” paragraf 27. Koherensi konjungsi „tapi‟, “Walau banyak yang senang aksi mereka

Elemen terakhir sintaksis yaitu kata ganti masih tetap menggunakan kata ganti ketiga jamak yaitu “mereka” tapi dalam ucapan dialog narasumber ada yang menggunakan kata ganti orang pertam a “kami” pada paragraf ke-25 dan 26. “Kami mau mengamankan kampung kami. Tentara mau serang kampung, katanya. Mereka cari anggota dia. Kami tidak tahu, kata yang lain.” Struktur Mikro Stilistik; Leksikon Pemilihan kata yang dipilih oleh Chik Rini yaitu merepet, kedongkolannya paragraf 1, senang paragraf 4, overacting paragraf 8, Pa’i paragraf 11, mengamankan paragraf 25. Struktur Mikro Retoris; Grafis dan Metafora Grafis pada adegan 6 terlihat pada dialog narasumber yang meneriakkan, “Merdeka Merdeka Hidup Referendum RCTI oke” Hal ini menunjukkan betapa kerasnya merela meneriakkan untuk menuntut ketidakadilan dan mengekspresikannya di depan wartawan televisi. Grafis yang kedua pada paragraf 11, Itu Pai juga, ada yang menyeletuk di belakang. Pai sebutan kasar dalam bahasa Aceh untuk tentara atau polisi Indonesia. ” Kata pa‟i memiliki makna khusus bagi orang Aceh. Metafora adegan 6 yaitu kehilangan banyak waktu paragraf 1, bersorak sambil meloncat-loncat, berteriak-teriak hingga memekakan telinga paragraf 4, mencium gelagat tak bagus, jantungnya berdenyut keras paragraf 9, sikap anti-orang Jawa di Aceh paragraf 12, pengatur massa paragraf 22, berjalan zigzag paragraf 28. Tabel 11. Kerangka Analisis Data Teks Adegan 6 Struktur Wacana Elemen Temuan Struktur Makro Topik Tema Kronologis peristiwa Simpang Kraft pada pukul 11.00 Super struktur skematik Skema Alur  Adegan ini dibuka oleh perjalanan ketiga wartawan RCTI dan Ali Raban menuju Kreung Geukeuh dan sudah melewati pukul 11.00  Pertengahan adegan, mereka langsung meliput tapi dihadang oleh massa yang marah dengan aksi reportase mereka  Mereka menuju lokasi massa kedua yaitu Simpang Kraft karena mendapatkan informasi dari warga. Di sana massa lebih banyak lagi dibandingkan dengan di simpang Kreung Geukeuh Struktur mikro semantik Latar Latar peristiwa perjalanan dari perspektif tiga wartawan RCT dan Ali Raban Detil Mereka melihat banyak laki-laki dengan parang, kayu dan batu besar di tangan. Wajah para laki-laki itu seperti marah, gusar dan tak sedikit yang beringas. ” paragraf 3 Maksud “Mereka dengan mudah dikenali sebagai wartawan .” paragraf 2 kalimat di sini menunjukkan identitas profesi mereka Praanggapan “Itu Pa’i juga,” ada yang menyeletuk juga di belakang,” paragraf 11 Anggapan orang Aceh terhadap wartawan RCTI yang datang dari Jakarta. Sebutan kasar bahasa Aceh tersebut beralasan, karena mereka memandang stereotip terhadap tentara Indonesia, yang notabene-nya adalah suku Jawa Nominalisasi “Di simpang empat Krueng Geukeuh, massa sudah mencapai jumlah 1.000-an, memadati jalan dan emperan toko. Kebanyakan laki-laki dewasa dan anak-anak ,” paragraf 4. Struktur mikro sintaksis Bentuk Kalimat Bentuk kalimat pasif: “Keempat wartawan itu diantar ke Simpang Kraft dengan sepeda motor milik warga di sit u.” paragraf 27 Koherensi  Koherensi konjungsi kata „tapi‟ “Walau banyak yang senang aksi mereka diliput wartawan televisi, tapi tak sedikit juga yang memandang curiga pada mereka ,” paragraf 10 Kata Ganti Tetap menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal mereka” dan ada kata ganti orang pertama jamak yaitu „kami‟ yaitu; “Kami mau mengamankan kampung kami. Tentara mau serang kampung, ” katanya. paragraf 25 Struktur mikro Leksikon merepet , kedongkolannya paragraf 1, senang stilistik paragraf 4, overacting paragraf 8, Pa’i paragraf 11, mengamankan paragraf 25. Struktur mikro Retoris Grafis “Merdeka Merdeka Hidup Referendum RCTI oke ” Grafis ini terletak pada dialog narasumber yang dicantumkan oleh Chik Rini pada teks adegan 6 Metafora kehilangan banyak waktu paragraf 1, bersorak sambil meloncat-loncat, berteriak-teriak hingga memekakan telinga paragraf 4, mencium gelagat tak bagus, jantungnya berdenyut keras paragraf 9, sikap anti-orang Jawa di Aceh paragraf 12, pengatur massa paragraf 22, berjalan zigzag paragraf 28.

7. Analisis Teks Adegan 7 “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft”

Super Struktur Skematik Adegan 7 ini adalah deskripsi menjelang peristiwa berdarah di Simpang Kraft. Dari paragraf 1 sampai paragraf 5 adalah pembuka adegan dengan deskripsi detil lokasi Simpang Kraft. Di tengah adegan, menjelaskan kronologis rincian massa yang mulai berdatangan ke Simpang Kraft dari pukul 08.00. Hingga menjelang pukul 11.00 mencapai sekitar 10 ribu orang, diketahui bahwa konsentrasi massa terbagi dua, depan Koramil Kreung Geukeuh dan Simpang Kraft. Adegan ditutup dengan kedatangan keempat wartawan RCTI di Simpang Kraft. Struktur Mikro Semantik Latar awal adegan yang dipakai adalah latar situasi di mana deskripsi wilayah Simpang Kraft itu berada. Latar ini bisa terlihat dari paragraf awal adegan 7 sampai paragraf kelima. Detil situasi mengenai Simpang Kraft dida pat dari paragraf 1 sampai paragraf 5 contohnya, “Sekitar 10 meter dari simpang, jalan dibuat melebar 10 meter dengan pembatas median, membagi jalan dalam dua jalur. Di sebelah kiri dan kanannya, sekitaran pojok simpang, terdapat deretan toko dan warung. Di kiri, ada tiga pintu toko bertingkat terbuat dari kayu, menjual barang-barang kelontong dan makanan ternak. Di sebelahnya ada tiga deret warung kecil, salah satunya warung kopi. Di antara toko dan warung ada bale-bale yang berfungsi sebagai gardu jaga, ” paragraf 3. Atau detil yang terdapat pada paragraf 12, “Pemandangan itu jadi hal menarik bagi anak-anak kecil, perempuan, dan pelajar yang bersekolah di sekitarnya. ” Maksud pada adegan ini terdapat pada paragraf pertama, “Markas ini menyimpan peluru kendali buat perlindungan daerah ini. ” Maksud kalimat ini adalah bahwa jika semakin meledaknya demonstrasi massa orang Aceh ini dan menyerang markas ini, maka berakibat fatal. Bisa jadi akan banyak persenjataan tentara Indonesia hilang atau bahkan dibomnya markas ini. Praanggapan “Simpang Kraft bagai lautan manusia,” kalimat ini bukanlah metafora belaka, namun yang awalnya adalah anggapan awal penulis, diperkuat dengan data bahwa massa menumpuk dalam radius 300 meter. Nominalisasi yang ada yaitu “Massa menumpuk dalam radius 300 meter. Jumlahnya terus bertambah dan tak kurang dari 10 ribu orang. Laki- laki, perempuan, dan anak-anak terus berdatangan secara bergelombang sejak pagi ,” paragraf 11 Struktur Mikro Sintaksis; Bentuk Kalimat, Koherensi, Kata Ganti Bentuk Kalimat aktif pada paragraf 7, “Di kantornya, Camat Marzuki Muhammad Amin sedang melakukan rapat persiapan pemilihan umum. ” Koherensi pembeda , “Jumlah tentara di Arhanud Rudal Cuma ada satu kompi. Mereka bersiaga di Simpang Kraft. Bersamaan masuknya tentara-