hanya diberitahu kaitannya melainkan mereka turut terlibat dalam menemukan kembali konsep pada mata pelajaran lain yang berkaitan dengan konsep
matematika, kemudian dilatih untuk menerapkannya dalam masalah. Indikator yang mendapat pencapaian terendah baik pada kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol adalah indikator koneksi antar topik matematika. Nilai yang dicapai kelompok eksperimen sebesar 59,47, sedangkan
nilai yang dicapai kelompok kontrol sebesar 56,06. Selisih nilai yang dicapai kedua kelompok tidak terlalu besar, yaitu 3,41. Lemahnya kemampuan siswa dari
kedua kelompok pada indikator ini sebagian besar dikarenakan siswa lupa dan masih kurang pemahamanya mengenai konsep yang dikaitkan dengan konsep
perbandingan. Secara visual perbedaan kemampuan koneksi matematik kedua kelompok pada tiap-tiap indikator disajikan dalam diagram 4.4 berikut:
Diagram 4.4 Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok
Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan Indikator Koneksi Matematik
Keterangan : 1 : Kemampuan koneksi antar topik matematika
2 : Kemampuan koneksi matematika dengan mata pelajaran lain 3 : Kemampuan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan pengujian prasyarat analisis terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian. Uji prasyarat analisis yang
harus dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas data, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan adalah uji Chi-kuadrat yang diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika
hitung tabel
maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Jika
hitung tabel
maka sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Berdasarkan hasil uji normalitas pada kelompok eksperimen diperoleh nilai
hitung
= 6,64, sedangkan dari tabel nilai kritis uji Chi-kuadrat dengan derajat kebebasan 3 dan taraf signifikansi
= 0,05 diperoleh nilai
tabel
= 7,82. Bertolak pada kriteria pengujian yang telah ditentukan, karena nilai
hitung
kurang dari
tabel
6,64 7,82, maka ditarik kesimpulan bahwa H diterima, artinya
sampel pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal lampiran 27.
b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Hasil uji normalitas pada kelompok kontrol diperoleh nilai
hitung
= 2,69, sedangkan nilai
tabel
yang diperoleh dari tabel nilai kritis uji Chi-kuadrat dengan derajat kebebasan 3 dan taraf signifikansi
= 0,05 sebesar 7,82. Karena nilai
hitung
kurang dari nilai
tabel
2,69 7,82, maka H diterima, artinya sampel
pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal lampiran 28.
Rekapitulasi hasil uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas
Kelompok Jumlah
Sampel Derajat
Kebebasan
hitung tabel
Kesimpulan
Eksperimen 44
3 6,64
7,82 Berdistribusi
Normal Kontrol
44 3
2,69 7,82
Berdistribusi Normal
2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas dan diperoleh kesimpulan bahwa kedua sampel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, selanjutnya perlu
dilakukan uji homogenitas data. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji Fisher dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika
hitung tabel
, maka varians kedua kelompok homogen Jika
hitung tabel
, maka varians kedua kelompok tidak homogen Dari hasil perhitungan data tes pada kelompok eksperimen yang berjumlah 44
siswa dengan varians 159,05 dan kelompok kontrol yang berjumlah 44 siswa dengan varians 148,81, diperoleh nilai
hitung
= 1,07. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi F dengan taraf signifikansi
= 0,05, derajat kebebasan dk pembilang = 43 dan derajat kebebasan dk penyebut = 43, diperoleh nilai
tabel
= 1,66. Mengacu pada kriteria pengujian yang telah ditetapkan, karena nilai
hitung
kurang dari
tabel
1,07 1,66, maka dapat disimpulkan bahwa H diterima, artinya data
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang homogen lampiran 29.
Tabel 4.8 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil pengujian homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas
Kelompok Jumlah
Sampel Varians
S
2 hitung
tabel
= ,
Kesimpulan Eksperimen
44 159,05
1,07 1,66
Varians Homogen
Kontrol 44
148,81
C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas kedua kelompok, diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelompok
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Selanjutnya uji hipotesis dilakukan dengan uji-t. Pengujian hipotesis
dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran REACT dengan teknik
Scaffolding lebih tinggi secara signifikan dibandingkan rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan secara konvensional dengan strategi
ekspositori. Sebelumnya, ditetapkan hipotesis statistik sebagai berikut: H
: H
1
: Keterangan:
: rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran REACT dengan teknik Scaffolding.
: rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan secara konvensional dengan strategi ekspositori.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai
hitung
= 3,96 lampiran 30. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t pada taraf signifikansi
= 0,05 dan derajat kebebasan dk = 86 diperoleh nilai
tabel
= 1,66. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis
Kelompok Dk
S
gab hitung
tabel
= ,
Kesimpulan
Eksperimen 86
12,41 3,96
1,66 Tolak H
Kontrol Hasil perhitungan seperti yang disajikan dalam tabel 4.9 menunjukkan bahwa
hitung
lebih dari
tabel
3,96 1,66, maka bertolak pada kriteria pengujian yang telah ditentukan dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
1
diterima dengan taraf signifikansi
= 0,05. Gambaran kurva uji perbedaan dua rata-rata pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan gambar 4.1, nilai
hitung
= 3,96 lebih dari nilai
tabel
= 1,66, sehingga nilai
hitung
berada pada daerah penolakan H daerah kritis. Hal ini
dapat diartikan bahwa kemampuan koneksi matematik siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran REACT dengan teknik Scaffolding lebih
tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan koneksi matematik yang diajarkan secara konvensional dengan strategi ekspositori. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa strategi pembelajaran REACT dengan teknik Scaffolding memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan koneksi matematik siswa.