Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                                                                                berupa  LKS  yang  telah  disusun  sesuai  tahapan-tahapan  strategi  pembelajaran REACT  dan  teknik Scaffolding. Peran  guru  adalah sebagai  pembimbing  dengan
memberi Scaffolding guna mengupayakan tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran  matematika  pada  kelompok  eksperimen  diawali  dengan tahap
relating, yaitu  dengan  menyampaikan  materi  yang  akan  dipelajari,  memberi motivasi  dengan  menyampaikan  manfaatnya  di  kehidupan  sehari-hari  dan  pada
bidang lain, serta mengingatkan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang  akan  dipelajari. Siswa  kemudian  dibentuk  dalam  kelompok  belajar  dan
diberikan LKS yang telah disusun sesuai tahapan strategi REACT dengan teknik Scaffolding untuk  membantu  mereka  dalam  membangun  konsep  yang  akan
dipelajari. Pada  awal  pertemuan  proses  pembentukan  kelompok  ini  cukup memakan  waktu.  Siswa  kemudian  diminta  mengamati  ilustrasi  yang  ada  pada
LKS.  Untuk  membantu  siswa  memahami  ilustrasi  tersebut  guru  memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang dekat dengan kehidupan siswa. Pertanyaan
yang diajukan seperti ‘Apakah kamu pernah berjalan kaki dari rumah ke sekolah? Berapa  lama  waktu  yang  kalian butuhkan? Pernahkan  kamu  ke  sekolah  dengan
naik  sepeda?  Berapa  lama  waktu  yang  dibutuhkan?’.  Hal  ini  efektif  untuk memunculkan  partisipasi  siswa  inviting  student  participation  dalam
pembelajaran  karena  pertanyaan  yang  diberikan  dapat  dijawab  dengan  mudah oleh  semua  siswa  namun  dapat  memberikan  gambaran  mengenai  materi  yang
akan  dipelajari.  Siswa  terlihat  antusias,  aktif  dan  berlomba-lomba  menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki.
Siswa kemudian diarahkan untuk menuliskan jawaban mereka pada LKS. Gambar 4.2 adalah contoh pekerjaan siswa kelompok eksperimen pada tahap relating:
Gambar 4.2 Pekerjaan Siswa Kelompok Eksperimen Pada Tahap
Relating
Tahap relating dalam  pembelajaran  dapat  membantu  siswa  mengingat kembali  materi  yang  telah  ia  pelajari  dan  mengetahui  kaitan materi  pelajaran
dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membuka wawasan  siswa bahwa  banyak  masalah di kehidupan nyata  yang  menggunakan
konsep matematika dan membantunya mencari keterkaitan tersebut. Tidak hanya dengan  masalah  dalam  kehidupan  nyata,  siswa  juga  memahami  bahwa  materi
matematika saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Tahap pembelajaran selanjutnya adalah experiencing, dimana siswa diberikan
masalah  yang  dapat  mengarahkannya  pada  pembentukan  konsep.  Pada  awal pertemuan  siswa  tampak  bingung  dengan  apa  yang  harus  mereka  lakukan  dan
bagaimana  cara  menyelesaikan  LKS.  Oleh  karena  itu  sebelumnya  guru memberikan  contoh  apa  yang  harus  dilakukan  untuk  menyelesaikan  LKS
modeling  desired  behaviours.  Dalam  tahap experiencing ini,  siswa  dituntut untuk  dapat  bekerja  sama  cooperating  dengan  anggota  kelompoknya  untuk
berdiskusi,  mengerahkan  pengetahuan  yang  mereka  miliki  dan  mengaitkannya untuk menyelesaikan masalah tersebut sampai akhirnya mereka dapat menemukan
kembali  konsep  yang  akan  dipelajari.  Namun  pada  praktiknya  di  kelas,  terutama pada  awal-awal  pertemuan,  proses  diskusi  ini  belum  berjalan  dengan efektif.
Beberapa  kelompok  masih  terlihat  mengerjakan  secara  individu,  bahkan  ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan LKS dan hanya mengandalkan temannya
sehingga  banyak  kolom-kolom  pertanyaan  yang  kosong.  Untuk  itu  guru memberikan  pengertian  pada  siswa bahwa  LKS  ini  adalah  tanggung  jawab
kelompok dan akan dijadikan nilai kelompok sehingga siswa harus terlibat dalam diskusi.  Seiring  berjalannya  waktu,  siswa  mulai  memahami tugasnya  sehingga
pada  pertemuan-pertemuan berikutnya  kegiatan  diskusi  kelompok ini mulai berjalan dengan efektif.
Selama  proses  penyelesaian  LKS,  beberapa  siswa  aktif  bertanya  mengenai hal-hal  yang  tidak  ia  pahami.  Guru  menjalankan  perannya  dengan  memberikan
scaffolding berupa  penjelasan  lebih  lanjut  offering  explanation  mengenai langkah-langkah  maupun  menegaskan  inti  dari  permasalahan.  Guru  juga
memberikan  bantuan  secara  tidak  langsung  dalam  bentuk  pertanyaan-pertanyaan
yang  mengarahkan  sehingga  siswa  tetap  harus  menggunakan  nalarnya  untuk menyelesaikan  LKS.  Gambar  4.3 berikut adalah  pekerjaan  siswa  pada  tahap
experiencing.
Gambar 4.3 Pekerjaan Siswa Kelompok Eksperimen Pada Tahap
Experiencing
Pada  tahap experiencing siswa  tidak  hanya  diminta  menyelesaikan  masalah namun  juga  diminta  membuat  kesimpulan  berdasarkan  masalah  tersebut.
Kesimpulan yang dibuat adalah konsep inti dari materi yang mereka pelajari. Jadi konsep yang dimiliki siswa pada kelompok eksperimen bukanlah hasil menerima
materi  yang  ‘sudah  jadi’  dari  guru,  melainkan hasil  dari menemukan  kembali dengan mengolah  dan mengaitkan dengan pengetahuan  dan  pengalaman  yang
mereka miliki. Mengutip kembali apa yang disampaikan Sousa pada pembahasan sebelumnya  bahwa
segera  terlibat  dalam  pembelajaran  baru,  dengan mempraktikkannya, dapat meningkatkan memori pembelajaran tersebut.
1
Artinya, kegiatan experiencing ini dapat memberikan dampak positif terhadap pemahaman
dan memori siswa mengenai materi yang dipelajari.
1
David A. Sousa, Bagaimana Otak Belajar, Jakarta : Indeks, 2012, h. 117.
                                            
                