Drama Tipe Lakon Teater Barat

Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia 171 Drama juga bisa diartikan sebagai suatu kualitas komunikasi, situasi, aksi, dan segala apa saja yang terlihat dalam pentas baik secara objektif maupun secara subjektif, nyata atau khayalan yang menimbulkan kehebatan, keterenyuhan, dan ketegangan perasaan para pendengar atau penonton. Bisa juga diartikan sebagai suatu bentuk cerita konflik sikap dan sifat manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan gerak di hadapan pendengar maupun penonton. Dengan mengacu pada definisi tersebut, dapat d ijelaskan bahwa drama adalah salah satu jenis lakon serius dan berisi kisah kehidupan manusia yang memiliki konflik yang rumit dan penuh daya emosi, tetapi tidak mengagungkan sifat tragedi. Contoh lakon-lakon drama adalah Hedda Gabler, An Enemy of the People, Brand A Doll’s House, Pillars of Society, Ghosts Henrik Ibsen.

b. Tragedi

Tragedi berasal dari kata tragoidia bahasa Yunani, tragedy bahasa Inggris, tragedie bahasa Perancis yaitu penggabungan kata tragos yang berarti “kambing” dan kata aeidein yang berarti “nyanyian”. Jadi, tragedi adalah nyanyian yang dinyanyikan untuk mengiringi kambing sebelum dibaringkan di atas altar untuk dikorbankan. Pengorbanan kambing dilakukan pada saat upacara untuk menghormati dewa Dionysos yang dianggap sebagai dewa kesuburan. Bisa juga kata tersebut diartikan untuk menyebut kostum kambing yang dikenakan oleh aktor ketika memainkan lakon satir. Lakon tragedi menurut Aristoteles adalah lakon yang meniru sebuah aksi yang sempurna dari seorang tokoh besar dengan menggunakan bahasa yang menyenangkan supaya para penonton merasa iba dan ngeri sehingga penonton mengalami pencucian jiwa atau mencapai katarsis. p Gambar 11.11 Antigone memiliki lakon tragedi dalam ceritanya Sumber: veracity.unispubs.american.edu. tetapi sekaligus juga merasa iba. Pendeknya, penonton menyadari betapa kecil dan rapuhnya jiwa manusia di depan kedahsyatan suratan takdir. Menurut Aristoteles, ada enam elemen yang ada dalam lakon tragedi, yaitu sebagai berikut. 1 Plot adalah susunan kejadian atau insiden. Lakon tragedi adalah imitasi perbuatan manusia dan perbuatan ini akan menghasilkan aksi-aksi atau insiden yang membuat adanya tragedi. Kalau dikaji lebih lanjut, definisi tragedi menurut Aristoteles yaitu lakon tragedi memerlukan aksi yang sempurna. Dengan aksi yang sempurna diharapkan mempunyai daya pikat yang tinggi, padat, kompleks, dan sublim. Dengan aksi yang sempurna diharapkan penonton mencapai katarsis penyucian jiwa. Tokoh yang besar diharapkan mampu menghadirkan efek tragis yang besar. Jadi lakon tragedi sebenarnya bukan lakon yang bercerita tentang duka cita dan kesedihan tetapi lakon yang bertujuan untuk mengoncang jiwa penonton sehingga lemas, tergetar, merasa ngeri, Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX 172 2 Watak atau karakter adalah ciri khas tokoh yang terlibat dalam kejadian atau insiden. Melalui watak atau karakter inilah penonton mengidentifikasikan dirinya dalam lakon tragedi. 3 Pikiran-pikiran merupakan kemampuan untuk mengekspresikan hal-hal yang perlu dan cocok untuk situasi. Dalam lakon, harus ada pembicaraan- pembicaraan yang mengandung pemikiran-pemikiran yang universal. 4 Diksi adalah gaya atau cara dalam menyusun dan menampilkan kata-kata sebagai upaya untuk mengekspresikan maksud penulis lakon. Dalam lakon tragedi, kata-kata disusun dan diucapkan dengan cara puitis. 5 Musik yang berfungsi untuk memberikan rasa kesenangan dan mengarahkan emosi-emosi penonton. 6 Spektakel mise en scene elemen ini merupakan elemen nonpersonal, tetapi lebih pada elemen pendukung pementasan dari lakon tragedi. Elemen ini berfungsi untuk mengarahkan emosi penonton pada suasana tragis. Para penulis lakon tragedi adalah sebagai berikut. 1 Sophocles: Antigone, Oedipus Tyrannus, dan Oedipus at Colonus trilogi Oedipus 2 Aeschylus: Agamemnon, The Libatian Bearers, The Furies trilogi Oresteia 3 Euripides: Medea, Hyppolitus, Ion, Electra, The Trojan Woman, Cyclops 4 Shakespeare: Hamlet, Macbeth, Romeo and Juliet, Antony and Cleopatra, King Lear, Julius Caesar, Othello 5 Henrik Ibsen: Mrs. Alving, A Doll’s House 6 Arthur Miller: The Crucible, All My Sons, Death of a Salesman 7 Seneca: Phaedra

c. Komedi

Komedi berasal dari kata comoedia bahasa Latin, commedia bahasa Italia berarti lakon yang berakhir dengan kebahagiaan. Lakon komedi seperti halnya lakon tragedi merupakan bagian dari upacara penghormatan terhadap dewa Pallus. Upacara penghormatan ini dilakukan dengan cara melakukan arak-arakan dan memakai kostum setengah manusia dan setengah kambing. Arak-arakan ini menyanyi dan melontarkan kata-kata kasar untuk memancing tertawaan penonton. Menurut Aristoteles, lakon komedi merupakan tiruan dari tingkah laku manusia biasa atau rakyat jelata. Tingkah laku tersebut merupakan perwujudan keburukan manusia ketika menjalankan kehidupan sehingga mampu menumbuhkan tertawaan dan cemoohan sampai terjadi katarsis atau penyucian jiwa. Perkembangan lakon komedi bisa dikategorikan dalam berbagai tipe lakon komedi berdasarkan pada sumber humornya, metode penyampaiannya, dan bagaimana lakon komedi itu disampaikan. Berikut ini adalah tipe lakon komedi berdasarkan alirannya. 1 Black comedy komedi gelap adalah lakon komedi yang merujuk pada hal- hal yang meresahkan. Misalnya, kematian, teror, pemerkosaan, dan perang. Beberapa aliran komedi ini hampir mirip dengan film horor.