2 Siswa difasilitasi untuk melihat dan menggunakan hubungan  yang ada antara materi yang dipelajarinya dengan materi yang telah ia pelajari sebelumnya dan
dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat melihat matematika secara menyeluruh dan motivasi belajar siswa meningkat.
3 Siswa dibimbing melalui pertanyaan-pertanyaan  yang mengarahkan sehingga dapat melatih kemampuan siswa dalam berpikir kritis, logis dan rasional.
4 Siswa dibiasakan untuk bekerja sama dalam kelompok belajar sehingga siswa dapat terlatih untuk memiliki rasa tanggung jawab dan menghargai orang lain.
3. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru  dalam  kegiatan  pembelajaran  hingga  saat  ini.  Pembelajaran  konvensional
yang  terdapat  pada  sekolah  tempat  dilaksanakan  penelitian merupakan
pembelajaran yang berpusat pada guru dan memposisikan siswa sebagai penerima informasi  tanpa  terlibat  secara  langsung  dalam  berbagai  aktivitas  belajar.  Siswa
umumnya  diberikan  informasi  yang  “sudah  jadi”  tanpa  difasilitasi  untuk membangun  pengetahuannya  sendiri.  Dampak  yang  timbul  adalah  pembelajaran
mempunyai  kesan  lebih  mengutamakan  hasil  daripada  proses  yang  dijalani. Akhirnya  siswa  lebih  mengandalkan  hapalan  dibandingkan  membangun
pemahaman.  Metode  dan  strategi  yang  sering  digunakan  dalam  pembelajaran konvensional adalah metode ceramah dan strategi ekspositori.
Pembelajaran  konvensional  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah pembelajaran  dengan  strategi  ekspositori.  Strategi  ekspositori  adalah  strategi
pembelajaran  yang  menekankan  pada  proses  penyampaian  materi  secara  verbal dari  seorang  guru  kepada  sekelompok  siswa  dengan  maksud  agar  siswa  dapat
menguasai  materi  pelajaran  secara  optimal.
41
Jadi  dalam  strategi  ekspositori, materi  pelajaran  diberikan  secara  langsung  kepada  siswa  tanpa  menuntut  dan
mengkondisikan siswa untuk terlibat dalam proses menemukan pengetahuan.
41
Wina  Sanjaya, Strategi  Pembelajaran  Berorientasi  Standar  Proses  Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, Cet. 8, 2011, h. 179.
Strategi ekspositori memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah
42
: a. Strategi  pembelajaran  ekspositori  dilakukan  dengan  cara  menyampaikan
materi pelajaran secara lisan b. Materi  pelajaran  yang  disampaikan  adalah  materi  pelajaran  yang  sudah  jadi
sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan pembelajaran itu sendiri
Adapun langkah-langkah dalam strategi ekspositori adalah
43
: a. Persiapan preparation
Tahap ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Kegiatan  dalam  tahap  ini  seperti  menyampaikan  tujuan  pembelajaran  dan
melakukan apersepsi. b. Penyajian presentation
Dalam  tahap  ini  guru  menyampaikan  materi  pelajaran  kepada  siswa. Guru mengusahakan  agar  materi  pelajaran  dapat  dengan  mudah  ditangkap  dan
dipahami oleh siswa. c. Korelasi correlation
Pada  tahap  ini  guru  menghubungkan  materi  pelajaran  dengan  pengalaman siswa. Hal ini dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran.
d. Menyimpulkan generalization Tahap  ini  adalah  tahapan  mengambil  dan  memahami  inti  sari  dari  materi
pelajaran yang telah disampaikan. e. Mengaplikasikan application
Tahap  ini  adalah  tahapan  unjuk  kemampuan  siswa  setelah  menyimak penjelasan dari guru dengan mengerjakan latihan yang diberikan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian  Sugiman  2008  dalam  jurnalnya  yang  berjudul  “Koneksi Matematik dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama”.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematik
42
Abdul Majid, op. cit., h. 216.
43
Ibid, h. 219.
siswa  masih  tergolong  rendah,  yaitu  53,5.  Deskripsi  kemampuan  koneksi matematik  tiap  aspek  yang  berhasil  dicapai  siswa  dalam  penelitian  tersebut
adalah  63  aspek  koneksi  inter  topik matematika,  41  aspek  koneksi  antar topik matematika, 56 aspek koneksi matematika dengan pelajaran lain, dan
55 aspek koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari.
44
2. Penelitian  Fatma  H.  BIKMAZ,  Ozhan  CELEBI,  Aslihan  ATA,  Eren  OZER, Oznur  SOYAK  dan  Hande  RECBER  2010  dalam  jurnalnya  yang  berjudul
“Scaffolding Strategies  Applied by Student Teachers to Teach Mathematics”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran matematika
pokok  bahasan  geometri,  teknik scaffolding yang  paling  banyak  digunakan adalah inviting student participation 46,2, verifying and clarifying student
understanding 19,5, offering  explanation 16,9, inviting  students  to contribute clues 9,3 dan modeling of desired behaviors 8.
45
3. Penelitian Tedy Machmud 2011 dalam jurnalnya yang berjudul “Scaffolding Strategy  in  Mathematics  Learning”.  Kesimpulan  dari  penelitian  tersebut
menyatakan  bahwa  pembelajar  dalam  membangun  suatu  konsep  tidak  dapat dipisahkan  dari  lingkungan  sosial,  budaya,  dan  bahasa. Begitupula  halnya
dalam  pembelajaran  matematika. Pendidik  harus  menyediakan scaffolding yang  jelas  sehingga  siswa  dapat  mencapai  tingkat  perkembangan  potensial
dalam memahami dan membangun pengetahuan matematika. Scaffolding yang dapat  dikombinasikan  dalam  kegiatan  pembelajaran  meliputi modeling,
bridging, inviting  student  participation, offering  explanation,  dan verifying and clarifying student understanding.
46
4. Penelitian  Tapilouw  Marthen  2010  dalam  jurnalnya  yang  berjudul “Pembelajaran  Melalui  Pendekatan  REACT  Meningkatkan Kemampuan
44
Sugiman, Koneksi Matematik Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama,  Yogyakarta:  FMIPA  UNY,  2008  h.  4  dari http:staff.uny.ac.id pada  20  April  2014
pukul 14.36.
45
Fatma  H.  BIKMAZ,  dkk., “Scaffolding  Strategies  Applied  by  Student  Teachers  to Teach Mathematics”, The International Journal of Research in Teacher Education, tersedia online
di http:ijrte.eab.org.tr1spc.issue3f.hazir.pdf pada 12 September 2014 pukul 11.36.
46
Tedy  Machmud,  “Scaffolding  Strategy  in  Mathematics  Learning”,  Makalah disampaikan  pada International  Seminar  and  the  Fourth  National  Conference  on  Mathematics
Education 2011  “Building the  Nation  Character  through  Humanistic  Mathematics  Education”, Department of Mathematics Education UNY, Yogyakarta, 21-23 Juli 2011.
Matematis  Siswa  SMP”.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  pembelajaran dengan  pendekatan  REACT  merupakan  pilihan  yang  baik  untuk  mendukung
peningkatan  kemampuan  matematis  siswa.  Hal  ini  disebabkan  melalui pembelajaran  dengan  pendekatan  REACT,  sebagian  besar  siswa  lebih
termotivasi untuk belajar dan membangun kemampuan matematisnya.
47
C. Kerangka Berpikir
Matematika  adalah  suatu  disiplin  ilmu  yang  tersusun  dari  berbagai  konsep yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan nyata manfaatnya dalam berbagai
aspek  kehidupan.  Hal  ini  menjadikan  kemampuan  koneksi  matematik  sebagai salah  satu  daya  matematis yang  perlu  dimiliki  siswa  dalam  dan  melalui
pembelajaran  matematika.  Kemampuan  koneksi  matematik adalah  kemampuan dalam mengaitkan atau menghubungkan topik matematika yang dipelajari dengan
topik  matematika  lain,  dengan mata  pelajaran lain,  maupun  dalam  kehidupan sehari-hari. Mengupayakan tercapainya kemampuan koneksi matematik yang baik
dapat diwujudkan dengan menghadirkan pembelajaran yang dapat membantu dan memberikan  kesempatan  pada  siswa  untuk  dapat  mengenali,  membangun,  dan
menggunakan koneksi dalam matematika. Strategi  REACT  adalah strategi  pembelajaran yang  terbentuk  dari  lima
strategi  belajar,  yaitu relating, experiencing, applying, cooperating,  dan transferring.  Pada  tahap relating,  siswa  belajar  dengan  mengaitkan  materi  yang
dipelajari berbagai  hal  seperti  dengan  kehidupan  sehari-hari, dengan topik yang telah  ia  pelajari  sebelumnya,  ataupun  dengan  mata  pelajaran  lain.  Kemampuan
koneksi  matematik  siswa  dalam  hal koneksi  antar  konsep matematik,  koneksi dengan mata pelajaran lain ataupun koneksi dengan kehidupan sehari-hari dilatih
melalui  tahapan  pembelajaran relating.  Pada  tahap experiencing,  siswa  belajar membangun  sendiri  pengetahuannya  melalui  berbagai  aktivitas  belajar.  Dalam
tahap ini, siswa dilatih untuk dapat bereksplorasi dan menyalurkan idenya untuk menyelesaikan  masalah  yang  mengandung  koneksi  antar  topik  matematik,
47
Tapilouw  Marthen,  “Pembelajaran  Melalui  Pendekatan  REACT  Meningkatkan Kemampuan Matematis Siswa SMP”, Jurnal Penelitian Pendidikan, vol. 11, 2010, h. 129.