Analisis Teks Adegan 5 “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” Super Struktur Skematik

dari persimpangan jalan tersebut sekitar 500 meter ke arah dalam. Di sana terletak pasar, markas Koramil Krueng Geukeuh, kantor polisi, klinik kesehatan, kantor camat dan lapangan sepak bola. Bersebelahan berdiri pabrik pupuk PT Asean Aceh Fertilizer, ” paragraf 8. Elemen maksud terdapat di paragraf 13, “Penumpang mobil memaksa pergi ke Simpang Kraft. Alasannya, kedatangan mereka telah ditunggu. ” Maksud pada kalimat di atas lebih tersurat jelas karena diperjelas oleh kalimat berikutnya yang dinyatakan sebagai argumentasi. “Kawasan itu termasuk salah satu pusat industri Lhokseumawe…” paragraf 5. Dari praanggapan lokasi Kreung Geukeuh itu dipertajam dan diperkuat dengan premis dari kalimat selanjutnya “…sebab di sana berdiri pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Asean Aceh Fertilizer serta pabrik kertas PT Kertas Kraft Aceh .” Nominalisasi yang terdapat pada adegan 5 yaitu “Azhari berjalan kaki sejauh 100 meter ” paragraf 1, “Beberapa pria, tak sampai 10 orang…” paragraf 2. Struktur Mikro Sintaksis; Bentuk Kalimat, Koherensi, Kata Ganti Bentuk kalimat adegan ini adalah “Azhari menemukan massa sudah menumpuk di simpang empat Krueng Geukeuh ” paragraf 11 sekaligus kalimat deduktif yang menjadi inti dari adegan 5. Koherensi dengan konjungsi „tapi‟ banyak terdapat pada adegan 5, “Massa berdiri di sepanjang emperan toko. Tapi lebih banyak menumpuk di persimpangan. ” paragraf 9. Sedangkan kata ganti tetap masih menggunakan kata „mereka.‟ Struktur Mikro Stilistik; Leksikon Pada adegan 5 yaitu pemblokiran paragraf 1, pasukan elit paragraf 4, barikade paragraf 5, berseliweran paragraf 6, berderet paragraf 9, sweeping dan tentara Indonesia paragraf 10, mengekor paragraf 11. Struktur Mikro Retoris; Grafis dan Metafora Tidak ada grafis dalam adegan 5 ini. Sedangkan metafora yang ada sangat banyak, yaitu “Mereka berseragam kaos hitam berlambang burung walet ,” paragraf 4, bercakap lama, kartu indentitas paragraf 10, tentara berpakaian preman paragraf 12. Tabel 10. Kerangka Analisis Data Teks Adegan 5 Struktur Wacana Elemen Temuan Struktur Makro Topik Tema Kronologis peristiwa dari segala perspektif wartawan dan orang Aceh pada pukul 10.00 Super struktur skematik Skema Alur  Adegan ini dibuka oleh perjalanan Azhari yang harus berjalan kaki sejauh 100 meter dari PT. Pupuk Iskandar Muda dari pukul 10.00  Pukul 11.00, Azhari telah sampai di simpang Kreung Geukeuh, tempat massa pertama demonstrasi berada  Adegan ditutup dengan larangan iringan mobil Distrik Militer Aceh Utara yang ingin ke Simpang Kraft untuk lewat. Massa menghadangnya dengan parang Struktur mikro semantik Latar Situasi pemblokiran jalan yang melewati Kreung Geukeuh termasuk yang ingin ke Simpang Kraft diblokir oleh massa Detil Detil pemblokiran terlihat pada kalimat; “Pemblokiran jalan dilakukan massa sepanjang lima kilometer dari depan pabrik pupuk hingga ke desa Bungkah, dekat bandar udara Malikul Saleh. ” paragraf 1 Maksud “Penumpang mobil memaksa pergi ke Simpang Kraft. Alasannya, kedatangan mereka telah ditunggu. ” paragraf 13 Praanggapan “Kawasan itu termasuk salah satu pusat industri Lhokseumaw e…” paragraf 5 Kalimat selanjutnya dipertegas lagi bahwa di sana terdapat 3 pabrik besar sebagai tonggak utama Lhokseumawe Nominalisasi “Azhari berjalan kaki sejauh 100 meter” paragraf 1 Struktur mikro sintaksis Bentuk Kalimat Bentuk kalimat deduktif: “Azhari menemukan massa sudah menumpuk di simpang empat Krueng Geukeuh ” paragraf 11 Koherensi  Koherensi konjungsi kata „tapi‟ “Massa berdiri di sepanjang emperan toko. Tapi lebih banyak menumpuk di persimpangan. ” paragraf 9 Kata Ganti Tetap menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal „mereka‟ Struktur mikro stilistik Leksikon pemblokiran paragraf 1, pasukan elit paragraf 4, barikade paragraf 5, berseliweran paragraf 6, berderet paragraf 9, sweeping dan tentara Indonesia paragraf 10, mengekor paragraf 11. Struktur mikro Retoris Grafis - Metafora berseragam kaos hitam berlambang burung walet ,” paragraf 4, bercakap lama, kartu indentitas paragraf 10, tentara berpakaian preman paragraf 12.

6. Analisis Teks Adegan 6 “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” Super struktur Skematik

Jika adegan 5 memiliki alur dari perspektif Azhari, wartawan ANTARA maka skematik pada adegan 6 dilihat dari kinerja perspektif tiga wartawan RCTI dan Ali Raban. Peristiwa diawali ketika mereka menuju Kreung Geukeuh pada pukul 11.00. Jika Azhari telah mencapai simpang Kreung Geukeuh pada pukul 11.00, tidak dengan mereka. Mereka berempat masih dalam perjalanan menuju Simpang Kraft. Di tengah adegan dijelaskan bahwa mereka dicegat oleh massa, yang menanyakan identitas mereka sekaligus orang Aceh bersikap stereotip terhadap suku Jawa. Sempat terjadi perdebatan, namun teman Umar HN datang dan menolog. Mereka pun bergegas menuju Simpang Kraft, lokasi kedua massa dan lebih banyak dibandingkan di simpang empat Kreung Geukeuh. Struktur Mikro Semantik; Latar, Detil, Maksud, Praanggapan, Nominalisasi Latar adegan adalah latar peristiwa perjalanan mereka menuju simpang empat Kreung Geukeuh dan mendapat kendala karena jalan sudah diblokir. Pada paragraf 2, sangat dijelaskan latar peristiwa tersebut. Detil adegan 2 terlihat jelas pada paragraf 3, “Mereka melihat banyak laki-laki dengan parang, kayu dan batu besar di tangan. Wajah para laki-laki itu seperti marah, gusar dan tak sedikit yang beringas. ” Maksud terdapat pada paragraf 2 yang menunjukkan identitas profesi mereka, “Mereka dengan mudah dikenali sebagai wartawan.” Praanggapan pada adegan ini pengungkapan satu sebutan bahasa Aceh kasar terhadap tentara atau polisi Indonesia yang notabene-nya adalah suku Jawa. “Itu Pa’i juga,” ada yang menyeletuk juga di belakang ,” paragraf 11. Stereotipe “Pa‟i” tersebut ditujukan kepada wartawan RCTI yang berasal dari Jakarta. Nominalisasi dalam kalimat ini sangat jelas, “Di simpang empat Krueng Geukeuh, massa sudah mencapai jumlah 1.000-an, memadati jalan dan emperan toko. Kebanyakan laki-laki dewasa dan anak-anak, ” paragraf 4. Struktur Mikro Sintaksis; Bentuk Kalimat, Koherensi, Kata Ganti Sintaksis terdiri dari bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Terdapat bentuk kalimat aktif dan pasif pada adegan 6 tapi bentuk kalimat pasif inilah yang menonjol sebagai inti, “Keempat wartawan itu diantar ke Simpang Kraft dengan sepeda motor milik warga di sit

u,” paragraf 27. Koherensi konjungsi „tapi‟, “Walau banyak yang senang aksi mereka

diliput wartawan televisi, tapi tak sedikit juga yang memandang curiga pada mereka ,” paragraf 10.