Sutradara Pemain Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater

Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII 84 mempunyai wewenang membuat refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar bisa merefleksikan tokoh menjadi sesuatu yang hidup, pemain dituntut menguasai aspek-aspek pemeranan yang dilatihkan secara khusus. aspek-aspe tersebut adalah jasmani tubuhfisik, rohani jiwa emosi, dan intelektual. Memindahkan naskah lakon ke dalam panggung melalui media pemain bukanlah hal yang sederhana. Pemain tidak sekadar mengucapkan kata-kata yang ada dalam naskah lakon atau memperagakan keinginan penulis. Ia juga harus mempunyai karekterisasi tersendiri, yaitu menghidupkan bahasa kata tulis menjadi bahasa pentas lisan.

3. Tata Artistik

Tata artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari teater. Pertunjukan teater menjadi tidak utuh tanpa adanya tata artistik yang mendukungnya. Unsur artistik di sini meliputi tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata suara, tata musik yang dapat membantu pementasan menjadi sempurna sebagai pertunjukan. Unsur-unsur artistik menjadi lebih berarti apabila sutradara dan penata artistik mampu memberi makna kepada bagian-bagian tersebut sehingga unsur-unsur tersebut tidak hanya sebagai bagian yang menempel atau mendukung, tetapi merupakan kesatuan yang utuh dari sebuah pementasan. Berikut ini penjelasan mengenai bagian-bagian dari tata artistik.

a. Tata Panggung

Tata panggung adalah pengaturan se ing di panggung selama pementasan berlangsung. Tujuannya tidak sekadar supaya permainan bisa dilihat penonton tetapi juga menghidupkan pemeranan dan suasana panggung.

b. Tata Cahaya

Tata cahaya atau lampu adalah pengaturan pencahayaan di daerah sekitar panggung yang fungsinya untuk menghidupkan permainan dan suasana lakon yang dibawakan sehingga menimbulkan suasana istimewa. Gambar 6.4 Pakaian yang dikenakan oleh pemeran teater merupakan bagian dari tata artistik Sumber: www.republika.co.id Gambar 6.3 Pemain bertugas menghidupkan tokoh dalam naskah di atas panggung Sumber: www.republika.co.id Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 85

c. Tata Musik

Tata musik adalah pengaturan musik yang mengiringi pementasan teater yang berguna untuk memberi penekanan pada suasana permainan dan mengiringi pergantian babak dan adegan.

d. Tata Suara

Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari berbagai macam sumber bunyi seperti suara aktor, efek suasana, dan musik. Tata suara diperlukan untuk menghasilkan harmoni.

e. Tata Rias dan Tata Busana

Tata rias dan tata busana adalah pengaturan rias dan busana yang dikenakan pemain. Gunanya untuk menonjolkan watak peran yang dimainkan, dan bentuk fi sik pemain bisa terlihat jelas penonton. Pelatih a n 3 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar 1. Sebutkan tipe-tipe sutradara menurut Harymawan 2. Sebutkan bagian-bagian dari tata artistik 3. Bagaimanakah seorang pemain teater yang baik? 4. Apa saja tugas sutradara? 5. Apa fungsi tata artistik dalam pertunjukan teater?

D. Menggelar Pertunjukan Teater Nusantara

Sejak sejarah kelahirannya, teater telah memunculkan berbagai macam gaya pementasan. Para seniman teater tidak pernah berhenti menggali visualisasi artistik pementasan. Beberapa gaya pementasan yang dilahirkan ada yang bertahan hingga saat ini dan banyak yang tidak bertahan lama. Gaya pementasan yang bertahan biasanya memiliki daya tarik yang kuat dan membuat seniman lain ikut melakukannya. Jika gaya tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang lama oleh seniman berbeda dalam berbagai produksi, maka ciri-ciri dari gaya tersebut berubah menjadi konvensi pakem. Pertunjukan teater yang menjalankan konvensi tertentu dengan ketat disebut sebagai teater konvensional. Untuk membedakan, pertunjukan teater dengan gaya lain yang masih membuka kemungkinan pengembangan dan belum menetapkan konvensi disebut sebagai teater nonkonvensional.

1. Teater Konvensional

Mementaskan teater konvensional membutuhkan kecermatan dan kedisiplinan dalam menerapkan konvensi. Menaati konvensi terkadang tidak mudah karena kemungkinan bentuk pengembangannya menjadi sangat terbatas. Jika tidak hati- hati gagasan baru untuk pengembangan justru bertolak belakang dengan konvensi