Perkembangan

Gambar 7.7 Teater Roar dan Lumimut Karya Remy Silado Sumber: www.sinarharapan.co.id Bentrokan dalam Asmara • 1952, keluarga R. Sastro 1954, Rak Dallah in Ekstermis 1959, dan Rencak Kesepian karya Achdiat Karta Miharja Lakbok dan Kapten Stap • karya Aoh Karta Hadimaja Genderang Bratayuda • 1953 dan Candera Kirana 19530 karya Sri Murtono Prabu dan Putri • 1950, Neddie dan Tuti 1951 karya Muh. Rustandi Kartakusumah Dokter Kambuja • 1951 karya Trisno Sumarjo