Analisis Teks Adegan 9 “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft”
kondisi mengenaskan ,” paragraf 3. Detil ini menrincikan kondisi korban di
rumah sakit. Ada dua elemen maksud yang ada pada adegan 9 ini di antaranya,
“Sampai di situ para petinggi militer di Lhokseumawe belum mengetahui bahwa ada wartawan RCTI jadi saksi mata peristiwa itu
,” paragraf 16. Maksud kedua, “Mereka menganggap RCTI mengeluarkan berita bohong,”
paragraf 18. Kalimat pertama menerangkan ketika semua stasiun televisi swasta merelai siaran dari TVRI, mereka belum mengetahui kalau ada
wartawan yang menjadi saksi pembunuhan dari peristiwa tersebut. Sedangkan kalimat kedua menjelaskan anggapan dari masyarakat bahwa RCTI
menyiarkan fakta bohong karena merelai siaran dari TVRI tersebut.
Praanggapan
adegan 9 terletak di dialog Imam Wahyudi kepada redaksi RCTI di Jakarta, “Imam menelepon RCTI Jakarta. Beritanya Cuma satu. “Ada
kejadian mirip Santa Cruz di Aceh dan kalian harus segera follow-up …”
paragraf 6. Peristiwa Simpang Kraft ini sama dengan Santa Cruz yang terjadi
pada 12 November 1991, begitulah anggapan dari Imam. Nominalisasi,
“Azhari menyebutkan, belasan orang meninggal dan puluhan lain luka-luka,” paragraf 12, “Paling tidak, sudah 24 orang diketahuinya tewas dan puluhan
lainnya luka berat dalam peristiwa penembakan tadi siang ,” paragraf 13.
Struktur Mikro Sintaksis; Bentuk Kalimat, Koherensi, Kata Ganti Bentuk kalimat pasif
yang terdapat pada paragraf pertama, “Korban- korban penembakan di Simpang Kraft, dievakuasi ke beberapa rumah sakit
dan klinik sekitar Krueng Geukeuh, Batuphat, dan Lhokseumawe.
” Koherensi pembeda
yang membedakan dua hal yang berbeda namun satu peristiwa yang sama, secara kontras terdapat pada paragraf 11, “Imam terus bergerak mencari
data korban ke rumah sakit Cut Mutia di Lhokseumawe. Di sana situasinya lebih dahsyat. Korban lebih banyak. Hampir tak bisa tertampung. Mereka
ditidurkan di lantai lorong rumah sakit. Ironisnya, rumah sakit Kesrem milik Tentara Nasional Indonesia, yang bersebelahan dengan rumah sakit Cut
Mutia, justru sunyi. Pintu pagarnya tertutup dan tampak beberapa pasukan marinir berjaga di gardu.
”
Koherensi dengan
konjungsi „kausalitas‟ yaitu “Mereka merasa harus
segera mengamankan kaset rekaman Fipin dan Raban. Sebab itu merupakan gambar yang ekslusif yang pasti jadi incaran militer.
” Koherensi kausalitas lainnya, “Isi berita itu ditekankan pada pernyataan resmi militer Indonesia.
Juru bicara militer Mayor Jenderal Syamsul Muarif mengatakan tentara terpaksa menembak karena massa hendak menyerang markas Arhanud Rudal,
sehingga mereka bentrok dengan tentara yang berjaga ,” paragraf 17.
Kata Ganti yang digunakan tetap kata ganti orang ketiga jamak
„mereka‟, ditambah dengan kata ganti orang kedua tunggal „kau.‟ “Salah seorang anggota redaksi RCTI mengingatkan Imam,
“Kau harus segera pergi dari Lhokseumawe.
” paragraf 9. Serta terdapat kata ganti kata ganti orang kedua jamak „kalian‟, “… kalian harus segera follow up…” paragraf 6.
Struktur Mikro Stilistik; Leksikon Leksikal
yang dipilih Chik Rini antara lain tak bernyawa, digeletakkan paragraf 3, terpaku paragraf 5.
Struktur Mikro Retoris; Grafis dan Metafora Tidak ada grafis. Metafora adegan 9 yaitu tercium sangat kuat paragraf
3, Rintihan kesakitan terdengar di mana-mana, ditambah jerit tangis keluarga
korban yang mulai berdatangan ke rumah sakit. Suasana agak kacau ,”
paragraf 4, seperti orang linglung setelah kerja maraton paragraf 14, malam itu suasana Lhokseumawe terasa mencekam
paragraf 15.
Tabel 14. Kerangka Analisis Data Teks Adegan 9
Struktur Wacana
Elemen Temuan
Struktur Makro
Topik Tema Para korban pembantaian dilarikan ke rumah sakit
Super struktur skematik
Skema Alur
Di bagian awal adegan, para korban penembakan Simpang Kraft dibawa ke rumah sakit paragraf 1
Pada bagian isi adegan diceritakan tentang reportase dari Azhari dan empat wartawan RCTI di
rumah sakit serta persaingan akan berita eksklusif Simpang Kraft yang masuk ke dalam media
nasional
Adegan ditutup dengan adanya pengiriman kaset rekaman kepada pihak RCTI, Associated Press, dan
Reuters Struktur mikro
semantik
Latar Latar adegan 9 ini adalah latar peristiwa ketika
korban-korban dilarikan ke rumah sakit
Detil
“Perempuan, anak-anak, laki-laki tua, anak muda tewas dengan kondisi mengenaskan
,” paragraf 3 Dari latar tersebut, dijelaskan pula selanjutnya
kondisi dari korban Simpang Kraft
Maksud
“Mereka menganggap RCTI mengeluarkan berita bohong
,” paragraf 18 RCTI telah merelai beritanya dari siaran TVRI tapi
orang Aceh mengangganpnya itu adalah berita RCTI. Padahal wartawan RCTI menjadi saksi dari
pembunuhan tersebut
Praanggapan
“…Ada kejadian mirip Santa Cruz di Aceh dan kalian harus segera follow-up
…” paragraf 6 Peristiwa Simpang Kraft ini dianggap oleh Imam
Wahyudi sama seperti yang terjadi di Timor Timur pada 12 November 1991, di mana tentara Indonesia
membubarkan massa dengan cara menembaki mereka
Nominalisasi
“Paling tidak, sudah 24 orang diketahuinya tewas dan puluhan lainnya luka berat dalam peristiwa
penembakan tadi siang ,” paragraf 13
Struktur mikro sintaksis
Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat pasif: “Korban-korban penembakan di Simpang Kraft,
dievakuasi ke beberapa rumah sakit ….” paragraf 1
Koherensi
Koherensi pembeda: “…Ironisnya, rumah sakit Kesrem milik Tentara
Nasional Indonesia, yang bersebelahan dengan rumah sakit Cut Mutia, justru sunyi
paragraf 11
Koherensi konjungsi „kausalitas‟:
“Mereka merasa harus segera mengamankan kaset rekaman Fipin dan Raban. Sebab itu
merupakan gambar yang eksklusif yang pasti jadi incaran militer” paragraf 11
Kata Ganti
Kata ganti orang ketiga tunggal „mereka‟ dan kata ganti orang pertama kedua tunggal „kau‟, “… Kau
harus segera pergi dari Lhokseumawe, ” paragraf 9
Kata ganti orang kedua jamak „kalian‟, “
“… k
alian harus segera follow up…” paragraf 6
Struktur mikro stilistik
Leksikon
tak bernyawa, digeletakkan paragraf 3, terpaku
paragraf 5 Struktur mikro
Retoris
Grafis
-
Metafora
tercium sangat kuat paragraf 3, Rintihan kesakitan
terdengar di mana-mana, ditambah jerit tangis keluarga korban yang mulai berdatangan ke rumah
sakit. Suasana agak kacau ,” paragraf 4, seperti
orang linglung setelah kerja maraton paragraf 14,
malam itu suasana Lhokseumawe terasa mencekam paragraf 15