Teater Indonesia Tahun 1970-an

Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 69 Pusat kesenian Taman Ismail Marzuki yang didirikan oleh Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta pada 1970 menjadi pemicu meningkatnya aktivitas dan kreativitas berteater di Jakarta dan kota besar lainnya, seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, dan Ujung Pandang. Taman Ismail Marzuki menerbitkan enam puluh tujuh judul lakon yang ditulis oleh tujuh belas pengarang sandiwara, menyelenggarakan festival pertunjukan secara teratur, juga lokakarya dan diskusi teater secara umum atau khusus. Tokoh-tokoh teater yang muncul pada 1970-an lainnya adalah Teguh Karya Teater Populer, D. Djajakusuma, Wahyu Sihombing, Pramana Padmodarmaya Teater Lembaga, Ikranegara Teater Saja, Danarto Teater Tanpa Penonton, Adi Kurdi Teater Hitam Putih. Arifin C. Noor Teater Kecil dengan gaya pementasan yang kaya irama dari blocking, musik, vokal, tata cahaya, kostum, dan verbalisme naskah. Putu W ijaya Teater Mandiri dengan ciri penampilan menggunakan kostum yang meriah dan vokal keras. Fokus tidak terletak pada aktor tetapi gerombolan yang menciptakan situasi dan aksi sehingga lebih dikenal sebagai teater teror.

e. Teater Indonesia Tahun 1980 – 1990-an

Tahun 1980-1990-an situasi politik Indonesia kian seragam melalui pembentukan lembaga-lembaga tunggal di tingkat nasional. Ditiadakannya kehidupan politik kampus dan dewan kampus merupakan akibat peristiwa Malari 1974. Dalam latar situasi seperti itu lahirlah beberapa kelompok teater dari festival teater. Pada saat itu lahirlah kelompok-kelompok teater baru di berbagai kota di Indonesia. Di Yogyakarta muncul Teater Dynasti, Teater Jeprik, Teater Tikar, Teater Shima, dan Teater Gandrik. Teater Gandrik menonjol dengan warna teater yang mengacu kepada teater tradisional kerakyatan dan menyusun berita-berita yang aktual di masyarakat menjadi bangunan cerita. Lakon yang dipentaskan antara lain, Pasar Seret, Meh, Kontrang- kantring, Dhemit, Upeti, Sinden , dan Orde Tabung. Di Solo Surakarta muncul Teater Gapit yang menggunakan bahasa Jawa dan latar cerita yang meniru lingkungan kehidupan rakyat pinggiran. Salah satu lakonnya berjudul Tuk. Di samping Gapit . Aktivitas teater terjadi juga di kampus. Salah satu teater kampus yang menonjol adalah teater Gadjah Mada dari Universitas Gadjah Mada UGM Yogyakarta. Jurusan teater dibuka di Institut Seni Indonesia ISI Yogyakarta pada tahun 1985. ISI menjadi satu-satunya perguruan tinggi seni yang memiliki program g y Gambar 5.7 W.S. Rendra pendiri Bengkel Teater Sumber: www.rileks.com g gg Gambar 5.8 Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki Sumber: www.rileks.com Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII 70 Strata 1 untuk bidang seni teater pada saat itu. Aktivitas teater kampus mampu menghidupkan dan membuka kemungkinan baru gagasan-gagasan artistik dalam teater.

f. Teater Kontemporer Indonesia

Teater Kontemporer Indonesia mengalami perkembangan yang sangat membanggakan. Sejak munculnya eksponen 70 dalam seni teater, kemungkinan ekspresi artistik dikembangkan dengan gaya khas masing-masing seniman. Gerakan ini terus berkembang sejak 1980-an sampai saat ini. Meskipun seni teater konvensional tidak pernah mati tetapi teater eksperimental terus juga tumbuh. Semangat kolaboratif yang terkandung dalam seni teater dimanfaatkan secara optimal dengan menggandeng beragam unsur pertunjukan yang lain. Dengan demikian, wilayah jelajah ekspresi menjadi semakin luas dan kemungkinan bentuk garap semakin banyak. Pelatih a n 1 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar 1. Apa perbedaan wayang wong dan wayang kulit? 2. Sebutkan dua unsur pokok yang menjadi dasar Randai 3. Apa yang dimaksud dengan teater transisi? 4. Apa yang dimaksud dengan teater modern? 5. Jelaskan perkembangan teater Indonesia pada 1920-an

B. Keunikan dan Pesan Moral Teater Nusantara

Teater merupakan salah satu bentuk kesenian yang tidak hanya memberikan kesenangan semata. Lebih dari itu, teater bisa memberikan sumbangan bagi keluhuran budi pekerti dan kematangan jiwa. Teater dalam konteksnya selalu d ijadikan alat hiburan dan tontonan rakyat kecil. Namun, lebih jauh lagi teater hendaknya mampu membawa masyarakat untuk lebih mengenal dirinya dan keberadaannya dalam lingkup masyarakat. Di sini, teater bisa berperan sebagai penuntun pada masyarakat untuk berusaha hidup lebih arif, baik, dan b ijaksana.

1. Fungsi Teater

Nusantara Di Indonesia, teater tradisi memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai sarana upacara, hiburan, sarana penyambung sejarah, dan sarana komunikasi. Fungsi- fungsi tersebut dapat kamu pahami pada penjelasan berikut.

a. Sarana Upacara

Teater yang berfungsi sebagai sarana upacara adalah teater yang pementasannya dipersembahkan untuk para leluhur dan digunakan dalam upacara-upacara keagamaan yang bersifat sakral, magis, dan religius. Teater