Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Kelompok Dk S gab hitung tabel = , Kesimpulan Eksperimen 86 12,41 3,96 1,66 Tolak H Kontrol Hasil perhitungan seperti yang disajikan dalam tabel 4.9 menunjukkan bahwa hitung lebih dari tabel 3,96 1,66, maka bertolak pada kriteria pengujian yang telah ditentukan dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi = 0,05. Gambaran kurva uji perbedaan dua rata-rata pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1 Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan gambar 4.1, nilai hitung = 3,96 lebih dari nilai tabel = 1,66, sehingga nilai hitung berada pada daerah penolakan H daerah kritis. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran REACT dengan teknik Scaffolding lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan koneksi matematik yang diajarkan secara konvensional dengan strategi ekspositori. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran REACT dengan teknik Scaffolding memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan koneksi matematik siswa.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan bahwa H ditolak dan H 1 diterima. Artinya, rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran REACT dengan teknik Scaffolding lebih tinggi secara signifikan dibanding rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan secara konvensional degan strategi ekspositori. Adanya perbedaan kemampuan koneksi matematik siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tidak terlepas dari perbedaan perlakuan yang diterapkan pada kedua kelompok selama proses pembelajaran. Pada kelompok eksperimen diterapkan strategi REACT dengan teknik Scaffolding, yaitu pembelajaran yang lebih terpusat kepada siswa sedangkan guru menjadi pembimbing yang mengarahkan siswa dalam belajar. Sedangkan pada kelompok kontrol pembelajaran dilakukan secara konvensional dengan strategi ekspositori sebagaimana pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru matematika di kelas tersebut. Pada pembelajaran secara konvensional ini guru berperan sebagai sumber dan pemberi informasi, dan siswa menerima apa yang disampaikan guru tanpa perlu adanya proses pencarian dan menemukan terlebih dahulu. Penjelasan mengenai proses pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen dan kontrol serta hasil posttest kemampuan koneksi matematik siswa kelompok eksperimen dan kontrol diuraikan sebagai berikut.

1. Proses Pembelajaran di Kelas

Penelitian ini dilakukan dalam 9 kali pertemuan dengan rincian 8 kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk posttest. Pada kelas VII.6 yang berperan sebagai kelompok eksperimen pembelajaran dilaksanakan menggunakan strategi pembelajaran REACT dengan teknik Scaffolding. Strategi pembelajaran REACT dengan teknik Scaffolding terdiri dari berbagai kegiatan yang membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar, dimulai dari mengaitkan relating, mengalami experiencing, menerapkan applying, bekerja sama cooperating dan menransfer transferring. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut siswa diberikan pegangan