Hasil Posttest Hasil Posttest Kemampuan Koneksi Matematik Siswa

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Kelompok Eksperimen Kontrol Jumlah siswa n 44 44 Nilai Maksimum X maks 91 84 Nilai Minimum X min 38 31 Mean 67,98 57,50 Median Me 69,75 57,50 Modus Mo 74,40 55,25 Varians S 2 159,05 148,81 Simpangan baku S 12,61 12,20 Tingkat kemiringan -0,51 0,18 KetajamanKurtosis 0,256 0,273 Berdasarkan tabel di atas dapat diamati bahwa terdapat perbedaan antara hasil tes kemampuan koneksi matematik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata kelompok eksperimen yang lebih besar dari kelompok kontrol dengan selisih sebesar 10,48 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa di kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding rata-rata pada kelompok kontrol. Selain itu, diperoleh data bahwa pencapaian nilai tertinggi dari kedua kelompok terdapat pada kelompok eksperimen dengan nilai 91, sedangkan nilai terendah dari kedua kelompok terdapat pada kelompok kontrol dengan nilai 31. Data ini menunjukkan bahwa ditinjau dari perolehan nilai tiap individu, kemampuan koneksi matematik dengan nilai tertinggi dicapai oleh siswa dari kelompok eksperimen dan nilai terendah terdapat pada kelompok kontrol. Hal yang sama terjadi pada nilai median dan modus, di mana nilai median dan modus pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding nilai median dan modus pada kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen nilai median dan modus lebih tinggi dibanding nilai rata-rata, hal ini dapat memberikan gambaran bahwa sebagian besar perolehan nilai siswa berada di atas nilai rata-rata kelompok. Sedangkan pada kelompok kontrol, nilai median sama dengan nilai rata-rata dan nilai modus lebih rendah dari nilai rata-rata kelompok. Hal ini dapat menggambarkan bahwa sebagian besar data menyebar di kisaran dan di bawah nilai rata-rata kelompok. Ini didukung oleh perolehan koefisien kemiringan pada kelompok eksperimen yang bernilai negatif, yaitu sebesar -0,51 yang berarti distribusi data miring negatif atau landai kiri, dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata. Sedangkan pada kelompok kontrol koefisien kemiringan sebesar 0,18 yang berarti distribusi data miring positif atau landai kanan, sehingga dapat dikatakan data cenderung mengumpul di bawah rata-rata. Selanjutnya, ketajamankurtosis yang diperoleh kelompok eksperimen sebesar 0,256 yang dikategorikan sebagai kurva datar platikurtis, artinya sebaran data tidak terlalu mengelompok. Pada kelompok kontrol ketajaman sebesar 0,273 yang dapat dikategorikan kurva runcing leptokurtis artinya sebaran data terlalu mengelompok. Secara visual, perbandingan sebaran data antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada diagram 4.3: Diagram 4.3 Perbandingan Sebaran Data Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Dari diagram 4.3 terlihat bahwa kurva hasil tes kemampuan koneksi matematik siswa kelompok eksperimen bergeser ke kanan dibanding kurva hasil tes kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding nilai siswa pada kelompok kontrol. Selain itu, dapat diamati bahwa puncak kurva kelompok eksperimen berada di sebelah kanan puncak kurva kelompok kontrol. Hal ini menggambarkan bahwa nilai yang diperoleh oleh mayoritas siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding nilai yang diperoleh oleh mayoritas siswa pada kelompok kontrol.

2. Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Berdasarkan Indikator Koneksi Matematik

Kemampuan koneksi matematik yang menjadi fokus penelitian ini terdiri dari tiga indikator, yaitu koneksi antar topik matematika, koneksi matematika dengan mata pelajaran lain, dan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Hasil skor kemampuan koneksi matematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan ketiga indikator koneksi matematik akan dijabarkan sebagai berikut.

a. Kemampuan Koneksi

Matematik Siswa Kelompok Eksperimen Berdasarkan Indikator Koneksi Matematik Kemampuan koneksi matematik siswa pada kelompok eksperimen yang ditinjau dari indikator kemampuan koneksi matematik disajikan dalam tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Eksperimen Berdasarkan Indikator Koneksi Matematik Indikator Koneksi Matematik N Skor Ideal Rata-Rata Skor Nilai 1 44 12 7,14 59,47 2 44 12 8,59 71,59 3 44 8 6,11 76,42 Keterangan : 1 : Kemampuan koneksi antar topik matematika 2 : Kemampuan koneksi matematika dengan mata pelajaran lain 3 : Kemampuan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari Perbedaan skor ideal dari masing-masing indikator disebabkan oleh perbedaan jumlah soal yang mewakili setiap indikator. Indikator pertama, yaitu kemampuan koneksi antar topik matematika diwakili oleh 3 soal, sehingga dengan skor maksimum tiap butir soal bernilai 4, maka skor ideal untuk indikator pertama adalah 12. Indikator kedua, yaitu kemampuan koneksi matematika dengan pelajaran lain diwakili oleh 3 soal sehingga skor ideal bernilai 12. Sedangkan indikator ketiga, yaitu kemampuan koneksi matematika dengan kehidupan sehari- hari diwakili oleh 2 soal sehingga skor ideal untuk indikator ketiga bernilai 8. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diamati bahwa pencapaian tertinggi terdapat pada indikator koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari, dengan nilai yang diperoleh sebesar 76,42. Nilai ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelompok eksperimen sudah dapat memahami masalah dalam kehidupan sehari- hari dan mengaitkannya dengan konsep matematika dengan tepat. Hanya saja dalam proses mengaitkan tersebut terdapat kesalahan dalam proses perhitungan ataupun siswa belum memberikan jawaban secara lengkap seperti yang diharapkan pada soal sehingga hasil yang diperoleh belum sempurna. Pencapaian ini tidak terlepas dari pengaruh strategi REACT dengan teknik Scaffolding yang diterapkan pada pembelajaran di kelompok eksperimen, yang memang memiliki kekuatan pada aspek koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Seperti pada tahap relating dimana guru memulai pelajaran dengan ilustrasi atau pertanyaan yang dekat dengan kehidupan siswa, pada tahap experiencing dimana siswa diarahkan untuk menemukan konsep melalui kegiatan menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari, serta pada tahap applying dimana siswa dilatih untuk menerapkan konsep yang didapat ke dalam masalah kehidupan sehari-hari. Indikator kemampuan koneksi matematika dengan mata pelajaran lain berhasil dicapai siswa dengan nilai sebesar 71,59. Sebagian siswa sudah mampu mengaitkan topik matematika pada pokok bahasan perbandingan dengan masalah yang ada dalam mata pelajaran lain, namun masih ada kesalahan pada proses perhitungan dan jawaban yang diberikan belum mencapai tahap akhir sehingga hasilnya belum sempurna. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran pada tahap experiencing dan transferring siswa dikenalkan dan dilatih untuk dapat menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan mata pelajaran lain. Selain itu, selama proses pembelajaran terlihat bahwa pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPA yang dikaitkan dengan konsep perbandingan cukup baik dan siswa cenderung tertarik pada soal yang berkaitan dengan mata pelajaran lain. Sedangkan nilai pencapaian terendah terdapat pada indikator pertama, yaitu koneksi antar topik matematika dengan pencapaian sebesar 59,47. Siswa pada kelompok eksperimen sudah dapat mengenali koneksi antar topik yang ada pada masalah yang diberikan, seperti koneksi topik perbandingan dengan topik himpunan, segitiga dan aljabar. Hanya saja pada sebagian siswa kemampuan prasyarat mengenai materi tersebut belum memadai, contohnya siswa sudah lupa atau memang belum begitu memahami materi, sehingga proses koneksi yang terjadi belum sempurna dan hal tersebut berpengaruh pada hasil akhir yang diperoleh.

b. Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator Koneksi Matematik

Kemampuan koneksi matematik siswa kelompok kontrol ditinjau dari indikator koneksi matematik disajikan dalam tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Kemampuan Koneksi Matematik Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator Koneksi Matematik Indikator Koneksi Matematik N Skor Ideal Rata-Rata Skor Nilai 1 44 12 6,73 56,06 2 44 12 7,00 58,33 3 44 8 4,82 60,23 Keterangan : 1 : Kemampuan koneksi antar topik matematika 2 : Kemampuan koneksi matematika dengan mata pelajaran lain 3 : Kemampuan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari Dari tabel 4.5 terlihat bahwa kemampuan siswa pada indikator koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari mencapai nilai 60,23. Pencapaian ini menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah dapat mengenali koneksi masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan topik perbandingan, namun sebagian siswa lainnya masih kesulitan dalam memahami permasalahan sehingga proses koneksi yang terjadi belum tepat dan hasil yang diperoleh belum memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan. Namun, pencapaian pada indikator koneksi dengan kehidupan sehari-hari merupakan yang tertinggi dibanding indikator lainnya. Hal ini dikarenakan siswa lebih terbiasa dengan soal-soal yang berbentuk soal cerita dengan masalah dari kehidupan sehari-hari dibanding soal yang berkaitan dengan mata pelajaran lain ataupun dengan topik-topik matematika lainnya. Indikator koneksi matematika dengan mata pelajaran lain mencapai nilai 58,33. Pada kelompok kontrol sudah terlihat adanya hubungan antara konsep matematika dengan mata pelajaran lain, namun pada beberapa jawaban proses koneksi yang terjadi belum tepat sehingga hasilnya kurang memberikan gambaran atas pertanyaan. Sedangkan indikator yang mendapatkan pencapaian terendah adalah indikator koneksi antar topik matematika dengan nilai 56,06. Siswa pada kelompok kontrol sudah terlihat ada upaya untuk melakukan proses koneksi dengan topik matematika lainnya, namun proses koneksi tersebut belum sesuai dengan pertanyaan sehingga hasilnya belum sempurna. c. Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematik Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan Indikator Koneksi Matematik Pada pembahasan sebelumnya, dapat diamati bahwa kemampuan koneksi matematik siswa pada masing-masing indikator berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk lebih memperjelas dalam melihat perbedaan tersebut, kemampuan koneksi matematik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada masing-masing indikator disajikan dalam tabel 4.6: