KESIMPULAN DAN SARAN Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap School Connectedness Siswa SMA Harapan I Medan

ix DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian 41 Tabel 2. Jumlah Subjek Penelitian Setiap Tingkatan Kelas 42 Tabel 3. Kategorisasi Norma Nilai School Connectedness 43 Tabel 4. Blueprint Skala School Connectedness 44 Tabel 5. Blueprint Skala Iklim Sekolah 46 Tabel 6. Distribusi Aitem Skala School Connectedness Setelah Uji Coba 49 Tabel 7 . Distribusi Aitem Skala School Connectedness yang Digunakan dalam Penelitian 50 Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Iklim Sekolah Setelah Uji Coba 52 Tabel 9. Distribusi Aitem Skala Iklim Sekolah yang Digunakan Dalam Penelitian 54 Tabel 10. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 59 Tabel 11 . Gambaran Subjek Berdasarkan Usia 59 Tabel 12. Gambaran Subjek Berdasarkan Tingkatan Kelas 60 Tabel 13 . Uji Normalitas 61 Tabel 14. Hasil Uji Linearitas 62 Tabel 15. Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap School Connectedness 62 Tabel 16. Koefisien Determinan R 2 63 Tabel 17. Tabel Model Parameters 63 x DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Uji Reliabilitas Skala Uji Coba 72 Lampiran 2. Uji Normalitas, Linearitas, Hipotesis 89 Lampiran 3. Alat Ukur Penelitian 92 Lampiran 4. Surat Izin dan Keterangan 104 ii Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap School Connectedness Siswa SMA Harapan I Medan Atika M Nataya Nst Dian Ulfasari ABSTRAK Sekolah merupakan tempat para siswa mendapat pendidikan yang layak. Oleh karena itu, sekolah harus memberikan suasana dan proses belajar yang efektif agar siswa mampu meningkatkan dan mengembangkan dirinya baik secara akademik dan sebagai individu. Siswa yang merasa nyaman dan senang di sekolah memiliki kemungkinan besar untuk merasakan keterhubungan terhadap sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh iklim sekolah terhadap school connectedness siswa di SMA Harapan I Medan. Data penelitian dianalisis dengan regresi linear sederhana. Iklim sekolah mengacu pada suasana yang merupakan hasil dari interaksi timbal balik antara seluruh orang-orang yang ada di sekolah serta meliputi suasana lingkungan fisik sekolah. Selanjutnya, School connectedness mengacu pada kepercayaan siswa akan semua orang di sekolah mempedulikan mereka baik secara akademis maupun mereka sebagai individu. Populasi penelitian ini adalah semua siswa SMA Harapan I Medan. Sampel penelitian ini adalah 152 siswa SMA Harapan I Medan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala iklim kelas dan skala school connectedness. Skala iklim sekolah disusun berdasarkan 4 aspek yakni: keamanan, hubungan interpersonal, proses belajar mengajar, dan lingkungan institusional. Skala school connectedness disusun berdasarkan 3 aspek yakni: dukungan sosial, rasa memiliki, dan keterlibatan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh iklim sekolah terhadap school connectedness siswa SMA Harapan I Medan sebesar 34,8 . Kata Kunci: iklim sekolah, school connectedness, siswa SMA iii The Impact of School Climate to School Connectedness on Harapan I High School Student. Atika M Nataya Nst Dian Ulfasari ABSTRACT School is a place where student can get proper education. Therefore, school must give a situation and learning process which effective so that student can improve and develop their self as academically and as individually. Student who feels comfort and happy to be in school will likely to feel connected to school. The research aim is to know the impact of school climate to school connectedness on Harapan I high school students in Medan. Data were analyzed by using simple linear regression. School climate refers to the situation which result from all people interaction in school and including physical situation of that school. Then, school connectedness refers to the belief by students that all people in the school care about their learning as well as about them as individuals. The population of this research are Harapan I high school students in Medan. The sample are 152 Harapan I high school students. A measurement of this research use school climate scale and school connectedness scale that both scale are made by researcher. School climate scale is made based on 4 aspects: safety, relationship, teaching and learning, and institutional environment. School connectedness scale is made based on 3 aspects: social support, belonging, and engagement. The research result shows that there are 34,8 impact of school climate to school connectedness on Harapan I high school students in Medan. Keywords : school climate, school connectedness, high school students 1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

A. LATAR BELAKANG

Sekolah adalah tempat para siswa mendapatkan pendidikan dari guru. Oleh karena itu, pendidikan merupakan suatu sistem yang harus diatur dengan baik dan benar agar siswa mendapatkan pendidikan yang layak. Menurut UU RI No 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Hardianto, 2013. Tujuan pendidikan yang telah diatur tersebut sejalan dengan pendapat seorang tokoh yakni Blum 2002 yang menjelaskan bahwa sekolah selain merupakan tempat untuk mendapatkan pendidikan tetapi juga tempat yang membangun kehidupan para generasi muda lebih baik serta mencapai kesuksesan. Selain itu dijelaskan bahwa siswa akan lebih mungkin untuk mencapai kesuksesan ketika siswa merasakan bahwa mereka merupakan “milik” sekolah dan memiliki rasa “keterhubungan” pada sekolah atau disebut juga memiliki school connectedness. School connectedness diartikan sebagai keyakinan yang dimiliki siswa bahwa orang-orang dewasa di sekolahnya peduli dengan pendidikan dan mereka sebagai seorang individu Blum, 2002. Keyakinan atau belief merupakan kepercayaan dasar individu tentang suatu hal yang terbentuk tanpa disadari sebagai akibat dari interaksi berulang dengan suatu pengalaman tertentu Matsumoto, 2004 . Menurut Blum 2002, hubungan yang terbentuk antara siswa dengan orang dewasa di sekolah merupakan jantung dari school connectedness. Orang- orang dewasa di sekolah tidak terbatas hanya dengan guru tetapi juga para staf administrasi yang termasuk di dalamnya para penjaga gedung, penjaga kantin, dan seluruh orang dewasa yang terlibat dalam dinamika proses pendidikan di sekolah. Ketika para siswa mempersepsikan bahwa guru mereka dan para staf sekolah peduli, membangun lingkungan belajar yang terstruktur, serta adil maka akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk merasa lebih terhubung kepada sekolah. Sudah ada beberapa literatur dan penelitian yang membahas isu sense of belonging ini. Beberapa penelitian memberikan istilah sebagai “school engagement ” sementara yang lain menyebutnya sebagai “school attachment” dan yang lain menganalisisnya sebagai “school bonding”. Semua penelitian-penelitian ini membahas isu yang sama meskipun memakai istilah yang berbeda ataupun metode analisis yang berbeda. Isu yang dibahas dari semua konsep ini adalah rasa memiliki oleh siswa terhadap sekolah Blum, 2002.