Pengertian Hasil Belajar Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif

dapat diketahui melalui tes yang pada akhirnya memunculkan nilai belajar dalam bentuk riil atau non riil. Bagi para pendidik, masalah penilaian pendidikan adalah masalah yang selalu implisit dalam pekerjaan pendidikan, sehingga oleh karena itu sudah seharusnya menjadi salah satu bagian penting dalam kelengkapan keahlian seorang pendidik. Bahkan ia tidak hanya sekedar menjadi salah satu bagian saja, akan tetapi sebaliknya merupakan bagian integral, yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar. Tanpa titik tolak dasar pemikiran yang serupa ini, maka penilaian pendidikan tidak akan menunaikan fungsi sebagaimana mestinya. 28 Dalam proses belajar, pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar. Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, hasil belajar itu meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik anak didik. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan peningkatan penguasaan pengetahuan keteranpilan terhadap mata pelajaran. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator penunjuk adanya prestasi tertentu dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. 29 Oleh karena itu perlu dipahami arti dan tingkatan mengenai ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sofyan dkk. mengemukakan bahwa “domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan- kemampuan intelektual, seperti mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Sebagian besar tujuan-tujuan intruksional berada dalam domain kognitif.” 30 Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk. seperti dikutip Sofyan dikategorikan lebih terinci ke dalam enam jenjang kemampuan, yakni hafalan ingatan C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , analisis C 4 , sintesis C 5 , dan evaluasi C 6 . 31 28 Mudjijo, Tes Hasil Belajar,Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. I, h.2 29 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakakarya, 1997, Cet. III, h. 150 30 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006, h. 14 31 Ibid, h. 14 Untuk memudahkan dalam menggunakan alat dan kiat evaluasi yang dipandang tepat, reliabel dan valid dalam ranah kognitif. Di bawah ini disajikan dalam Tabel 2.2 sebagai berikut. 32 Tabel 2.2 Garis Besar Ranah Kognitif Ranah Kognitif Indikator Cara Evaluasi 1. Ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan Ranah Kognitif 1. Mengemukakan arti 2. Menamakan sesuatu 3. Menentukan lokasi 4. Menceritakan apa yang terjadi 5. Menguraikan apa yang terjadi 1. Menjelaskan gagasan pokok 2. Mengungkapkan pendapat dengan lisan sendiri 3. Membandingkan 4. Menginterpretasi data 1. Menghitung kebutuhan 2. Membuat peta 3. Membuat model Indikator

1. Tes

lisan 2. Tes tertulis 3. Observ asi

1. Tes

lisan 2. Tes tertulis

1. Tes

tertulis 2. Pemb erian tugas 3. Obser vasi Cara Evaluasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Merancang strategi 7. Melakukan percobaan 1. Mengidentifikasi faktor penyebab 2. Mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi 3. Mengkaji ulang 1. Membuat desain 2. Mengarang komposisi lagu

1. Tes

tertulis 2. Pemb erian tugas 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 32 Muhibbin Syah, Op.Cit, h. 150 6. Evaluasi 3. Memprediksi 4. Menciptakan produk baru 1. Mempertahankan pendapat 2. Memilih solusi yang lebih baik 3. Membahas suatu kasus 4. Menulis laporan 5. Menyusun kriteria penilaian 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas Domain afektif mencakup pemilikan minat, sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. 33 Untuk memudahkan dalam menggunakan alat dan kiat evaluasi yang dipandang tepat, reliabel dan valid dalam ranah Afektif. Berikut disajikan dalam Tabel 2.3 sebagai berikut. 34 Tabel 2.3 Garis Besar Ranah Afektif Ranah Afektif Indikator Cara Evaluasi 1. Penerim aan 2. Sambuta n Ranah Afektif 1. Menunjukkan sikap menerima 2. Menunjukkan sikap menolak 3. Senang membaca cerita 4. Senang mendengarkan musik 1. Kesediaan berpartisipasi 2. Kesediaan memanfaatkan 3. Menaati peraturan 4. Mengungkapkan perasaan Indikator 1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observ asi

1. Tes

tertulis 2. Pemb erian tugas 3. Obser vas Cara Evaluasi 3. Apresias i 1. Menganggap penting dan bermanfaat 2. Menganggap indah dan 1. Tes skala sikap 2. 33 Ahmad Sofyan, Op.Cit, h.14 34 Muhibbin Syah, Op.Cit, h. 150 4. Pendala man 5. Penghay atan 1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari 1. Melembagakan atau meniadakan 2. Menjelmakan dalam pribadi Observasi

1. Tes

skala sikap 2. Pemb erian tugas ekspresif sikap dan proyektif perkiraan 3. Obser vasi 1. Pemb erian tugas ekspresif dan proyektif 2. Obser vasi Domain psikomotor mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik motorik atau keterampilan manipulatif, seperti keterampialan menyusun alat-alat percobaan dan melakukan percobaan. 35 Untuk memudahkan dalam menggunakan alat evaluasi dalam ranah psikomotor, berikut disajikan dalam Tabel 2.4 sebagai berikut. 36 Tabel 2.4 Garis Besar Ranah Psikomotor Ranah Psikomotor Indikator Cara Evaluasi 1. Ket erampilan bergerak dan bertindak 1. Mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya 1. Observasi 2. Tes tindakan 2. Kec akapan ekspresi verbal dan nonverbal 1.Mengucapkan 2.Membuat mimik dan gerakan jasmani 1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes tindakan Hasil belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan penjelasan di atas akan dibatasi pada ranah kognitif. Adapun ranah kognitif 35 Ahmad Sofyan, Op.Cit, h.14 36 Muhibbin Syah, Op.Cit, h. 150 mencakup empat jenjang yaitu; hafalan ingatan C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , dan analisis C 4 .

5. Hakikat Nilai

Allport 1964 seperti dikutip Mulyana mengemukakan bahwa “nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Bagi Allport nilai terjadi pada wilayah psikologis, yaitu keyakinan.” 37 Kupperman 1983 dalam Mulyana mengatakan bahwa nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif. Definisi ini memiliki tekanan utama pada norma sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi prilaku manusia. Definisi ini lebih mencerminkan pandangan sosiolog. Sehingga salah satu bagian terpenting dalam proses pertimbangan nilai adalah pelibatan nilai-nilai normatif yang berlaku di masyarakat. 38 Jonas dalam Bertens 1999 seperti dikutip Mulyana mengatakan bahwa “nilai adalah sesuatu yang ditunjukkan dengan kata “ya”. Definisi ini merupakan definisi yang memiliki kerangka lebih umum dan lebih luas. Kata “ya” dapat mencakup nilai keyakinan individu secara psikologis maupun nilai patokan normatif secara sosiologis”. 39 Kluckhohn sebagaimana yang dikutip oleh Mulyana mendefinisikan nilai sebagai konsepsi tersirat atau tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara tujuan antara dan tujuan akhir tindakan. Definisi ini memiliki banyak implikasi terhadap pemaknaan nilai-nilai budaya dalam pengertian yang lebih spesifik andaikata dikaji secara mendalam. 40 Untuk kebutuhan pengertian nilai yang lebih sederhana namun mencakup keseluruhan aspek yang terkandung dalam empat definisi di atas, dapat ditarik suatu definisi tentang nilai yaitu: nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. 37 Rahmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta, 2004, Cet. II, h. 9 38 Ibid. h. 9 39 Ibid, h.9-10. 40 Ibid, h.10. Einstein seperti yang dikutip oleh Mulyana membagi nilai menjadi lima, yaitu: a nilai etika dan nilai estetika dari sains terletak pada sistem yang menetapkan kebenaran objektif pada tempat yang paling utama, b nilai sosio- politik-ekonomi, c nilai pendidikan atau nilai psikologis dan nilai paedagogis dari sains, d nilai religius berorientasi kepada nilai keimanan sebagai dasar segala pemikiran, dan e nilai intelektual atau nilai kecerdasan. 41 Nilai intelektual atau nilai kecerdasan adalah kandungan nilai-nilai yang mengajarkan kecerdasan seseorang dalam menggunakan akalnya untuk memahami sesuatu dengan tidak mempercayai tahayul atau kebenaran mitos, tetapi agar lebih kritis, analitis dan kreatif terhadap pemecahan suatu masalah yang lebih efektif dan efisien. 42 Nilai menurut Scheler seperti yang telah dikutip oleh Mulyana memiliki hierarki yang dapat dikelompokkan ke dalam empat tingkatan, yaitu; a nilai kenikmatan, b nilai kehidupan, c nilai kejiwaan, dan d nilai kerohanian. 43 Kalau pengelompokkan nilai-nilai ini kita terima, kita akan segera melihat bahwa nilai-nilai yang termuat dalam pancasila jelas termasuk dalam tingkatan nilai-nilai yang tinggi. Sila ketuhanan menduduki tingkatan paling tinggi. Bahkan sila kemanusiaan dan sila keadilan pun dapat diletakkan pada tingkatan tertinggi. 41 Suroso Adi Yudianto, Menejemen Alam: Sumber Pendidikan Nilai, Bandung: Mughni Sejahtera, 2005, h.47-48 42 Ibid, h. 47-48 43 Rahmat Mulyana, Op.Cit, h.38-39.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIIIA MTs NU UNGARAN

0 5 177

Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Strategi Peta Konsep (Concept MAP) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

0 25 295

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA.

0 1 33