Setelah harga diperoleh, diuji kebenaran hipotesis dengan
membandingkan besar dengan
. Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
Jika maka H
diterima Jika
maka H ditolak
b. Apabila sampel berasal dari populasi yang tidak homogen, digunakan rumus
14
: =
+
Dengan derajat kebebasan yang digunakan:
= +
1 +
1 Selanjutnya dicari nilai
dengan taraf signifikansi = 5. Kemudian
nilai yang telah diperoleh dibandingkan dengan nilai
, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika maka H
diterima Jika
maka H ditolak
Sedangkan, jika pada uji prasyarat analisis diperoleh bahwa sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik. Jenis uji non parametrik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Mann-Whitney dengan taraf signifikansi
= 0,05. Rumus statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut
15
:
14
Kadir, op. cit., h. 201.
15
Ibid, h. 275.
= 2
+ + 1
12 Dimana
= +
Keterangan : : Statistik uji Mann-Whitney
1
: Ukuran sampel pada kelompok 1
2
: Ukuran sampel pada kelompok 2
1
: Jumlah ranking pada sampel dengan ukuran
1
terkecil : Statistik uji Z yang berdistribusi normal
0,1
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan adalah: H
:
1 2
H
1
:
1 2
Keterangan:
1
: rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen
2
: rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok kontrol H
: Rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan koneksi matematik
siswa pada kelompok kontrol H
1
: Rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa pada
kelompok kontrol
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi REACT dengan teknik Scaffolding terhadap kemampuan koneksi matematik siswa ini
dilaksanakan di SMP Negeri 11 Depok yang beralamat di Jalan Murbai, Komp. Sukatani Permai, Tapos, Depok. Sampel yang digunakan sebanyak 88 siswa yang
terbagi dalam 2 kelompok, yaitu 44 siswa dari kelas VII-6 sebagai kelompok eksperimen dan 44 siswa dari kelas VII-7 sebagai kelompok kontrol. Pada
penelitian ini kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda dimana kelompok eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan strategi REACT
dengan teknik scaffolding, sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran secara konvensional, yaitu dengan strategi ekspositori.
Penelitian ini mengambil fokus pada materi Perbandingan yang disampaikan dalam delapan kali pertemuan. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan koneksi
matematik kedua kelompok, setelah diberikan perlakuan yang berbeda selanjutnya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan tes akhir posttest yang
sama. Soal posttest terdiri dari 8 soal berbentuk uraian yang telah disusun sesuai indikator kemampuan koneksi matematik yang akan diukur. Instrumen tes yang
diberikan sebelumnya telah melalui uji kelayakan instrumen yaitu validitas dan reliabilitas serta perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
1. Hasil Posttest Kemampuan Koneksi Matematik Siswa
Setelah instrumen tes kemampuan koneksi matematika diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, data hasil posttest selanjutnya
diolah sehingga dapat memberikan gambaran kemampuan koneksi matematik siswa pada kedua kelompok.