BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH TINJAUAN PUSTAKA

2. Untuk mengetahui dimensi kognisi sosial dan konteks sosial yang terdapat dalam wacana pemberitaan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft ” di Majalah Pantau. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan wacana keilmuan tentang gejala sosial yang terjadi sehari-hari di sekitar kita. Seperti, peristiwa-peristiwa yang luput dari perhatian kita dan hilang begitu saja dari sejarah, sama halnya seperti peristiwa Simpang Kraft ini.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi akademisi, praktisi, mahasiswa jurnalistik dan kepada pembaca pada umumnya serta dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Khususnya bagi mahasiswai jurnalistik yang ingin mempelajari jurnalisme sastrawi. Dengan membaca “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” karya Chik Rini ini kita dapat mempelajari empat elemen jurnalisme sastrawi yang dikemukakan oleh Tom Wolfe.

D. METODOLOGI PENELITIAN 1. Paradigma Penelitian

Lexy J. Moleong yang mengutip pernyataan Bogdan dan Bilken menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan proposisi yang mengarahkan cara berpikir dalam penelitian. 7 Maksudnya, paradigma merupakan salah satu metode atau cara berpikir yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian baik itu pra maupun pasca penelitian. Paradigma ini dilakukan supaya peneliti tidak keluar dari jalur cara berpikir penelitiannya. Dalam studi mengenai bahasa, ada beberapa paradigma dalam analisisnya yaitu paradigma positivisme-empiris, paradigma konstruktivisme dan paradigma kritis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Dalam paradigma konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. 8 Paradigma konstruksionis memperhatikan interaksi kedua belah pihak, komunikator dan komunikan untuk menciptakan pemaknaan atau tafsiran dari suatu pesan. Paradigma konstruktivis menekankan pada politik pemaknaan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran 7 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda karya, Cetakan kedelapan 1997 h. 30 8 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKiS,Cet VII Februari 2009, h. 5 tentang realitas. Paradigma ini memandang kegiatan komunikasi sebagai proses yang dinamis. Titik perhatian tidak terletak pada bagaimana seseorang mengirimkan pesan, melainkan bagaimana masing-masing pihak yang terlibat dalam lalu lintas komunikasi produksi pesan tersebut dan mempertukarkan maknanya. Dalam paradigma konstruktivisme ini adalah cara berpikir bagi peneliti dalam penelitiannya, bahwa segala peristiwa maupun berita yang ada tidak lahir sebagai realitas murni saja namun di balik realitas peristiwa yang dibangun terdapat orang-orang tertentu yang turut mengkonstruksi berita. Oleh karena itu, analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Maka, dalam penelitian ini ingin mengetahui lebih jauh dari wacana yang terbentuk dalam peristiwa Simpang Kraft tersebut.

2. Metode Penelitian

Sebagai karya ilmiah, setiap pembahasan menggunakan metode untuk menganalisa dan mendeskripsikan suatu masalah. Metode itu sendiri berfungsi sebagai landasan dalam mengelaborasi suatu masalah, sehingga suatu masalah dapat diuraikan dan dijelaskan dengan gamblang dan dapat dipahami. Bogdan dan Taylor yang dikutip Lexy J.Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 9 9 Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 3 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pisau analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A. van Dijk. Pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. 10 Sedangkan analisis wacana didefinisikan sebagai suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. Metode analisis wacana berbeda dengan analisis isi kualitatif yang lebih menekankan pada pertanyaan apa what, analisis wacana lebih melihat kepada bagaimana how dari suatu pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi bagaimana juga pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa 11

3. Tahapan Penelitian a.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya: a Observasi Teks Observasi atau pengamatan langsung dilakukan kepada teks yang akan diteliti. Dalam pengertian psikologik, observasi atau disebut 10 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2007, h.23 11 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h.68 dengan pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. 12 Maka kegiatan observasi ini dilakukan dengan cara mencari dan menghimpun berita “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft.” b Wawancara Wawancara dilakukan sebagai metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari narasumbernya. 13 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan terstruktur atau tersusun sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu. Wawancara ini dilakukan sebagai pendukung bagi kognisi sosial serta konteks sosial dalam analisis wacana van Dijk. Dalam hal ini, wawancara dilakukan kepada tiga orang yang berkepentingan dalam skripsi ini. Pertama, kepada Chik Rini selaku wartawan sekaligus penulis “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft.” Wawancara ini sangat diperlukan karena untuk mengetahui unsur kognisi sosial atau mental dari wartawan dalam memilih isu tersebut serta situasi ketika ia menuliskannya. Kedua, Andreas Harsono sebagai penanggung jawab dari M ajalah Pantau dan editor dari naskah “Sebuah Kegilaan di Simpang Kr aft.” Ketiga, Imam Sofwan selaku redaksi dari 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet Ke-5, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, h. 133 13 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya , Bandung: Rosdakarya, 2006, h. 35 Yayasan Pantau untuk mengetahui sejarah perkembangan Majalah Pantau hingga menjadi Yayasan Pantau seperti sekarang ini. c Dokumentasi Dokumentasi dapat dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai bentuk data tertulis buku, majalah, atau jurnal yang terdapat di perpustakaan, internet atau instansi lain yang dapat dijadikan analisis dalam penelitian ini. Peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan analisis wacana.

b. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian untuk dianalisis dan diberikan interpretasi dengan cara mengklasifikasikannya dengan kerangka teori kemudian disimpulkan. a. Analisis Data Setelah data diperoleh, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data. Setelah diperoleh wacana yang akan dianalisis, maka sebagai rujukan adalah dengan menggunakan analisis wacana model Teun van Dijk yang terdiri dari tiga elemen yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Dari beberapa teknik analisis data, peneliti merasa perlu meneliti wacana dengan menggunakan teknik van Dijk. Karena selain menganalisis dari struktur teks, analisa ini juga menukik kepada elemen kognisi sosial mental wartawan dalam memahami peristiwa serta konteks sosial menganalisa wacana yang berkembang di masyarakat. Teknik ini dirasa cocok dibandingkan dengan analisis wacana discourse analysis lainnya yang lebih mengarah kepada ideologi yang dikemukakan oleh Norman Fairclough atau tentang kekuasaan kaum mayoritas kepada kaum minoritas oleh Theo Van Leewen dkk. Karena dalam penelitian ini, lebih ingin membongkar mengenai konstruksi realitas dalam dimensi wacana teks berita tersebut, serta dengan kedua unsur wacana van Dijk lainnya. Dalam teknik analisis wacana van Dijk ini, terdapat tiga elemen ini yaitu, pertama, dimensi teks yang terdiri dari struktur makro, yaitu makna global dari suatu teks yang dapat diamati dati topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks, elemennya adalah tematik. Superstruktur, yaitu kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, elemennya adalah skematik. Struktur mikro, makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks, elemennya adalah semantik, sintaksis, stalistik dan retoris. Kedua, yaitu kognisi sosial yaitu bagaimana wartawan atau penulis mengetahui dan memahami peristiwa yang sedang digarapnya. Ketiga, konteks sosial yaitu mengetahui apa yang sedang terjadi di masyarakat, dan dampak di masyarakat setelah adanya pemberitaan tersebut.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA Center for Quality Development and Assurance Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan dalam penyusunan skripsi ini, sebelum peneliti menyusunnya lebih lanjut maka terlebih dahulu, peneliti menelusuri koleksi skripsi-skripsi di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi FIDKOM dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta. Maksud pengkajian ini adalah agar data diketahui bahwa apa yang diteliti sekarang tidak sama dengan skripsi-skripsi sebelumnya. Di kedua perpustakaan tersebut, banyak skripsi yang menggunakan analisis wacana van Dijk sebagai pisau analisisnya. Namun, tidak banyak yang menggunakan paradigma konstruktivis sebagai cara berpikir. Selain itu, tidak ada objek penelitian yang menggunakan teks genre jurnalisme sastrawi. Adapun beberapa tinjauan pustaka tersebut ialah: 1. Skripsi karya Sofwan Tamami 104051101959, mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi FIDKOM UIN Jakarta Angkatan 2004 dengan judul “Analisis Wacana Pemberitaan Film FITNA Karya Geert Wilders di Harian Umum Republika Edisi 29- 4 April 2008.” Perbedaan skripsi ini dengan yang diteliti terletak pada objek penelitiannya. Skripsi Sofwan meneliti pemberitaan Film FITNA karya Greert Wilders dan kelebihannya yaitu pada paradigma penelitian yang digunakan. 2. Skripsi karya Yul Shella K.A. 105051001992, mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi FIDKOM UIN Jakarta dengan judul “Analisis Wacana Berita Pemilu 2009 Pada Harian Seputar Indonesia: Studi Pemberitaan KPU Sebelum Pemilu Legislatif.” Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti. Yul Shella meneliti berita Pemilu 2009 di Harian Seputar Indonesia. 3. Skripsi karya Astri Putriyani 103051028444, mahasiswi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi FIDKOM UIN Jakarta dengan judul “Analisis Wacana Rubrik “Media dan Kita” Majalah UMMI Edisi Juli-Oktober 2009.” Perbedaannya tetap pada objek yang diteliti yaitu Rubrik “Media dan Kita” Majalah UMMI. Kelebihannya, waktu penelitian dari Juli- Oktober empat bulan adalah waktu yang lama.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara sistematis penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Setiap bab terdiri dari sub-sub yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjaun pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Teoritis menguraikan mengenai kajian teoritis mengenai analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun van Dijk dengan rincian pengertian dari discourse analysis analisis wacana serta skema model wacana van Dijk. Dilanjutkan dengan konseptualisasi berita dan penjelasan genre jurnalisme sastrawi. Bab III Gambaran Umum Majalah Pantau memaparkan mengenai sejarah berdiri dan perkembangan Majalah Pantau, visi dan misi Majalah Pantau, struktur organisasi Majalah Pantau dan Yayasan Pantau, rubrikasi Majalah Pantau, alur kinerja redaksi Majalah Pantau serta konsep-konsep umum pada Majalah Pantau yang ditemukan peneliti dalam sumber-sumber pendukung. Selain itu juga, peneliti memberikan gambaran umum mengenai profil Chik Rini dan sinopsis dari naskah “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft.” Bab IV Hasil Penelitian ini berisi mengenai penjelasan hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam penelitiannya. Bab V Penutup ini berisi kesimpulan dan saran dari peneliti mengenai hal-hal yang telah dibahas oleh peneliti dalam skripsi ini.