DINAMIKA IKLIM KESIMPULAN DAN SARAN

Pada SMA Harapan I Medan perwujudan menciptakan t ss tecerminkan pada visi dan misi yaitu tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik tetapi juga mencerminkan insan yang beriman, berilmu dan beramal. Hal ini berarti bahwa pihak sekolah SMA Harapan I Medan mempedulikan siswa-siswa dalam hal akademik dan juga sebagai insan yang baik. Meskipun demikian, t ss bukan hanya sekedar keyakinan yang dimiliki siswa akan kepedulian orang dewasa saja tetapi juga adanya bentuk konkrit akan kepedulian dari orang dewasa, rasa memiliki terhadap sekolah, dan keterlibatan aktif siswa. Kepedulian dari orang dewasa di sekolah tidak terbatas hanya berasal dari guru tetapi juga berasal dari para staf sekolah. Guru dan staf memberi dukungan secara akademik dengan berbagai bentuk seperti melakukan diskusi untuk membahas pelajaran, membantu mencapai prestasi akademik, menerima pendapat siswa tanpa membeda-bedakan. Selain itu dukungan non akademik seperti bersedia mendengarkan masalah siswa serta membantu dalam mencari solusi, mengembangkan bakat dan potensi siswa, serta membantu dalam mempersiapkan rencana masa depan dan karir. Pada siswa SMA Harapan I Medan mereka meyakini bahwa guru dan staf mendukung dan membantu dalam hal akademik dan non akademik. Meskipun demikian, siswa mengaku bahwa untuk menceritakan masalah personal, mereka lebih memilih untuk menceritakan kepada teman-teman dibandingkan kepada guru. Kemudian dengan adanya dukungan sosial dari para orang dewasa akan menimbulkan rasa kenyamanan, senang, dan bangga akan menjadi bagian dari sekolah. Siswa SMA Harapan I Medan mengakui bahwa mereka merasakan kenyamanan dan senang berada di sekolah. Setelah itu, keterlibatan aktif siswa terhadap aktivitas sekolah akan melengkapi +,- -. + -0+ t 1 0 ss yang dimiliki siswa. Berbagai bentuk keterlibatan aktif dapat ditunjukkan misalnya mengungkapkan pendapat kepada guru berdasarkan inisiatif sendiri, mematuhi peraturan di sekolah, serta berpartisipasi dalam kegiatan sekolah tanpa paksaan. Di SMA Harapan I Medan, siswa diminta untuk selalu aktif terlibat dalam kegiatan sekolah akan tetapi siswa masih enggan dalam terlibat misalnya saja dalam proses belajar mengajar, siswa masih merasa malu dan merasa takut salah untuk menyampaikan pendapat. Menurut hasil penelitian Karcher dan Lee 2002 bahwa memang +,--. +-0+ t 1 ss memiliki kategori yang berbeda mulai dari rendah 200 3 4 . 566 - 3 7 , sedang 6 0+ 8 98 + 566 - 3 7 , dan tinggi 0 2 4 20:07 . Pada setiap levelnya menunjukkan tingkat keyakinan dan keterlibatan aktif yang berbeda-beda. Misalnya pada kategori 200 3 4 . 566 - 3 7 , siswa menganggap bahwa tidak ada perbedaannya dukungan dari guru, staf, dan teman sebaya meskipun demikan siswa menganggap bahwa ia bagian dari sekolah. Pada kategori 6 0+ 8 98 + 566 - 3 7 , siswa menyadari bahwa adanya perbedaan dukungan dari guru, staf, dan teman sebaya akan tetapi siswa masih enggan menunjukkan keterlibatan aktif di sekolah serta masih tidak aktif untuk mencari dukungan. Pada kategori 02 4 20 : 07 , siswa meyakini bahwa dukungan dari guru dan staf serta berinisiatif untuk mencari dukungan, terlibat aktif pada aktivitas sekolah. Menurut Battistich 2001 ; =? A t AB A ss dapat menjadi kunci utama bagi kesejahteraan siswa baik secara akademis maupun emosional. Penelitian yang dilakukan Stracuzzi dan Meghan 2010 menunjukkan bahwa ; =? A t AB A ss memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan sosial- emosional siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Monahan 2010 bahwa siswa dengan ; =? A t A B A ss tinggi akan menunjukkan hasil akademik maupun perilaku yang lebih positif. Oleh karena itu, s =? A t A B A ss merupakan hal yang krusial bagi pihak sekolah untuk selalu ditingkatkan kepada siswa. Meskipun demikian, usaha mewujudkan ; =? A t AB A ss pada siswa bukanlah hal yang mudah dan dapat dilakukan dalam waktu singkat. Menurut Blum 2002 membangun ; =? A t A B A ss memerlukan proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Dalam pembentukannya dibutuhkan partisipasi seluruh pihak yang berada di sekolah. Selain itu, berbagai jenis tantangan yang harus dihadapi dalam menumbuhkan rasa keterhubungan siswa terhadap sekolah. Oleh karena itu, faktor-faktor pembentuk ; =? A t A B A ss perlu diperhatikan. Menurut Blum 2002 ada empat faktor yang mempengaruhi ; =? A t AB A ss yakni dukungan orang dewasa, kelompok teman sebaya, komitmen siswa terhadap pendidikan, serta lingkungan sekolah. Salah satu hal yang menjadi sorotan utama di faktor lingkungan sekolah yakni iklim sekolah. Menurut Thapa 2012 iklim sekolah didefinisikan sebagai suasana yang dialami orang-orang yang ada di sekolah mengenai norma, tujuan, nilai-nilai, hubungan interpersonal, serta lingkungan organisasional. Keamanan sekolah, hubungan interpersonal yang baik, proses belajar mengajar, serta lingkungan fisik sekolah merupakan hal yang turut serta membangun iklim sekolah. Keamanan sekolah meliputi secara fisik, verbal, dan emosional.Selanjutnya hubungan interpersonal yang baik meliputi setiap orang di sekolah menghormati dan menghargai satu sama lain, membangun hubungan yang akrab. Siswa SMA Harapan I Medan mempersepsikan bahwa hubungan siswa dengan guru baik meskipun demikian hubungan interpersonal dengan staf sekolah tidak akrab. Kemudian, proses belajar dan mengajar yang efektif bagi siswa misalnya proses belajar yang kondusif ataupun cara mengajar guru yang dapat dipahami. Setelah itu, iklim sekolah juga didukung dengan lingkungan fisik yang bersih, gedung sekolah yang layak serta fasilitas sekolah yang memadai dan mempermudah aktivitas sekolah. Di SMA Harapan I Medan memberikan beberapa fasilitas untuk aktivitas siswa misalnya mulai dari laboratorium, aula, lapangan bermain, jaringan internet, sampai dengan pendingin ruangan di setiap kelas. Siswa mempersepsikan bahwa fasilitas tersebut berfungsi sebagaimana mestinya akan tetapi ada beberapa fasilitas yang rusak. Menurut Preble Gordon 2011 iklim sekolah yang baik diwujudkan dalam bentuk sistem, norma, serta kebijakan-kebijakan yang diterapkan di sekolah. Iklim sekolah yang positif meliputi merasa terjamin keamanan, sekolah merupakan tempat yang nyaman, memiliki kepercayaan bahwa sekolah mampu membantu mengembangkan potensi diri, serta merupakan tempat yang memberikan keuntungan di masa depan Siswa akan cenderung menghindari sekolah ketika siswa mempersepsikan iklim sekolah sebagai iklim yang negatif. Iklim sekolah negatif meliputi rasa tidak aman di sekolah, merasa sekolah memberikan banyak tekanan bagi siswa serta menganggap sekolah bukan menjadi tempat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki Thapa, 2012. Menyediakan iklim sekolah yang baik bagi siswa adalah kewajiban para orang dewasa di sekolah sehingga sekolah harus berusaha dalam mewujudkan iklim sekolah yang positif. Apabila siswa mempersepsikan iklim sekolah positif maka level C DEFFG DF HHI D t IJ HI ss tinggi sehingga siswa lebih mau untuk terlibat pada kegiatan di sekolah serta secara akademis maupun non akademis semakin positif pula Blum, 2002. Penelitian yang dilakukan oleh Osher 2009 bahwa iklim sekolah berhubungan dengan C DEFFG DF HHID t I J HI ss . Tanpa adanya iklim sekolah yang positif, maka siswa tidak mungkin mengalama rasa DF HH ID t I J HI ss pada sekolah.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh iklim sekolah terhadap C D EFFG DF HHI D t I J H I ss pada siswa SMA Harapan I Medan. K 6 LM L N N N OPQR SP T P UPV N Q N M U WXYZ[ X \ X ] X _ Y_ ` ] a X b c\ ` d` ] c] e cb \ X ] Y _ ] f [ ` ` a e X gc ` h \ X ] X _ Y_ ` ] _ a _ ` h e Xh _]f f ` a X YZ[ X i ` ] f [_ f c] `d` ] [ ` `a \ X ] X _ Y _ ` ] [ ` \ ` Y aX ] X ] Y c d` ] ` \ `d`h h `e _ \ X ] X _ Y _ ` ] YX b e X gc Y [ ` \ ` Y [_ \ XbY ` ]ff c] fj ` k ` g d` ] lm ` [_ , 2000 n . o X ] X_ Y_ ` ] _]_ aX ] ff c] `d` ] \ X ][ Xd`Y ` ] d c ` ] Y _ Y `Y _ p _]p X b X ] e _ ` , [_ a `d e c[ d` ] c] Y c d aX ]fXY`h c_ e X g Xb` \ ` g Xe `b \ X ] f ` bc h _ d_ a e Xd Z `h Y X b h` [ ` \ q rsttu r tvvwr t wxv w ss \ ` [ ` e _ e k ` y Wz m ` b ` \ ` ] { W X [ ` ] . M | N SP U Q N } N ~M  N €M  N M L PV T P U PV N Q N M U ‚ ` b _ ` g X - ƒ` b _ ` g X [ ``a \ X ] X_ Y_ ` ] _]_ ` [ ``h : 1. ‚ ` b _ ` g X YXb f` ] Y c] f : e rs ttu r tvvwr t wxv w ss . 2. ‚ ` b _ ` g X g X g `e : _ d _ a e Xd Z `h„ L| S P } N UN  N RT P  M N R UMV

1. School Connectedness

… r sttu rtvvwr t wxv w ss `[ ``h dX i `d _ ] ` ] e _ e k` g `hk` f cb c e X b Y ` e X cbc h e Y ` p e Xd Z `h \ X [c _ [ X ] f ` ] \ X ][ ` \ `Y e _ e k` Y ` ]\ ` aXag X [ ` - g X [ `d` ] e c d c , ` f `a` a` c\c] fX ][ X b ; memberikan sistem belajar yang efektif untuk mencapai prestasi akademik, membantu siswa mencapai pemahaman akademik; membantu siswa menghadapi masalah personal; serta mengembangkan kreativitas siswa.