maka sebaran data penelitan tersebut dapat dikatan normal. Sedangkan apabila nilai p 0.05 maka sebaran data penelitian tidak normal Field, 2009.
Berdasarkan hasil analisis ini menunjukkan bahwa data iklim sekolah memiliki nilai D146 = 0.053, p = 0.200 dengan demikian p .05, dan data
school connectedness menunjukkan nilai D146 = 0.049, p = 0.200 dengan demikian p .05. Maka dapat dikatakan kedua variabel berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas dapat dilihat tabel 13. Tabel 13. Uji Normalitas
Variabel D
Sig.
School Connectedness .053
.200 Iklim Sekolah
.049 .200
2 Uji Linearitas Hubungan Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah dua variabel penelitian
yakni iklim sekolah dengan school connectedness mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Data yang linear berarti iklim sekolah memiliki
keterikatan terhadap school connectedness. Uji linearitas menggunakan metode statistik analisa regresi. Kaidah yang
digunakan adalah apabila nilai signifikansi linearity 0.05 dan signifikansi deviation from linearity 0.05 maka hubungan kedua variabel dapat dikatakan
linear. Sebaliknya bila nilai signifikansi deviation from linearity 0.05 maka hubungan kedua variabel dikatakan tidak linear.
Berdasarkan uji linearitas hubungan antara iklim sekolah dengan school connectedness dapat dikatakan linear dengan nilai p = 0.000 yang mana nilai p
0.05. Hasil uji linearitas dapat disajikan pada tabel 14.
Tabel 14. Hasil Uji Linearitas
Statistik Sig.
Keterangan
Linearity 0.000
Linear Deviation from
Linearity 0.221
b. Uji Hipotesis
Untuk melakukan pengujian statistik, maka dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut ini :
Ho : “Tidak ada pengaruh iklim sekolah terhadap school connectedness pada siswa SMA Harapan I Medan”
Ha : “Ada pengaruh iklim sekolah terhadap school connectedness pada siswa SMA Harapan I Medan”
Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, maka dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Regresi Linear Sederhana. Hasil uji statistik yang
didapat digambarkan dalam tabel 15.
Tabel 15. Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap School Connectedness
F Sig.
76.733 .000
Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa nilai F = 76.73, p = .000 yang berarti p 0.05. Hal ini berarti hasil model regresi ini secara siginifikan
memprediksi dengan baik akan tingkat school connectedness. Singkatnya, secara keseluruhan model regresi memprediksi school connectedness secara signifikan
Field, 2009. Selanjutnya, pengujian seberapa besar pengaruh iklim sekolah terhadap
school connectedness ditunjukkan melalui tabel 16.
Tabel 16. Koefisien Determinan R
2
Model R
R
2
Adjusted R Square
1 .590
.348 9.247
Berdasarkan tabel 16 maka diperoleh nilai koefisien determinan R- square dari pengaruh iklim sekolah terhadap school connectedness pada siswa
SMA Harapan I Medan adalah sebesar 0.348 R-square R
2
= 0.348. Artinya, iklim sekolah memberikan sumbangan efektif sebesar 34.8 dalam
memunculkan school connectedness. Kemudian, sisanya sebesar 65.2 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Kemudian persamaan regresi kedua variabel
didapat berdasarkan tabel 17. Tabel 17. Tabel Model Parameters
Model B
t Sig.
1 Konstan Iklim Sekolah
17.086 3.974
.000 0.620
8.760 .000
Dari hasil tabel 17 diperoleh nilai t = 8.760 yang signifikan pada p 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa iklim sekolah merupakan prediktor terhadap school
connectedness atau dengan kata lain iklim sekolah mempengaruhi school connectedness secara signifikan. Dengan demikian, maka hipotesis nol Ho
ditolak sehingga hipotesis penelitian ini yang menyatakan ada pengaruh iklim sekolah terhadap school connectedness siswa SMA Harapan I Medan diterima.
Persamaan garis regresi yang dihasilkan adalah Y = 17.086 + 0.620X. Artinya setiap penambahan satu satuan skor variabel iklim sekolah X, maka
school connectedness Y akan bertambah sebesar 0.620, dengan kata lain