Teater Zaman Elizabeth Sejarah Teater Barat

Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX 160 e. Menggunakan naskah lakon. f. Corak pertunjukannya merupakan perpaduan antara teater keliling dan teater sekolah dan akademi yang keklasik-klasikan.

6. Teater Abad Ke-17 di Spanyol dan Prancis

Drama-drama agama hanya berkembang di Spanyol Utara dan Barat karena sebagian besar Spanyol dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab dapat diusir dari Spanyol kira-kira tahun 1400, drama d ijadikan salah satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas jajahan Arab. Teater berkembang sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya drama agama berkembang di Spanyol. Gereja sangat berperan dalam pengembangan drama. Pertunjukan yang berkembang adalah Autos Sacramentales dengan ciri-ciri sebagai berikut. a. Tokoh-tokoh dalam cerita adalah tokoh simbolik. Misalnya, si Dosa, si B ijaksana dipertemukan dengan tokoh supranatural dan manusia biasa dengan cerita berdasarkan kehidupan sekuler maupun ajaran-ajaran gereja. b. Dipertunjukkan di atas kereta kuda dua tingkat yang dinamai carros. Kereta- kereta kuda tadi juga membawa se ing. c. Pertunjukan dilakukan oleh rombongan profesional yang selalu berhubungan dengan gereja. d. Pertunjukannya selalu diselingi tarian dan pada saat istirahat diisi dengan farce pendek. Unsur farce berdampak pada masuknya sekularisme dalam drama Autos. Akibatnya, gereja melarang Autos pada 1765 karena semangat farce merajalela dan menyimpang dari ajaran-ajaran agama. Drama di luar gereja, yaitu drama sekuler berkembang pesat. Pada 1579, telah berdiri gedung permanen di Madrid. Bentuk gedung teater ini mirip dengan Elizabethan di Inggris. Pelopor drama sekuler di Spanyol ialah Lope de Rueda 1510-1565. Pada abad 17, teater di Prancis menjadi penerus teater abad pertengahan, yaitu teater yang mementingkan pertunjukan dramatik, bersifat seremonial, dan ritual kemasyarakatan. Dalam penulisan naskah, terdapat kecenderungan yang menggabungkan drama-drama klasik dengan tema-tema sosial yang dikaitkan dengan budaya pikir kaum terpelajar. Dramawan Perancis bergerak lebih ekstrem dalam mengembangkan bentuk baru tragedi klasik yang melampaui tragedi Yunani yang padat, cermat, dan santun. Lahirlah klasisme baru atau neoklasik yang memiliki konvensi sebagai berikut. a. Mengikuti dan memahami konsep pembuatan naskah klasik. b. Menjaga kemurnian tipe drama. c. Setia pada kaidah klasik. d. Berorientasi pada fungsi drama. e. Menitikberatkan pada konsep tentang kebenaran dan moral kebaikan. f. Setia pada keutuhan waktu, tempat, dan peristiwa. Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia 161 g. Hanya mengakui dua bentuk drama, yaitu tragedi dan komedi. h. Konsep Neoklasik mengajarkan tentang kebenaran.

7. Teater Zaman Restorasi di Inggris

Zaman Restorasi adalah zaman kebangkitan kembali kegiatan teater di Inggris setelah kaum Puritan yang berkuasa menutup kegiatan teater. Segala bentuk teater dilarang. Namun setelah Charles II berkuasa kembali, ia menghidupkan kembali teater. Adapun ciri-ciri teater pada zaman Restorasi adalah sebagai berikut. a. Tema cerita bersifat umum dan penonton sudah mengenalnya. b. Tokoh wanita diperankan oleh pemain wanita. c. Penonton tidak lagi semua lapisan masyarakat, tetapi hanya kaum menengah dan kaum atas. d. Gedung teater mencontoh gaya Italia. e. Pertunjukan diselenggarakan di gedung proscenium yang diperluas dengan menambah area yang disebut apron sehingga terjadi komunikasi yang intim antara pemain dan penonton. f. Se ing panggung bergambar perspektif dan lebih bercorak umum, misalnya taman atau istana.

8. Teater Abad Ke-18

Gambar 1.5 Teater commedia dell ‘arte yang berisi adegan komedi Sumber: www. chicagicritic.com Pada abad ke-17, teater Italia memiliki struktur-struktur bangunan dan panggung- panggung arsitektural. Panggung-panggung itu dihiasi se ing-se ing perspektif yang dilukis. Letak panggung dipisahkan dengan auditorium oleh lengkung proscenium. Di Inggris dan Spanyol, tidak terdapat pemain wanita dalam pementasan teater mereka. Tradisi tersebut berlangsung sampai kira-kira 1587. Di abad ke 17, perusahaan-perusahaan seni peran Prancis dan Inggris mulai menambahkan wanita ke dalam rombongan-rombongan pertunjukan mereka. Di Amerika, teater kolonial baru mulai muncul. Pada abad 18, teater di Prancis dimonopoli oleh pemerintah dengan comedie francaise-nya. Secara tetap, mereka mementaskan komedi dan tragedi, sedangkan bentuk opera, drama pendek, dan burlesque dipentaskan oleh rombongan teater Italia, Comedie Italienne yang biasanya pentas di pasar-pasar malam. Sampai akhir abad 17, Prancis menjadi pusat kebudayaan Eropa. Selama abad 18 Italia berusaha mempertahankan bentuk commedia dell’arte. Penulis besarnya ialah Carlo Goldoni. Karya-karyanya berupa komedi yang kebanyakan agak