Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan METODOLOGI PENELITIAN

Valid atau tidaknya suatu butir item, maka dilakukan perbandingan perhitungan pbi r dan r tabel dengan r tabel yang digunakan yaitu 0.361. Jika hasil perhitungan pbi r r tabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika hasil perhitungan pbi r r tabel , maka butir soal dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapata dipercaya dan konsisten. 5 Untuk mengetahui reliabilitas intrumen tes hasil belajar siswa digunakan rumus Kuder – Richardson K-R 20 dengan rumus sebagai berikut:         −       − = ∑ 2 2 11 1 S pq S n n r 3-2 Keterangan: 11 r = reliabel tes secara keseluruhan P = proporsi subjek yang menjawab item benar q = proporsi subjek yang menjawab item salah p = jumlah hasil perkalian p dan q n = jumlah butir soal dalam perangkat tes S = standar deviasi skor-skor tes. 6 Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes 11 r , digunakan patokan sebagai berikut: a. Apabila 11 r sama dengan atau lebih besar dari 0.70 berarti tes hasil belajar yang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi b. Apabila 11 r lebih kecil dari 0.70 berarti tes hasil belajar yang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi 5 Ahmad Sofyan, dkk. Op.Cit. h. 105 6 Sumarna Surapranata, Op.Cit, h. 114-115 JS B P =

3. Pengujian Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran p adalah rata-rata dari suatu distribusi skor kelompok dari suatu soal. 7 Adapun rumus untuk menentukan tingkat kesukaran soal sebagai berikut: 3-3 Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar JS = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukaran sering diklasifikasikan sebagaimana nampak pada Tabel 3.4 sebagai berikut: 8 Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran Nilai p Kategori p ‹ 0.3 0.3 ≤ p ≤ 0.7 p › 0.7 Sukar Sedang Mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan anatara siswa yang pandai prestasi tinggia dengan siswa yang kurang pandai prestasi rendah. Cara perhitungan daya pembeda setiap butir soal menggunakan rumus berikut : 9 D = B B A A J B J B − = P A - P B 3-4 Dengan : J = banyaknya peserta kelompok atas A dan bawah B 7 Ibid. h. 19 8 Ibid. h. 21 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. 2006, h.213. B = banyaknya peserta kelompok atas A atau bawah B yang menjawab soal itu benar P = proporsi peserta kelompok atas A dan bawah B yang menjawab benar Ada tiga titik pada daya pembeda, yaitu: -1,00 0,00 1,00 Daya pembeda negatif daya pembeda rendah daya pembeda tinggi Berdasarkan indeks diskriminasi daya pembeda di atas, maka daya pembeda dapat diklasifikasikan pada Tabel 3.5 di bawah ini. 10 Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Nilai D Kategori D 0,00 0,00 ≤ D ≤ 0,20 0,20 ≤ D ≤ 0,40 0,40 ≤ D ≤ 0,70 0,70 ≤ D ≤ 1,00 Sangat Jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik

K. Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan hasil penelitian tindakan setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Pada analisis data, peneliti bermaksud memberikan uraian hasil penelitian berdasarkan data penelitian untuk digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan.

1. Tes Hasil Belajar

Hake dalam Zulfiani yang dikutip oleh Inayatussholihah mengungkapkan, bahwa untuk melihat peningkatan hasil belajar data dianalisis dengan menggunakan skor Gain. Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah siswa mengalami pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw. Gain skor 10 Ibid, h. 211 ternormalisasi menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan skor atau post test. 11 Rumus Gain menurut Meltzer adalah : N Gain = pretest skor ideal skor pretest skor posttest skor − − 3-5 Terdapat tiga kategori perolehan skor gain ternormalisasi: g – tinggi = nilai g 0,7 g – sedang = nilai 0,7 ≥ g ≥ 0,3 g – rendah = nilai g 0,3. 12 Setelah didapatkan nilai rerata N Gain siklus pertama dan kedua kemudian dilakukan pengujian dua sampel yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar pada kedua siklus. Pengujian dua sampel dilakukan dengan T-Tes Paried Sample T-Test pada program SPSS 11.5. Adapun langkah- langkah selanjutnya yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Merumuskan hipotesis statistik: Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II H 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II 2 Penentuan kesimpulan berdasarkan probabilitas a Jika probabilitas signifikan 0,05, maka H o diterima b Jika probabilitas signifikan 0,05, maka H o ditolak

2. Analisis Sikap Siswa

11 Inayatussolihah, dkk., Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium Praktikum Pada Konsep Fotosintesis, Jakarta: Edusains Vol. I, 2008 , h. 80 12 Ibid, h. 80

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIIIA MTs NU UNGARAN

0 5 177

Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Strategi Peta Konsep (Concept MAP) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

0 25 295

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA.

0 1 33